02 | Dugaan

31 10 0
                                    

"Hei (name)-chan!" Sapa atsumu, "wah kita satu kelas lagi!"

"Wah, aku bosan melihat wajahmu atsumu-kun," ledek (name).

Rintarou dan Ginjima tertawa kencang saat mendengar perkataan yang dilontarkan (name) barusan. Bagaimana tidak, hanya gadis itu yang tidak tertarik pada si surai kuning, disaat para gadis lain dengan gencar mendekati saudara kembar dari Osamu.

"Berarti kau juga bosan melihat samu?" Tanya Atsumu.

"Tentu saja tidak," jawab (name) sambil melompat-lompat menghapus banyaknya goresan kapur di papan tulis.

Osamu yang sedang menyender di jendela tidak jauh dari papan tulis sedikit mendelik kaget, pupil matanya melebar dan ada sensasi aneh yang membuat jantungnya berdebar kencang.

Osamu merasa spesial.

"Wah tidak adil!" Rengek Atsumu.

Atsumu mendekati (name) yang sedang membelakanginya.

Brak!

(Name) segera membalikkan badan dan mendapati tubuh besar atsumu yang mengkabedon dirinya.

"Hei (name)-chan?" Panggil Atsumu, "Cium aku."

Hei, ayolah, Atsumu hanya bercanda! Dia ingin melihat reaksi adik kembarnya. Akankah Osamu panas atau malah sebaliknya.

Ya, Pemuda itu sudah tahu. Tanpa diberitahukan pun Atsumu sudah mengetahuinya. Terlihat jelas saat pertama kali Rintarou mengenalkan (name) pada mereka setelah resmi menjadi siswi Inarizaki.

Atsumu kerap kali tak sengaja mendapati saudara kembarnya itu tengah memperhatikan (name). Ditambah lagi saat Rintarou pernah membicarakan Osamu yang tengah tersenyum saat sedang mencuri pandang (name) secara diam-diam.

Hal itu semakin memperkuat dugaan Atsumu jika adik kembarnya itu telah menaruh rasa pada (name).

"Dimana?" Tanya (name).

whut—

Benar saja, semua orang yang berada di kelas itu membelalakkan matanya. Bagaimana dengan Osamu? Tak usah ditanya, ingin sekali rasanya pemuda itu melempar Atsumu keluar jendela.

Tidak peduli jika Atsumu akan meregang nyawa setelah jatuh dari jendela lantai dua.

Atsumu menyeringai tipis lalu menaruh jari telunjuknya bibir. "Cium aku disini,"

(Name) menatap manik kuning madu itu sejenak sebelum berjinjit dan yah, sontak saja membuat kelas itu ricuh seketika dengan teriakan para anak perempuan –fans atsumu–.

Tak jauh berbeda dengan Osamu yang semulanya menyender kini tubuhnya berdiri tegap. Kaki pemuda itu refleks berjalan cepat menuju tempat dimana Atsumu mengkabedon sang gadis, lalu menarik kerah kuat seragam bagian belakang Atsumu.

"Oi kau berhutang puding padaku," Ucap Osamu dengan raut datarnya sambil menyeret Atsumu keluar dari kelas.

Bingo! Sesuai dengan dugaan Atsumu. Ternyata benar, Osamu terbakar. Adik kembarnya itu memang menaruh hati pada (name).

"Hei (name)-chan, jangan kau berikan ciumanmu pada lelaki seperti atsumu dong!" ucap Yui –teman (name)–.

(Name) terkekeh geli. "Siapa yang ingin menciumnya? Tadinya aku ingin menempelkan penghapus ini pada bibirnya."

"Kupikir kau benar-benar akan menciumnya," sambung Rintarou dengan dagu yang bertumpu pada punggung tangannya yang tengah memegang sapu.

"Pft! Aku tak ada niat ingin menciumnya," sergahnya sebelum melanjutkan kegiatan menghapus papan tulis.

Terdengar helaan nafas lega dari beberapa perempuan disana. Bisa (name) pastikan para fans Atsumu akan mengamuk dan merundungnya jika itu benar-benar terjadi.






.
.
.

To be continue...

𝐑𝐞𝐝𝐚𝐦𝐚𝐧𝐜𝐲Where stories live. Discover now