Caramel - 4

102K 6.1K 177
                                    

Led marah berkedap-kedip minta di berhentikan. Kulihat 5 bbm masuk.

Dita RY: Mel..

Arga Pangestu: Gue mau deh 1 kalo lo yang jual haha

Radit Julian: Belajar Mel, besok ulangan biologi

Syarza Riani: HAHAHA PASTI KIKA

Semua bbm itu kubaca dengan kening berkerut-kerut. Hah pasti Kika abis bajak tadi. Pasti!

Bbm terakhir yang kudapat dari..

Jeng jeng!         

Rafa!

Azrara Arzier: Brisik! Nyesel gue invite lo

Kika disebelahku pura-pura tidak tahu dan sibuk dengan novel yang baru di belinya. Melihatku yang menatapnya sambil menyipitkan mata. Ia menoleh dengan wajah matadosnya.

“Apa?” katanya.

“Bajak apalu tadi hah!”

“Lah lah emang gua? Emang gua?”

“Iyalah elu pasti dodol! Bodo! Males gua sama elu.”

“Ngambek mulu lu.”

“Bodo.”

“Mau gua kasi tau ga tadi gua bajak apaaa?” tadinya aku sudah ingin mengacangkan Kika. Namun tawarannya tadi membuatku goyah iman.

“Paan.”

“Sini hp lu.”

Kuberikan ponselku yang sudah ternodai oleh bajakan Kika yang tidak ku ketahui isinya. Tangannya menari-nari diatas keypad.

“Nih nih baca.”

Kuraih ponselku di tangannya dengan cepat dan memainkan bibirku ke samping pada Kika. Kika malah terkik-kikik geli. Hih tambah ngeseiln aja sih tu anak!

Jual Ayam bakar kriuk enak segar montok! Hanya 5 ribu rupiah satu potongnya. Minat? Call me or PING me, okay?

“NAJIIIIISSSSSS BAJAK MACEM APAAN SIH LO MONYEEETT!”

Perang dunia ke-100 pun dimulai.

###

H-14 sebelum Ujian Akhir Sekolah semester 2 dimulai. Pak Darmawan sudah mewanti-wanti kepadaku agar membimbing Rafa—minimal hasil yang ia dapat di rapot pas dengan KKM per mata pelajaran. Tentu saja hal itu membuatku kelabakan. Jangankan pas KKM, untuk mencapai angka 5 saja aku sudah sujud sukur.

“Ih Raf gamau tau ya gua pokonya lo harus minimal KKM nilainya!”

Rafa masih asyik baca buku biologinya. Ia kelihatan serius. Namun aku tidak yakin ia bisa meresapi bab-bab yang akan diujikan dengan baik dan benar. Rafa tidak menggubrisku sama sekali.

“Pak Darmawan ngarep banget biar nilai lo ya paling ngga pas KKM—gue ga enak sama dia.”

Rafa masih tidak menggubris—bahkan menoleh pun tidak.

“RAFAAAAA GUA LAGI NGOMONG SAMA LO!”

“Lo tau ga sih suara cempreng lo itu tuh yang bikin nilai gue jeblok.”

“Yeee kurangajar!”

Ia hanya mengangkat sebelah alisnya dan melanjutkan membaca. Sepertinya ia memang sedang serius. Kuputuskan untuk pergi ke kantin karena rasa lapar yang menyerang.

“Gue kantin dulu ya.”

“Hmm.”

Sekolah sepi sedari tadi—wajar sih karena jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bu Iroh, penjaga kantin sekolah sedang mengelap-elap meja tanda kantin benar-benar akan di tutup.

Caramel [Completed]Where stories live. Discover now