9. Meditasi

2 0 0
                                    

Dimitrio membuka gordyn yang menutupi kamar tempat dia di sekap dengan segala fasilitas kemewahan yang berada di dalamnya. Terdapat pintu kaca geser yang mengarah ke balkon, Dimitrio segera ke luar, dan sesampainya di balkon, pemandangan indah terhampar luas di hadapannya. Suara debur ombak memberikan spirit serta ketenangan yang tadi sempat pergi entah ke mana. Hanya dalam radius kurang dari lima puluh meter, dia sudah bisa melihat bibir pantai dengan pasir putihnya yang berkilau diterpa matahari pagi menjelang siang.

Entah mengapa, tiba-tiba dirinya merasa lapar. Dia ingat bahwa wanita jalang itu tidak akan berada di sekitar sampai besok, jadi seharusnya makanan tersebut aman dari segala sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Dimi bergegas kembali ke dalam kamar untuk mengambil nampan berisi macam-macam makanan yang sepertinya di masak oleh seorang koki professional.

Dimi menarik kursi setelah meletakkan makanan tersebut di meja, sambil menghadap pantai, dia menikmati setiap suap yang masuk ke dalam lambungnya penuh kenikmatan. Makanan ini sangat lezat, sesuai dengan seleranya. Namun entah mengapa tiba-tiba matanya memanas dan mulai mengembun, dia merasa rindu dengan masakan istrinya. Meskipun istrinya hanya bisa memasak beberapa jenis masakan Italia, namun perpaduan dengan cita rasa rempah dari Indonesia membuatnya ketagihan. Bahkan risotto ala Indonesia menjadi lebih nikmat dengan campuran rempah Indonesia dan topping berupa daging, jamur maupun hasil laut yang entah apa namanya. Tetapi Kalya menyebutnya nasi bakar, perbedaannya ada pada topping, di risotto ala Italy topping berupa jamur dicampur dengan mozarella lumer dengan cita rasa gurih. Sementara risotto Indonesia milik Kalya memiliki lebih banyak ragam rasa tergantung dari toppingnya, namun sensasi daun mint di dalam risotto ala Kalya membuat aromanya lebih segar serta menggugah selera.

Sambil menatap laut, Dimi membiarkan dirinya menangis dalam diam dan menghabiskan makanan yang disiapkan untuknya sampai habis. Mumpung hari ini akan aman-aman saja, maka dia memutuskan untuk memulihkan stamina melalui asupan gizi sebanyak yang dia mampu. Dia harus makan, agar bisa berpikir jernih mencari jalan ke luar dari persoalan yang sedang membelitnya.

Sesaat wajah manis istrinya melintas. "Kalya, sayang. Apakah kamu sedang sedih dan bingung sekarang? Apakah kamu percaya aku sudah meninggal? Ahh, kamu terlalu cerdas untuk percaya begitu saja dengan rencana mereka. Terbukti kamu memeriksakan DNA mayat itu untuk dicocokkan dengan DNA-ku. Lalu, ketika hasilnya menunjukkan bahwa itu adalah aku, apakah kamu akan menyerah, sayang? Aku di sini, masih hidup dan segar bugar. Bisakah kamu merasakan aku?"

Para pujangga bilang, bahwa hati yang mencinta dan saling terpaut akan memiliki kontak batin yang kuat. Saat ini, Dimi sungguh ingin membuktikan hal tersebut benar-benar bisa membuat dirinya kontak dengan Kalya istrinya, kekasihnya, pujaan hatinya, ibu dari Jose buah cinta mereka.

Maka Dimi terus berusaha bicara pada Kalya dengan segenap hati. Setelah menuntaskan makanan yang tersedia. Dimi mulai duduk bersila sambil mengarah pada laut. Dia memejamkan matanya perlahan, indera pendengarannya berusaha membangun harmoni bersama dengan deburan ombak, hati dan jiwanya sebisa mungkin selaras dengan semesta. Dia mulai membiarkan dirinya larut dalam kedamaian, mencoba menarik energi positif dari semesta ke dalam dirinya.

"Wahai semesta, aku adalah partikel kecil di dalam dirimu. Saat ini, bantu aku untuk bisa berpikir dengan jernih, dan bisa mengambil sebanyak mungkin energi positif yang melimpah di dalam dirimu. Jika jarak antara aku dan Kalya istriku begitu jauh dalam jangkauan kemanusiaanku. Maka jadikanlah itu dekat dalam diri dan jiwa kami. Eratkan ikatan batin antara aku dan istriku. Biarkan dia menangkap sinyal-sinyal yang aku kirimkan kepadanya. Biarkan dia memahami apa yang aku pesankan melalui rindu dalam jiwa ini. Biarkan jiwa kami saling berkomunikasi dan memahami satu sama lain, meski jarak memisahkan."

