05

2.1K 394 19
                                    

[ Bayanganku]
____________________

Bulan menggantung cerah di langit malam, bintang pun tidak kalah indah menyinari hamparan gelap di atas sana. Hutan dengan pemandangan melamun ketika siang, kini menampakkan penampilan suram tertentu kala malam hari datang.

Seakan tidak terganggu dengan dunia, seorang pria dan wanita saling pandang dalam gelapnya malam.

"Apa anda tidak merasa kedinginan Saintess?".

Pria itu, seorang komandan kesatria matahari menatap wanita yang kini duduk di sampingnya. Walaupun wanita itu telah memakai jubah kesatrianya, tetap saja komandan kesatria matahari takut kalau-kalau wanita tadi jatuh sakit atau semacamnya.

"Bagaimana menurutmu?". Saintess memandang tuan kesatria tampan disebelahnya.

Kesatria itu mengerutkan keningnya, menatap Saintess dengan khawatir. "Sebaiknya kita kembali dalam ordo kesatria, jelas disana lebih aman dan anda akan tetap hangat".

"Tidak mau."

"Maaf?".

"Ku bilang aku tidak mau". Menatap kesatria yang mulai berdiri dan merapikan pakaiannya, saintess mengutarakan penolakan dengan tegas.

"Saintess, anda bisa sakit jika terlalu-"

"Kamu bisa melakukannya, tuan kesatria-- ah tidak, [M/n] Jarl Adalvino".

"Apa maksud anda, Saintess?".

Saintess memegang pergelangan tangan kesatria, menariknya mendekat sampai wajah mereka berhadap-hadapan, lalu berbisik disebelah telinganya.

"Jika aku kedinginan. Kau bisa membuatku tetap hangat".

Mata kuning cerah tuan kesatria meredup kala mendengar bisikan saintess. Walau bagaimanapun, dia juga laki-laki yang masih memiliki nafsu duniawi.

Saintess mengalungkan kedua tangannya pada pundak tegap kesatria. "Sekarang aku kedinginan, apa kamu tidak mau membantuku, tuan kesatria?"

Kesatria menoleh, iris kuning itu bertabrakan dengan mata biru muda mempesona. Tuan kesatria menurunkan pandangannya.

"Jangan disini, Saintess".

Saintess mengerutkan keningnya. "Apa kamu tidak mencintai ku?". Menatap kesatria didepannya, saintess bertanya dengan nada mengancam.

Namun tuan kesatria tidak kunjung menjawab.

"Jika kau benar-benar mencintaiku, seharusnya kau mau melakukan hal-hal seperti itu denganku, kan? Apa semua kata-kata cinta yang kau utarakan hanya kebohongan?".

Tidak mendapatkan respon, saintess tersenyum mencela diri sendiri. Melepas pautan tangannya pada pundak kesatria dan mendorongnya menjauh.

"Dari awal, seharusnya aku tidak jatuh cinta padamu, tuan kesatria".

Saintess hendak pergi, namun komandan kesatria matahari mencekal lengan dan memutarnya, menghadapkan saintess, mengarahkan wajah saintess tepat pada wajahnya.

"Setiap kali aku melihat mu berbincang dengan bawahanku, aku selalu ingin menghabisi mereka yang telah lancang menatap kearah mu. Namun aku menahannya.

Bayanganku [Solo leveling x Male reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang