Cup 01

399 50 4
                                    

Shenshen_88
Proudly Present

💙 Weilan Love Story Fanfiction 💙

It's twilight. It's the safest time of day for us. The easiest time but also a saddest, in a way, the end of another day, the return of the night. Darkness is so predictable. Don't you think?

(Stephanie Meyer)

Twilight Coffeeshop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Twilight Coffeeshop

Di kursi paling sudut dekat  jendela ada seorang anak laki-laki kecil berusia sekitar delapan tahun tengah menatap hidangan dimsum di meja seberang yang mengepul-ngepul.
M

ungkin semasa hidupnya dia sangat menyukai makanan itu. Setelah mati, dia tetap mendatangi restoran atau kafe hanya untuk menatap dan mengagumi makanan favoritnya. Meneteskan air liur yang menambah kesan buruk di wajah yang pucat dan tatapan kosong tanpa kehidupan. Ekspresinya menyeramkan.
Dengan keras kepala, bertahan di dunia manusia.

Shen Wei, sang manager Twilight Coffee duduk di dekat counter pembayaran sambil menopang dagu. matanya menjelajah ke seluruh ruangan, meja kursi yang puluhan jumlahnya dan ditata dengan apik, hanya terisi beberapa pasang muda mudi yang menikmati makanan ringan dan kopi.

Seorang gadis manis berambut sebahu duduk di pojokan, di meja bulat paling ujung kanan ruangan. Punggungnya kaku dan wajahnya sendu. Memandang hampa pada satu titik. Wajahnya seputih kertas. Matanya sayu dengan lingkaran hitam yang menakutkan. Rambutnya sekilas nampak rapi tetapi ada luka memanjang yang nyaris tak terlihat di kulit kepala. Darah merembes dari luka itu. Menetes-netes ke bahunya.

Shen Wei menahan nafas sesaat. Memalingkan wajah ke luar pintu kafe yang terbuat dari kaca, mencari pemandangan yang lebih manusiawi.
Semenit kemudian, ia menoleh lagi ke arah kursi tempat gadis itu duduk.
Dia masih di sana. Kali ini tatapannya beralih pada Shen. Bibirnya yang   membiru dan pecah-pecah nampak bergerak-gerak. Mungkin hendak mengatakan sesuatu.

Gadis itu tahu kalau aku bisa melihatnya, batin Shen Wei.

Apa yang ingin dia sampaikan?

Shen Wei melirik jam tangan. Sudah hampir pukul sepuluh malam. Waktunya untuk menutup kafe. Tiga pasang muda mudi yang tersisa mulai bergerak meninggalkan meja masing-masing.

"Terima kasih kunjungannya. Lain kali datang kembali."

Dua orang staff dinning membersihkan meja setelah mengucapkan kalimat formalitas pada tamu.

Dua orang kasir sibuk menghitung cash register dan sisanya sibuk di bagian back of the house.

Shen Wei bangun dari duduknya, dia mengkode dua gadis di bagian kasir untuk masuk ke dalam kantor, menghitung omzet hari ini.

Twilight Coffee ( Weilan ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang