01. Kiss : Prolog I

3.6K 357 13
                                    

→ ᴥ ←

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

→ ᴥ ←

No Plagiat - Please

→ ᴥ

Rembulan menggantung di atas langit, menampakkan keindahannya. Udara yang menusuk kulit, tidak membuat semua orang bergulung nyaman di dalam ruangan. Jalanan dipadati oleh benda bergerak yang di dalamnya terdiri dari mesin teknologi super canggih.

Sebuah motor sport melesat membelah angin. Meliuk-liuk menghindari beberapa mobil yang menghalangi jalan. Menyalip lincah di antara banyaknya kendaraan. Ditariknya tuas rem ketika sampai di sebuah daerah terpencil di kota Seoul.

Decitan panjang membuat ngilu kuping bagi siapa saja yang mendengar. Roda motor meninggalkan bekas panjang beberapa meter di aspal, hingga sebuah kaki jenjang terbalut sepatu boot sebetis menginjak daratan.

Rambut hitam panjangnya tergerai indah ketika melepas alat pelindung kepala. Sorot mata tajamnya mengawasi area sekitar dengan tatapan waspada. Tak banyak motor dan mobil berjajar rapi.

"Sepertinya sudah mulai ya? Apa aku terlambat?"

Ringisan tertahan keluar dari belahan bibir ranumnya. Menurunkan standar, mengunci stang motor. Tubuh semampai gadis itu berjalan menuju tempat yang menjadi tujuannya datang ke daerah ini. Mengunjungi sebuah bangunan yang jauh dari keramaian Ibukota.

Masuk ke dalam gang sempit. [Name] menatap baik-baik benda tipis berbentuk persegi panjang di tangannya. Sebuah kartu, terlihat seperti kartu biasa. Tidak ada yang istimewa, tetapi bila ditelaah fungsinya. Banyak sekali kegunaan yang bisa digunakan sesuka hati.

[Name] menoleh ke arah sekeliling. Yang didapatinya hanyalah suasana hening. Semakin masuk ke dalam. Ia bisa menemukan sebuah aktivitas yang biasa dilakukan orang-orang bawah tanah.

Pandangan [Name] lurus ke depan. Lagipula tidak akan ada yang memperhatikan seseorang sampai sebegitu detailnya. Mereka lebih suka melakukan transaksi bersama para pelanggan atau memburu barang yang diinginkan.

Seperti perkiraannya tentang klub malam yang tersembunyi. Dugaan [Name] semakin menguat ketika tiba di sebuah pintu. Tak ada penjaga-penjaga besar yang biasanya akan sigap mengusir orang-orang yang tak perlu. Hanya ada dua orang lelaki ber-tuxedo rapi yang menanyakan sebuah kartu.

"Maaf, kartu Anda, Nona?"

[Name] mengeluarkan kartu yang tadi sempat menarik atensi. Mereka mempersilahkan masuk. Tempat ini memang klub malam tertutup yang hanya menerima orang-orang yang mampu membayar. Membayar keanggotan tentunya, bukan sekadar membayar minuman dan cemilan.

Dentuman musik dengan sorot lampu warna-warni bergerak mengitari lantai dansa. Orang-orang dengan baju kekurangan bahan berjoget-joget tak jelas di sana. Belum lagi pencahayaan yang temaram dan aroma yang tercampur dari keringat, parfum, serta alkohol menebus ke indera penciuman.

01. THIEF¹ || YOOJIN || LOOKISMOnde histórias criam vida. Descubra agora