"Lagi ngapain kak?"
Sapaan pagi Jaehyuk mengejutkan Jihoon hingga si Park nyaris menjatuhkan gelas di tangannya.
"Lagi ngelipet piring, Je. Untung gak ke las piringnya pas lu tiba-tiba datang."
Jaehyuk menjawab dengan kekehan dan maaf singkat. Lalu melanjutkan jalannya menuju kulkas. Tenggorokannya haus setelah acara rebahannya di kamar setelah sarapan.
"Gimana kuliah lu, Jae?" Jihoon membuka obrolan duluan. Aneh rasanya jika hanya diam saja saat sedang bersama salah satu penghuni mansion.
"Baik. Dosennya kali ini gak rewel tapi ngeselin liat kumisnya panjang sebelah."
Tawa Jihoon dan Jaehyuk terdengar setelahnya. Jaehyuk menambahkan, "gemes banget pengen benerin. Mana kinclong banget kepalanya kalau kena matahari."
"Gak sekalian kalau ngomong suka bikin hujan dadakan?"
Entah di mana lucunya, tapi keduanya kembali tertawa. Obrolan kecil di jam 1 siang ditemani minuman dingin, benar-benar menyegarkan Jaehyuk dari rebahannya.
Jaehyuk duduk di salah satu kursi dan memperhatikan kegiatan Jihoon sambil mengobrol ringan dengan si Park.
Tak jauh darinya, Jihoon masih sibuk meracik jus jeruk. Sampai mata Jaehyuk memicing, meneliti sesuatu. Jihoon memasukkan suatu bubuk ke dalam salah satu gelas dan Jaehyuk tau benar apa itu.
"Jangan bilang lu mau bikin Yedam melek semaleman kak?"
Jihoon mendengus lalu dengan bangga menjawab, "jelaslah!"
Jaehyuk—bahkan semua penghuni mansion—mengerti jika Jihoon sangatlah tergila-gila dengan Yedam. Menyerahkan nyawa untuk Yedam pun akan diiyaka tanpa pikir panjang olehnya.
Tapi satu hal yang—sejujurnya—terkadang membuat yang lain khawatir adalah Yedam yang selalu begadang untuk memuaskan Jihoon. Tentunya semua khawatir, walau Yedam sendiri terlihat baik-baik karena bagaimana pun juga Yedam masih laki-laki.
"Awas aja kalau sampe gue punya ponakan, gue harus selalu diizinin nengok ya kak."
Tidak adanya jawaban buat Jaehyuk menoleh. Mungkin Jihoon tidak terlalu memperhatikan ucapannya karena pikirannya terbang entah kemana dan lagi mulutnya sedang mengunyah.
"Jus nya mau lu taro mana kak?"
"Kulkas. Jangan sampe yang lain minum, ini khusus buat Yedam. Udah gue ke pojokin gelasnya."
Anggukan yang jadi jawaban. Jaehyuk tak ambil pusing, toh dirinya tidak akan terjebak dan jangan sampai Jeongwoo terjebak.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Suara kecupan menggema memenuhi ruangan. Karena hanya keduanya di ruangan tersebut, si dominan bisa dengan jelas mendengar nyaringnya kecupan ataupun desahan tertahan si submisif.
Kedua tangannya mengukung si submisif, membuat si manis terhimpit karena tubuh keduanya menempel sementara di belakangnya adalah tembok.
"Je- stop- mhh!"
Jeongwoo menulikan pendengarannya. Kecupan-kecupan ganas darinya di bibir Jaehyuk makin menjadi. Tidak peduli keduanya ada di perpustakaan kampus.
Kedua tangannya melingkar erat di pinggang ramping Jaehyuk. Satu tangannya naik menekan tengkuk Jaehyuk, memperdalam ciumannya.
YOU ARE READING
Posisi || Treasure
FanfictionMereka yang pacaran. Mereka yang jalanin. Kok orang-orang yang ribet?! "Selagi kepala lo masih nyambung sama leher, lo diem deh." "Don't nilai book dari cover nya, bro." "Bubar lo pada, sebelum gue patahin leher kalian☺" ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ Bxb konten Little...
