Gerhana

102 9 2
                                    

Genre : Horror

Setting : Modern AU! Rumah sakit

All character are belong to Hajime Isayama

Story by me

**********************************

Wanita berambut keperakan itu berjalan menelusuri lorong rumah sakit tempatnya bekerja. Kacamata bulatnya tak lepas membingkai wajah, guna membantu penglihatannya yang memang sudah bermasalah.

Waktu saat ini sudah menunjukan pukul sepuluh lewat empat puluh malam. Kebetulan, hari ini adalah giliran shiftnya untuk berjaga sebagai perawat di ruang perawatan bayi.

Angin malam itu cukup berhembus kencang, membuat kulitnya merinding saat hembusan angin menerpa kulit putihnya, walau dibalut oleh seragam peratwat. Apalagi, menurut kabar berita malam ini, fenomena gerhana bulan akan datang dalam dua jam kedepan.

Rico mengedikkan bahu sembari mengusap kulitnya kala udara semakin mendingin. Membuat ia mempercepat langkahnya menuju ruang perawatan bayi.

***

Sesampainya di ruang perawatan bayi.

Di dalamnya telah berada perawat lain yang akan berjaga bersamanya.

"Anka, rupanya kau sudah datang lebih dulu."

Perawat yang dipanggil Anka olehnya itu menoleh, ia melepaskan perhatian dari bayi di inkubator yang sedang ia catat datanya.

Anka tidak menjawab sapaan basa-basi dari Rico, malah yang ia lihat adalah wajah perempuan itu yang menampilkan ekspresi murung. Walau tangannya tetap menulis data identitas bayi dalam inkubator.

"Ada apa? Kenapa wajahmu murung begitu?"

"Aku hanya tidak tega dengan bayi ini," dari suaranya Rico tahu apa yang Anka maksudkan barusan. Ia tahu perempuan itu akan selalu merasa tidak tega pada bayi baru lahir yang telah ditinggalkan ibunya.

"Ah, rupanya begitu ..." jawab Rico. Ia ikut bersimpati pada bayi di inkubator yang berhadapan dengannya.

Setelah beberapa lama, Anka sudah selesai dengan pekerjaannya mencatat identitas bayi-bayi di ruangan itu. Dan bergegas membereskan dokumen-dokumen yang telah selesai ia catat.

"Rico, aku keluar dulu,"

"Ya!"

Dan suasana dengan cepat berubah menjadi sunyi. Rico berjaga sendirian di ruang perawatan bayi. Meskipun begitu, untungnya bayi-bayi itu tidak ada satupun yang terbangun.

Saat ia berjalan untuk memeriksa obat-obatan yang tersedia. Ia mendapati beberapa persedian obat yang habis di ruangan itu. Dan begegas mencatatnya di buku catatan yang ia bawa untuk dilaporkan pada petugas farmasi yang berjaga.

Setelah selesai, ia bergegas keluar dari ruang perawatan bayi.

Saat ia baru akan melewati pintu keluar dari ruang perawatan bayi, ia terdiam di tempatnya berdiri karena melihat seorang pasien wanita yang entah sejak kapan terus melihat dari kaca di depan ruangan itu.

Sepertinya, ia adalah ibu dari salah satu bayi. Tapi, kenapa pasien wanita ini keluar dari kamar perawatan di malam hari seperti ini? Apalagi, pancaran cahaya rembulan sebentar lagi akan tertutupi dikarenakan gerhana akan segera datang.

Ia segera menghampirinya.

"Maaf, bu ...." wanita itu dengan seketika menoleh ke arah Rico. Wajahnya pucat dengan sedikit lingkaran hitam di mata, meski kacamata membingkai wajahnya. Bahkan rambut cokelat sebahunya tergerai bebas dan sedikit tidak teratur.

L.O.V.E WORDSWhere stories live. Discover now