Tak disangka

12 8 4
                                    

Gelak tawa terdengar mengudara. Suasana malam yang seharusnya sunyi senyap tak berlaku di sini. Di sebuah blok industri di kota Valensia, California menjadi tempat bagi mereka yang suka dengan ketegangan yang memicu adrenalin.

Suasana semakin tak terkendali saat sebuah mobil merah melaju halus dan berhenti di tengah-tengah kerumunan. Sorak-sorai menyambut, “Will datang!”.

Di sana sudah terdapat dua mobil lain yang tak kalah menawan. Namun, si pemilik mobil merah tak juga keluar dari sana setelah berapa lama, membuat yang menunggu hanya menghela napas pasrah.

Di dalam mobil, Willy masih saja mencak-mencak. Penampilan siang hari dengan rok juga kemeja formal menghilang tak tersisa. Kini dia tampil dengan rambut dicepol tinggi, jeans robek di beberapa bagian juga jaket kulitnya membuat tampilannya begitu ... liar. Apalagi di dalam jaket itu terlihat hanya mengenakan sebuah tank top tipis yang memperjelas lekukan tubuhnya.

“Aish. Jakson sialan! Harusnya malam ini aku tak ingin melihat dunia.” Masih sibuk dengan umpatannya, tiba-tiba kaca mobilnya diketuk dari luar. Terlihat temannya nyengir tanpa rasa bersalah sama sekali.

“Mengapa ....”

“Sorry, Ladies. Penantang datang mendadak. Sepertinya dia sedang frustrasi.” Jakson menyela gadis sexy di depannya itu dan memasuki mobil.

“Aku sudah bilang tak ingin seperti ini dulu. Aku sudah melamar kerja sekarang.”

“Kau serius?! Wow, kukira kau bercanda saat itu. Ya, maaf aku tak tahu. Tapi sekarang aku sudah terlanjur menerimanya. Kau juga sudah di sini. Apa kau ingin mundur?”

Willy tahu seringai menyebalkan temannya itu berarti satu hal. Dia tak suka diremehkan. Dengan angkuhnya dia berkata, “Will akan selalu menjadi raja jalanan. Kau tahu itu.”

Senyum lebar terbit di wajah Jakson. Tapi raut khawatir seketika menggantikannya.

“Tapi, kali ini kau datang tanpa persiapan. Aku tak sempat memeriksa mesinmu.”

“Bukankah kau baru memeriksanya minggu lalu? Tak apa, ini akan berhasil. Aku siap!”

Mendengar jawaban itu, Jakson keluar dari mobil dan menemui beberapa orang, setelah itu kembali ke dalam mobil dan menggunakan safebelt. Willy yang sedari tadi tak keluar hanya bersiap saat seorang wanita sexy siap memberikan ancang-ancang untuk mereka. Saat bendera di tangan wanita itu berkibar, mesin mobil melaju kencang memecah kesunyian malam. Sorak-sorai tak terkendali lagi. Mereka terus berteriak menyuarakan dukungannya.

Semua yang di sana tak pernah tahu rupa dari seorang pembalap yang bernama Will. Karena selama ini hanya Jakson yang mengurus segala tentang kesenangannya ini. Tapi banyak yang bertaruh untuknya karena selama ini kemampuannya tak perlu diragukan lagi.

“Sepertinya kemampuanmu menurun jauh, Sayang.”

Willy tahu Jakson sedang mengejeknya saat sebuah mobil melaju kencang mendahuluinya. Willy tak ingin terpancing. Ada dua tikungan lagi menuju finish. Fokus matanya tak terpecahkan dan terus mengamati mobil di depannya dengan tenang.

Saat tikungan tajam berada di depannya, Willy menginjak pedal gas sekuatnya. Mobil di depan berusaha menghindar ke arah sisi. Pemilik mobil itu—Jhony—tak menyangka akan mendapat serangan mendadak seperti itu. Meski masih bisa untuk mengejar, namun dirinya sudah tak berminat saat ini.

Dengan pelan dirinya melaju ke arah garis finish dan dia melihat seorang pria turun dari mobil merah yang tadi menyerangnya. Namun, si pengemudi tak kunjung keluar. Matanya menyipit saat mengingat seperti mengenal mobil merah itu, tapi ditepisnya pikiran konyol itu karena itu tak mungkin.

Aku dan TuanWhere stories live. Discover now