Prolog

5 2 1
                                    


Kraaak... Kraakkk ... Kraakkk ...

Kraaakkk... Kraakkk ...

Kraakkk

Suara burung gagak hitam bersahut-sahutan. Terbang mengelilingi desa. Sejak kematian Asih yang terjadi secara tidak wajar, seluruh penduduk desa selalu mengalami malam-malam yang mencekam. Mengerikan!

Walaupun kematian Asih sudah menginjak tujuh hari, tapi setiap malamnya terasa mencekam. Sebagian dari warga desa sudah pindah ke kota, karena tak tahan dengan teror.

Di tempat lain, ronda sedang berlangsung. Bagi para lelaki di desa itu, mendapat giliran jaga adalah sebuah musibah. Namun, apa mau dikata, mereka harus patuh dengan kebijakan yang ada.

"Jo, Tarjo. Nanti kita keliling desa barengan saja."

"Iyo, iyo, Wir. Ojo kuatir."

"Jaga berdua kayak gini, sama aja kayak uji nyali, Jo," jawab Kawir.

Keduanya belum beranjak dari pos ronda. Hari semakin malam, dengan hati ketar-ketir, berbekal senter, keduanya berkeliling. Berjalan berdekatan, karena merasa takut.

"Jo, aku pengen buang air kecil nih. Anterin, ya!" rengek Tarjo.

"Ya wis, ya wis. Di situ aja. Di semak-semak. Cepetan !"

"Ojo ditinggal, Wir."

Dengan cepat, Tarjo berada di tengah-tengah barisan semak-semak. Menaikan sarung, lalu menurunkan reseleting celananya.

Kraaaak! Kraaakk! Kraaaakk!

Kraaak! Kraaaakk! Kraaaakkk!

Seekor burung gagak hitam bertengger di atas pohon Asam. Membuat bulu kuduk Tarjo merinding hebat. Cepat-cepat ia menyudahi kesibukannya.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang seperti menginjak dedaunan kering. Disusul bau busuk setelahnya.

"Wir! Kawir! Ojo guyon, Wir. Ora lucu!"

"Wir!"

Hening.

"Bau apa ini? Busuk!"

Dengan hati ketar-ketir, Tarjo memberanikan untuk mencari sumber bau busuk itu. Dari seluruh penjuru arah, bau busuk itu tertuju pada sumur tua.

Tarjo mendekati sumur sembari mengumpulkan nyali. Tangannya gemetar tak karuan. Mual dan getaran hebat langsung menyergapi tubuhnya. Tarjo sibuk menahan nafasnya ketika senternya tak sengaja menangkap salah satu pemandangan yang tak asing.

Tarjo mencoba merunduk. Mencoba melihat lebih jelas sesuatu yang mengambang di atas air sumur.

"A-a-asiiiiiih!"

"Mayaaaaaaaaaaaattt!"

Tarjo berlari terbirit-birir. Tak memperdulikan alas kakinya tertinggal begitu saja.

     
                                  O○O

Halo! Selamat datang di Sang Penari. Nikmati ceritanya, ya! Jangan berhenti sampai disini karena bab berikutnya pasti lebih menegangkan!

Jadi, ayo coba scrool2 lagi di bab berikutnya. Dijamin menarik, kok!

Jangan lupakan vote😉

Terimakasih^^

DATANG!!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن