satu

668 77 11
                                    

"Papaaa..." Venice kecil merengek saat mainannya diambil oleh Papa nya, Vegas.

"Jangan mengerjai anakmu seperti itu, Vegas" Pete datang dan mencubit pelan lengan kekar suaminya itu.

"Awhh.. Sakit sayang" Vegas sedikit mengelus lengannya yang tak sakit itu dan tersenyum melihat putra kecilnya yang sedang merajuk.

"Ini mainanmu, sekarang main sama Papa ya" Vegas mendekati Venice hendak mencium pipi gempil itu, namun Venice malah lari dan memeluk kaki Mamanya.

"Tidak mau sama Papa.. wleee" Venice menjulurkan lidahnya ke arah Vegas dengan gemas.

"Anakmu sudah tidak mau denganmu, apa yang akan kau lakukan?"

"Apa yang harus ku lakukan?" Vegas pura-pura tidak mengerti maksud istrinya itu.

"Oh ayolah aku hanya bercanda.." Vegas mencium pipi Pete setelah melihat Pete kesal akan candaannya.

"Papa.. Ven mau eksrim.." Venice mendongak ke arah Vegas sembari menarik-narik celana Papa nya itu. Vegas mengangkat tubuh Venice dan mengendong nya.

"Okay, kita beli eskrim sekarang ya. Kita harus pulang cepat sebelum hujan nanti. Venice mengerti kan?" ucap Vegas dengan lembut.

"Emm.. Setelah beli eskrim kita langsung pulang.."

"Anak pintar.." Vegas mencium pipi putra nya dengan gemas. Pete terlihat mendekatkan wajahnya dan menggembungkan pipinya pada Vegas. Ia juga ingin dicium seperti Venice.

"Apa?"

Pete terus memberi kode pada Vegas agar mencium pipinya juga. Namun Vegas malah menggoda nya dengan berpura-pura tidak mengerti maksud nya, Pete sangat tau itu.

Vegas tidak ingin Pete marah padanya, ia menutup kedua mata Venice dengan tangan nya kemudian melumat lembut bibir istrinya itu.

Pete tersenyum bahagia sekaligus malu. Ia meminta ciuman pipi namun Vegas malah mencium bibirnya.

"Paaa..." Venice memberontak, ia menarik-narik kecil tangan Papa nya yang menutupi matanya itu.

"Ayo berangkat, nanti keburu hujan.." ucap Pete.

Langit sore ini begitu gelap, seperti nya nanti malam akan turun hujan lebat.

Vegas, Pete serta Venice duduk di meja dekat jendela dan menikmati es krim mereka.

"Kau senang, boy?" Vegas menjilati jarinya sendiri setelah mengusap bibir Venice yang kotor karena es krim yang ia makan.

Venice menganggukkan kepalanya masih asik menikmati es krim vanila kesukaannya.

Lagi lagi melihat itu Pete sengaja mengotori bibir nya dan menyodorkan nya pada Vegas.

"Kau ini kenapa sih? nih bersihkan sendiri" Vegas memberikan tisu pada Pete, ia tertawa melihat wajah kesal Pete yang gemas itu.

"Maaf Tuan, Khun Pan menelfon" Nop, bodyguard sekaligus asisten Vegas menghampiri nya dan menyerahkan ponsel nya.

"Sebentar ya.." Vegas menatap Pete sebentar lalu keluar dari toko es krim itu untuk menerima telfon dari kliennya.

"Ma, Ven sudah selesai. Ayo pulang.." Venice menyerahkan mangkuk es krim nya yang sudah kosong pada Pete. Pete tersenyum kemudian membersihkan wajah kotor putranya itu dengan tisu.

"Kita tunggu Papa dulu ya"

Beberapa saat kemudian Vegas datang dengan wajah suram nya.

"Ada apa?" tanya Pete.

"Aku harus pergi sekarang, ada masalah dengan persenjataan di gudang dan Papa juga memanggil ku untuk menemuinya"

"Kalau begitu pergilah, kami akan pulang sendiri" Pete mengusap bahu Vegas untuk meyakinkan nya.

Who Are You? *Love Series 2*Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz