Dia langsung nutupin lehernya.

"Gue ngga kenapa-napa." Balas Bagas menanggapi.

Gue tetep keukeuh pengen lihat leher dia, "Gas, tolong. Biarin gue liat. Kalau alergi atau lecet, gue bisa bantu obatin."

Bagas membantah cepat, "Bukan-bukan. Nanti juga ilang."

"Gas, please. Besok masih ada manggung. Kalau kenapa-napa gue juga mesti tanggung jawab."

Bagas masih megang tangan gue, dia natap gue lama.

"Lo beneran mau bantuin gue buat obatin memar di leher gue?"

Oh, ternyata itu memar. Kenapa dia bisa kena memar di leher? Apa dia nabrak sesuatu sampai lehernya memar?

"Beneran." Jawab gue dengan sungguh-sungguh.

Bagas hampirin gue dan narik lengan gue menuju kasur.

"Duduk rapi." Ucap Bagas dan gue nurut-nurut aja, ini kan demi ngobatin memar Bagas, gue juga bertanggung jawab karena gue manajer dan partner kamar dia.

"Buat ngobatinnya. Lo ambil nafas terus gigit di bekas ini sambil sedot kenceng."

Wait? Are you serious? Kenapa gue mesti lakuin itu? Dia ngga lagi bercanda kan?

"Gas, gue ngga mau bercanda sekarang."

"Lo pikir gue bercanda? Kalo lo mau bantu, ikutin sesuai instruksi gue."

Gue yakinin lagi, "Lo yakin hal itu bisa bantu obatin?"

Dia ngangguk sangat yakin.

Gue menghela nafas, "Awas kalo lo nipu gue.

Gue lakuin dan bagi gue sulit buat gigit dan sedot kek gini. Sumpah ini bukan prank kan?

Pas selesai gue lakuin di satu titik. Bagas suruh gue buat lakuin itu di titik lain dengan cara yang sama. Gue sempet nolak tapi Bagas yakinin gue dan gue lakuin.

Lama kelamaan, kok bekas yang gue sedot tadi jadi tambah memarnya dan bahkan lebih merah dibanding sebelumnya.

Gue syok dong, maksud gue ngobatin malah nambah banyak tu memar.

"Gas! Malah tambah parah memarnya!" Seru gue kaget lihat leher Bagas merah-merah.

Dengan santai Bagas malah rebahan di atas kasur.

"Udah cukup. Udah sembuh."

Gue geleng-geleng, "Lo ngga liat? Itu memar tambah parah! Lo boongin gue?!"

"Bukannya lo bilang mau bantuin gue obatin? Ya ini, gue lebih suka bekas lo yang bersemayam di leher gue dibanding yang lain."

Gue gagal paham!

"Maksud lo?"

"Udah tidur. Besok lo mesti bangun pagi."

Bagas tiduran membelakangi gue.

Gue kesel sumpah dia ngga jawab rasa penasaran gue sampai saat ini. Buru-buru cek hp dan cari di mbah gugel kenapa leher bisa merah saat disedot.

Gue baca satu per satu artikel dan buat gue melotot sempurna.

'Cu-cupang atau kiss mark merupakan bekas yang terjadi akibat ciuman erotis dan sedotan kuat serta gigitan di bagian tertentu hingga menimbulkan bekas kemerahan atau memar yang dapat membekas beberapa hari. Biasanya cupang dilakukan dibagian leher atau paha bagian dalam.'

Bentar! Maksud lo, bekas itu akibat ciuman?! Gue ngga cium dia! Gue cuman gigit dan sedot kulit leher dia semestinya yang dia ajarkan!

'Itu berarti, bekas cupang sebelumnya dilakukan orang lain ke Bagas?'

SWITCHWhere stories live. Discover now