Behave, Daddy I

3.7K 52 15
                                    

YOOOO…

MERAYAKAN 500 POLOWERSSS, AUTHOR AKAN MELANJUTKAN CERITA DARI VICTIMS PREDATOR INI. SEMOGA SUKA, MUEHEHEHE.

ENJOY, HAPPY READING.



“bye Eve…!!!” Teriak Gina dari dalam mobil. Nampak keluar Evelyn sambil menenteng tas berisi alat-alat yang ia pakai sebelumnya pada Arya. Evelyn turun dari taksi yang ia tumpangin dengan wajah yang sumringah, mengabaikan tatapan para pengerja jalan yang menatapnya dengan tatapan terkejut. Kostum perawat yang menempel ketat membuat ia menjadi pusat perhatian dalam gedung itu.

Sebenarnya merupakan hal yang lumrah jika perempuan-perempuan yang mendatangi gedung ini, datang dengan pakaian yang cukup mencengangkan. Terpampang besar di atas gedung tulisan “CL Taylor” menandakan bahwa di dalam gedung ini, aktivitas yang berkaitan dengan fashion merupakan hal lazim terjadi selama pintu itu terbuka.

Saat Evelyn mendorong pintu berwarna silver itu ke depan, nampak ke dalam suasana yang cukup ramai. Keramaian yang tercipta dari banyaknya perempuan yang lalu lalang melewati meja lobi, berjalan naik turun tangga, keluar masuk lift. “wuffh… cukup ramai hari ini” gumamnya pelan. “oh iya, kan ada event besar hari ini” ujarnya teringat sesuatu. Harusnya ia membawa beberapa model jahitan serta kain, tapi karena harus berurusan dengan Arya, sehingga ia tidak bisa mengambil itu di apartemennya. Lagipula ia sudah meminta izin pada madam Claire, seharusnya tidak lah menjadi masalah. Bicara tentang madam Claire, sepertinya Evelyn perlu melaporkan beberapa hal tentang cutinya sebagai pertanggungjawaban. Ia lalu berjalan melewati meja resepsionis lalu tertahan akibat panggilan seseorang.

“hey Eve, Eve, oi”

Evelyn menengok ke samping dan mendapati seorang perempuan berambut cokelat yang tengah membawa beberapa tumpukan baju di tangannya. “where the fuck have you been huh?” ujarnya dengan tatapan yang agak kesal dan menyelidik Evelyn yang berpakaian bak suster yang baru saja dilecehkan. Tatapannya melotot, sementara mulutnya menganga ke bawah.

“mengurus beberapa hal…” ucap Evelyn enteng sambil berlalu menuju ke lift. “h-hey wait… tunggu Eve” panggil wanita itu berusaha mengejarnya dengan sepatu hak tinggi yang nampak menyulitkan kaki jenjangnya melangkah satu demi satu.

Sembari menunggu lift turun, Evelyn menatapi wanita yang tengah berlari bak orang gila mengejarnya. Setelah sampai, ia berusaha memperbaiki beberapa baju yang agak bergeser dari tangannya.

*Ting…!!!

Mereka berdua masuk ke dalam lift itu, Evelyn langsung menutup pintu lift tanpa peduli ada orang yang tengah mengejar pintu lift yang terbuka itu.

“you’re so mean bitch” ungkap wanita itu mengangkat baju
“dan kau mirip Hussain bolt tadi ketika berlari” balasnya agak menahan tertawa. Ia menegok ke samping, memperhatikan tumpukan baju-baju berbahan tebal yang yang tentang dengan hanya menggunakan tangan kanan saja. “eum… need a help Alice?” tanya Evelyn menawarkan bantuan.

“oh, yeah, sure… pleasure” ungkap wanita bernama Alice itu. Ia menarik beberapa helai baju yang masih bergantung di dalam hanger dan memberikan pada Evelyn.

“eum… u didn’t answer my question back there Eve” tanya Alice.

Evelyn mengernyitkan dahinya. “pertanyaan apa?” tanya nya bingung.

“oh ya Tuhan, kamu dari mana aja? Sejak kemarin tidak kelihatan” tanya Alice.

“ouw… mengurusi beberapa hal” ucapnya singkat.

*Ting…!!!

Bunyi Bell lift berbunyi. Evelyn langsung saja keluar, meninggalkan Alice yang menatapnya penasaran. “tu-tunggu, urusan apa yang membuat kamu tega-teganya mengabaikan aku sehingga proyek ini aku yang kerjakan sendiri?” ujar Alice kesal.

VICTIMS PREDATORWhere stories live. Discover now