Dimi terdiam sejenak, mencoba merasakan kehadiran Kalya di dekatnya, dia mulai memvisualisasikan bayangan Kalya menjadi sebuah gambaran nyata di dalam imajinasinya. Dia membuat seolah-olah Kalya duduk di hadapannya, tersenyum, membelainya dengan penuh kasih, memberinya tatapan teduh yang menenangkan.

Ketika dirasa gambaran sosok Kalya telah menjadi sangat nyata, dia mulai berkomunikasi. "Kalya, sayang, aku Dimi, Dimitrio Diaz suamimu. Saat ini, aku masih sehat dan segar bugar tanpa kurang suatu apapun. Jose anak kita, juga dalam kondisi sehat, bersyukurlah karena Jose berada di suatu tempat bersama Lorna. Aku harap kita punya cukup waktu untuk membebaskan mereka." Dimi membayangkan wajah Kalya yang tersenyum dan mengangguk, seolah mengerti apa yang dia katakan.

"Percayalah padaku, Kalya. Kita akan mampu melewati cobaan ini, dan mereka yang telah memisahkan kita, akan menerima akibatnya. Bertahanlah sayang. Tetaplah berjuang. Dan kumohon, jangan percaya dengan apapun yang kamu dengar tentang berita kematianku atau perselingkuhanku. Aku tidak pernah melakukannya dengan sengaja. Mereka menjebakku, dan membuatku melakukan itu semua di luar kesadaranku."

Dimi menghela nafas berat, namun dia masih harus mengkomunikasikan semuanya pada sosok Kalya yang berada dalam imajinasinya, "Saat ini, aku berada entah di mana, mungkin sebuah pulau terpencil di salah satu sudut dunia yang luas ini, aku belum menyelidiki semuanya. Namun mengingat mereka tidak mengunci pintu seperti sekarang ini, aku yakin mereka telah memikirkan cara lain untuk membuatku tetap terjebak di sini. Apapun itu, aku akan mencari tahu. Secepat aku bisa berkomunikasi denganmu secara nyata, maka aku harap aku sudah memiliki cukup data untuk kusampaikan kepadamu. Sebelum saat itu tiba, kumohon, bertahanlah, jaga dirimu baik-baik. Kelak, aku ingin bertemu dan kembali bersamamu tidak dalam kondisi di mana kamu rapuh. Tetaplah menjadi Kalya yang periang seperti sebelumnya. Aku, mencintaimu, bahkan jika harus mencarimu pada kehidupan lain di masa depan, aku tetap ingin bersamamu. Hanya kepadamu aku mengerti arti cinta dan mencintai. I love you my dear wife."

Dimi menjulurkan tangannya, seolah-olah menyambut Kalya untuk masuk ke dalam pelukkannya. Dia membayangkan Kalya merebahkan kepala di dada bidang miliknya, diam merasakan detak jantung serta kehangatan yang menyebar disetiap pembuluh nadi. Dia membayangkan sosok Kalya yang memahami semua apa yang telah dia katakan barusan, hingga pelan-pelan perasaan tersebut memudar, dan bayangan Kalya dalam imajinasinya seperti menguap bersama angin.

Perlahan Dimi membuka matanya dan tersenyum, rupanya pelajaran meditasi yang pernah diterimanya sangat berguna untuk menenangkan diri seperti saat ini. Apa yang baru saja dia lakukan memberikan efek luar biasa pada keyakinan dirinya, bahwa dia pasti mampu melewati semua ini, dan akan kembali bersatu dengan keluarga kecil mereka.

Setelah menghirup nafas dalam-dalam, Dimi bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mencoba untuk ke luar. Pintu tidak dikunci seperti yang dia duga. Lalu dengan sedikit waspada dia ke luar ruangan. Memulai misinya untuk mencari tahu, tempat apa yang disediakan oleh seseorang --yang identitasnya belum dia ketahui-- untuk menjadi penjara mewah baginya?! Dimi yakin bahwa dia bisa segera mengungkapkan misteri ini.

Rahasia Inang-inang InternesyenelWhere stories live. Discover now