Merah

271 44 17
                                    

IRIDENCENT: Mejikuhibeniu

Wang Yibo*Xiao Zhan

story by oishielmo

.

.

.

Kebiasaan bangun di pagi buta—bahkan sebelum matahari menyapa, menarik kesadaran Xiao Zhan dari alam bawah sadar. Sepasang mata rusa perlahan terbuka, disilaukan cahaya pucat lampu neon di langit-langit ruangan.

Enggan bergeming, tubuh telanjang berbalut seprai aroma deterjen dan bau lain—sisa kegiatan tadi malam. Tidak Xiao Zhan dapati lagi, seorang lelaki yang bahkan tidak ia kenali. Sosoknya digantikan oleh lembaran kertas. Tangan bergerak meraih kertas tersebut untuk dimasukkan ke dalam tas. Tubuhnya dipaksa bangkit, mengecek arloji di ponsel lipat yang disimpan dalam tas. Beberapa rintihan meluncur mulus dari bibirnya sambil duduk di tepi kasur seraya mengenakan celana.

Bangun pagi dan mendapati diri di salah satu kamar asing hotel murah bukan kali pertama bagi Xiao Zhan. Nyaris beberapa kali, bisa dikatakan berkali-kali. Mengurungkan keinginan untuk mandi, Xiao Zhan bergegas berpakaian dan pergi, tak lupa barang pribadi berupa tas dan hasil kerja malam tadi ia sematkan di bahu sebelah kiri. Tagihan kamar ini sudah dibayar cash oleh lelaki yang malam tadi menjadi pelanggannya, jadi Xiao Zhan tak perlu membayar lagi.

Jam kerjanya sudah selesai, Xiao Zhan pulang karena di sebuah tempat yang ia sebut rumah, seseorang sudah menanti.

***

"Aku pulang!"

"Selamat datang!"

Peluk cium menyambut kedatangan Xiao Zhan. Merona parasnya usai bibirnya dicium singkat, menjalar kehangatan ulah lengan yang memeluk pinggangnya mesra.

"Mau mandi apa makan dulu?" tanya lelaki dengan celemek biru.

"Mandi saja,"

Satu kecupan didaratkan lagi oleh Wang Yibo—si lelaki yang memakai celemek biru di pipi kiri Xiao Zhan. Ia terkekeh lembut setelahnya pergi ke kamar mandi.

Beralih duduk di depan meja menghadap makanan. Atensi Wang Yibo sering melirik ke pintu kamar mandi. Agak lama Xiao Zhan menghabiskan waktu untuk membersihkan diri sudah menjadi kebiasaan. Lamanya waktu mandi Xiao Zhan kadang dibandingkan Wang Yibo seperti mandinya seorang gadis perawan. Senyum tipis, atau bibir cemberut adalah respons dari si lelaki. Berbalas pelukan hangat oleh Wang Yibo. Lelaki dengan gigi kelinci itu, baginya lelaki paling polos di dunia.

Sekian menit, pintu kamar mandi dibuka. Keluarlah Xiao Zhan dengan kemeja biru polos lengannya digulung sampai siku, celana selutut dengan handuk kecil tersemat di bahu. Xiao Zhan sesekali mengelap rambutnya yang masih basah dengan handuk. Bergabung duduk depan meja sambil bersila menghadap Wang Yibo.

"Kau yang memasak ini?" tanya Xiao Zhan, nadanya terdengar kagum.

"Ya, ada yang keasinan, tapi tidak terlalu asin." Wang Yibo melirik tumis kangkung di mangkuk, Xiao Zhan mengambilnya dengan sumpit.

"Memang sedikit asin." komentarnya, berpindah ke makanan yang digoreng bentuk pipih di atas piring keramik putih. "Tapi telurnya hambar, sedikit, jadi bisa menetralisir." Xiao Zhan menambahkan saos tomat di atas telur dadar, lalu dibagi dua dengan Wang Yibo.

Keduanya pun sarapan. Menunya sederhana saja, namun kebersamaan lah yang membuatnya terasa mewah. Tak pernah melewatkan moment berbagi suap. Melempar senyum berujung tawa. Begitu selesai, Wang Yibo mencuci piring, membersihkan dapur. Xiao Zhan bagian memasak, tetapi kali ini tugas keduanya dilakukan Wang Yibo. Menolak Xiao Zhan saat ingin membantunya, dengan senyum, Wang Yibo mempersilakan lelaki itu duduk manis sambil melihatnya bekerja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang