Arkan menemukan Audrey sepuluh menit kemudian. "Kau mau minum?" Audrey menyodorkan botol mineral pada Arkan yang tengah duduk disebelahnya. Posisi mereka cukup dekat, sehingga Audrey bisa merasakan suhu tubuh Arkan diantara dinginnya angin pagi. Bangku di taman ini memang tidak bisa mengakomodasi mereka berdua, ditambah Arkan dengan badannya yang besar sudah cukup memakan banyak tempat. Suhu tubuh Audrey meningkat drastis saat hangat tubuh Arkan berasosiasi dengan tubuhnya. Audrey ragu-ragu menatap Arkan, tak terbiasa dengan kondisi mereka. Ia jarang berdekatan dengan laki-laki, jarak mereka kembali membuatnya waspada. Padahal baru kemarin ia berhasil menaklukan kecanggungan mereka.

Sebelum dia sempat berfikir untuk menaikan level kewaspadaannya, suara baritone Arkan menyadarkannya. Jenis yang sama dengan Joe, menggoda dan menenangkan. "Terima kasih. Kau menunggu lama?"

"Tidak, aku juga baru sampai."

Arkan meneguk air minaral yang disodorkan Audrey, satu botol mineral habis dalam waktu satu menit ditangan Arkan. "Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" Arkan meremukan botol itu dan melemparkannya ke tempat sampah di depan mereka.

"Memasak sarapan, belanja bahan makanan." Jawab Audrey dan melakukan hal yang sama dengan Arkan.

"Tidak usah masak sarapan hari ini, kita sarapan di sini saja. Apa kau ingin belanja bahan makan siang ini?" Arkan menyandarkan bahunya dan menggeser posisinya menghadap Audrey.

"Masih belum tahu, mungkin siang ini, tapi mungkin juga sore." Sebenarnya ia ingin membereskan paviliun sebelum mulai belanja. Barang-barangnya masih belum ia bongkar. Audrey juga ingin mengepel dan menata beberapa buku yang tersusun di paviliun. Pagi ini, ia melihat buku-buku yang diikat di dalam paviliun. Dan berfikir mungkin ia bisa mulai beres-beres dengan menyusun buku di paviliun sebelum mulai mengerjakan rumah utama.

"Siang ini saja, aku akan menemanimu membeli persediaan dapur." Ajak Arkan dan menolehkan tatapannya kearah Audrey.

"Bagus, aku cukup khawatir membawa banyak barang sendirian." Audrey mendapati Arkan menatapnya dengan lekat. Mata hitamnya terlihat bersinar dibawah matahari. Dia menopang kepalanya dengan tangannya yang disandarkan di sandaran kursi. Dan menatapnya dengan gigih. Ketika ia melihat T-shirt abu-abu itu, ia bisa membayangkan otot perut dan lengan di baliknya. Ia bahkan tak perlu bersusah payah, karena kaos yang penuh keringat itu bahkan tak lagi bisa menghalangi siluet badan Arkan. Audrey merasakan degup jantungnya cukup keras, dan darahnya mengalir keseluruh tubuhnya begitu merasakan Arkan menarik rambutnya.

"Aku suka rambutmu. Apalagi diikat ekor kuda seperti ini." Arkan mengambil sejumput rambut Audrey, lalu mengelus-elusnya sesuka hati. Audrey menoleh, mencoba menetralkan reaksi aneh tubuhnya. Dan Arkan memperhatikan itu, dia menatap Audrey lagi dan berlama-lama di area lehernya. Karena rambutnya diikat ekor kuda, Arkan jadi lebih leluasa memamandang lehernya yang jenjang. Satu lagi bagian tubuh Audrey yang ingin disentuhnya. Leher putih, jenjang dan sekarang terlihat memerah karena wanita itu malu.

Arkan menarik nafas, keinginan untuk menarik wanita di depannya dan mencium seluruh lehernya membuat panas mengalir ke bagian bawah tubuhnya. Sudah setahun sejak berita pertunangan Renata, dan sejak itu Arkan merasa dirinya yang menggila tertidur untuk sementara. Mungkin karena ia sudah lama menerima kenyataan bahwa ia tak lagi tertarik dengan wanita. Keberadaan Audrey membantah pikiran itu. Audrey kembali membangkitkan sisi gilanya yang sudah lama dijinakkan oleh Renata. Dijinakan terasa bukan kata yang tepat, mungkin dia bisa mengatakan 'dibungkam' agar lebih menggambarkan.

Sebelum berlama-lama disini dan menyebabkannya tak bisa menggerakan kakinya. Arkan berdiri, mengajak Audrey untuk mencari sarapan disekitar danau.

"Apa yang kau suka?" Kata Arkan dengan suara serak. Dia membawa Audrey masuk ke kerumunan. "Disini tak ada sup ayam, jadi kita tak bisa menyantap sup ayam kesukaanmu untuk sarapan." Arkan menarik siku Audrey mendekat lalu memposisikan wanita itu didepannya, melindunginya.

The Future Diaries Of AudreyKde žijí příběhy. Začni objevovat