Cup 11

108 23 2
                                    

Wajah dan sikap kedua pria, pada malam ketika mereka akhirnya tiba di halaman rumah Shen Wei, lebih dari cukup untuk menjelaskan satu sama lain bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wajah dan sikap kedua pria, pada malam ketika mereka akhirnya tiba di halaman rumah Shen Wei, lebih dari cukup untuk menjelaskan satu sama lain bahwa sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Akan tetapi, tidak ada gunanya membahas hal itu sekarang. Zhao Yunlan hanya bisa menduga-duga dengan pikiran kacau sementara Shen Wei menyeretnya turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Aku ingin memastikan kau tidak mengemudi kacau lagi malam ini," ujar Shen Wei, membimbing pemuda itu ke sofa dan mendudukkan tubuhnya yang lemas.

"Jadi, patuhlah dan tidur di sini sampai pengar di kepalamu hilang."

Zhao Yunlan berkedip-kedip lambat menyaksikan bagaimana Shen Wei menutup pintu dan membantunya berbaring dengan benar di sofa panjang yang empuk dan nyaman. Tidak lupa, manager tampan itu melepas sepatunya juga.

"Pria malang," dengus Shen Wei sambil menutupi sebagian tubuh Yunlan dengan selimut.
"Lagi-lagi kau demam."

Pria berjiwa besar, Zhao Yunlan menyeringai dalam hati.

Dari saat pertama ketika ia mengetahui bahwa pria tampan itu sangat mudah untuk dekat dan begitu penuh terima kasih, dia telah membuka hatinya tanpa syarat dan mengabaikan semua perasaan asing yang membingungkan. Belum lama waktu yang mereka habiskan bersama tapi ada dorongan dalam dirinya, berusaha untuk memahami.

"Maaf Shen Wei," ujarnya terbata-bata, tubuhnya semakin terasa menggigil dan kepalanya pusing tujuh keliling.

Tanpa berusaha menjawab, Shen Wei sibuk mengambil segelas air putih dingin dari dapur dan menyiapkan kompres lagi untuk kedua kalinya dalam kurun waktu satu pekan yang memusingkan.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau pulang sendirian," Shen Wei menggerutu lagi dengan gayanya yang datar dan tenang.

"Aha, aku akan jatuh pingsan di tengah jalan dengan mobil menabrak tiang listrik maupun trotoar," sahut Yunlan, meringis-ringis.

"Jangan ngawur, bicaramu membuatku takut. Aku tidak ingin melihatmu mabuk seperti ini lagi. Ini yang terakhir."

Dengan tatapan kejam, Shen Wei meneliti ekspresi Zhao Yunlan yang masih menyeringai licik.

"Kau mengambil kesempatan dengan kondisiku yang linglung dan sakit. Bukan begitu Wei Wei? Ah, ciumanmu lembut sekali ...." Kekehan samar dari bibir Yunlan yang setengah terbuka mengirimkan warna merah strawberry di wajah dan telinga Shen Wei.

"Jangan salah paham. Aku melakukan itu karena—"

Sudah setengah gila karena gusar akan gangguan arwah Rosy, Shen Wei hampir saja mengatakan secara brutal pada Zhao Yunlan bahwa ia mencium pemuda itu untuk mengacaukan fokus Rosy agar arwah itu tidak berusaha menyentuh maupun memeluk Zhao Yunlan lagi. Tetapi dia berani bertaruh bahwa Zhao Yunlan pasti tidak akan mempercayainya.

"Sudahlah!" Ia mengibaskan tangan, kehilangan semua alasan. Tidak ada salahnya membiarkan Zhao Yunlan tertidur malam ini dengan pikiran bahwa ia telah berhasil meruntuhkan pertahanan hati Shen Wei yang tenang dan alot. Terserah dia saja, apa pun yang ia pikirkan, batin Shen Wei.
Yang paling penting sekarang adalah bahwa Rosy tidak berani menyentuhnya di mobil tadi dan bahkan dia menghilang dengan cepat. Hmmm, apakah hantu juga bisa malu?

Twilight Coffee ( Weilan ) Where stories live. Discover now