"Mmpphh!!"

Keterkejutan Jaehyuk dimanfaatkan dengan baik oleh Jeongwoo. Dengan lihai lidahnya menerobos bibir Jaehyuk dan menginvasi mulut si manis.

Kedua tangan Jaehyuk meremat bahu Jeongwoo. Mereka masih di kampus! Besar kemungkinan akan ada yang melihat.

"Je- stop! Kita- hhh masihhh di kampus!"

"Terus kenapa?"

Dahi Jaehyuk membentuk sudut siku-siku. Jemarinya mencubit lengan Jeongwoo. "Masih tanya kenapa?!"

"Gimana kalau keliatan? Nanti warga kampus berisik banget dan aku gak mau kuliahku diganggu begituan."

Jeongwoo terkekeh. "Bukan takut pesona suaminya yang berbadan atletis dan lagi keringatan keliatan orang lain?"

"Jeongwoooo...!!"

Tanpa sadar Jaehyuk merengek dan menjadi pemandangan lucu bagi Jeongwoo.

Bukan tanpa alasan Jeongwoo mencium Jaehyuk di kampus. Itu salah Jaehyuk sendiri yang sudah membuat Jeongwoo cemburu.

Di siang yang panas terik setelah berkutat dengan dosen menyebalkan, Jeongwoo disuguhi pemandangan Jaehyuk yang dengan santainya mengobrol dalam rangkulan seorang kakak tingkat.

Bahkan Jaehyuk membiarkan rambutnya diusap oleh tangan si kakak tingkat itu. Lalu sebelum berpisah, Jaehyuk memberinya senyum manis dan lambaian.

Park Jeongwoo yang posesif karena terlalu mencintai Park Jaehyuk jelas tidak rela melihatnya.

Membiarkan orang lain melihat betapa indahnya sang istri—apalagi tubuhnya—adalah mimpi buruk bagi Jeongwoo.

Karena itu saat mendengar ucapan Jaehyuk tadi, Jeongwoo segera menghentikan aksinya. Dengan cepat ia merapikan penampilan Jaehyuk dan segera membawa Jaehyuk keluar area kampus.

Melajukan mobil dengan kecepatan tinggi hingga mendapat protesan dan teriakan dari Jaehyuk, namun tidak di pedulikan olehnya.

Begitu mobil berhenti di garasi mansion, Jeongwoo segera keluar dan menggendong Jaehyuk ala bridal.

Seolah dikejar anjing, Jeongwoo berlari sekencangnya menuju kamar mereka, membuatnya kembali mendapat teriakan dari Jaehyuk kali ini ditambah beberapa pukulan.

"Park Jeongwoo kamu ngapain?! Jangan lari!!" teriaknya dengan tangan melingkari erat leher si dominan. Alhasil teriakan yang tidak bisa dibilang pelan itu langsung menusuk indra pendengaran Jeongwoo.

"Jeongwoo! Aku takut jatuh, kamu jangan lari!!"

"Jeong- mmphh!"

Serangan kedua terjadi.

Jeongwoo segera membanting Jaehyuk ke kasur, mengukung tubuh si manis dan langsung membungkamnya dengan ciuman.

Ciuman kali ini terburu-buru dan menuntut. Memaksa Jaehyuk diam di posisinya meski dadanya mulai kehabisan oksigen.

Kedua tangannya dicekal kuat dan ditahan di sisi kepala. Tubuh Jeongwoo makin turun dan menempel dengan tubuh Jaehyuk.

Lututnya dengan sengaja menekan selangkangan Jaehyuk, menimbulkan jeritan tertahan dari si manis.

"Kebetulan aku udah makan siang tapi belum makan dessert."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Posisi || TreasureHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin