Prolog

168 13 0
                                    

Itu adalah hari yang biasa di Hogwarts, para siswa menikmati makanan mereka. Marauders, Lily, dan sahabat-sahabat Lily duduk di satu sudut meja Gryffindor, sampai pintu terbuka, dan masuklah pasangan Weasley bersama dengan Bill yang berusia 7 tahun, Charlie yang berusia 5 tahun, dan Percy yang berusia 2 tahun, pasangan Tonks dengan Nymphadora yang berusia 5 tahun, kembar Prewett, pasangan Potter, dan Orde Phoenix.

"Profesor Dumbledore, sir," kata Arthur.

"Ah, suatu kejutan kalian datang, ada apa ini?" tanya Albus.

"Bukankah kau yang memanggil kami sir?" tanya Fabian, diikuti anggukan Gideon.

Sebelum Albus sempat menjawab, sebuah cahaya muncul, membawa 3 remaja yang berlumuran darah dan lumpur.

Dua dari mereka, yang laki-laki berteriak, mengangkat tongkat mereka dan melindungi teman perempuan mereka dengan sigap.

"Apa kalian pikir ini lelucon? Memasukkan kami ke Aula Besar dengan tampilan Dumbledore yang sangat mirip?" bentak remaja berambut hitam. Sirius memperhatikan, remaja itu tampak seperti kembaran James di sampingnya, kecuali mata hijaunya.

"Maaf?" tanya Albus bingung.

"Ini jebakan, ini jebakan Harry! Itu tampilan Dumbledore yang sangat bagus," kata yang berambut merah.

"Aku tahu," kata yang berambut hitam-- Harry.

"Tuan-tuan, tolong tenang," kata Albus mencoba menenangkan mereka.

Harry mengangkat tongkatnya, mengancam, suara seorang kakek, mata biru familiar, dan gerakan yang persis, Harry tampak sangat marah sekarang.

"Jangan mendekat," ancamnya, mata hijaunya berkilat berbahaya.

"Anak muda, kau sebaiknya tenang," kata Minerva perlahan.

"Jangan mendekat," ancamnya lagi.

"Aku hanya ingin tahu siapa kalian," kata Albus lembut.

Tongkat Harry sedikit goyah, sampai sebuah cahaya muncul, dan suara anak-anak datang.

"Apa benda ini menyala?" tanya sebuah suara

"Halo? Apa kalian mendengarku?" suara yang sama berbunyi lagi.

"Benda itu menyala James, bicara dengan jelas," kata suara lain.

"Aku tahu, aku tahu, kupikir aku harus menghentikan mereka, sebelum Dad membunuh orang-orang malang di tahun 1978," ujar suara pertama.

"Kau merusak kejutannya," kata suara kedua

"Aku dengar Slytherin muda, aku tahu itu," kata suara pertama dengan nada bijak.

"JAMES SIRIUS! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PENSIEVEKU??" suara lain muncul, dan orang-orang mulai bertanya mengapa nama James disandingkan dengan Sirius.

"PINJAM SEBENTAR TED!" jawab suara pertama.

"Ted?" tanya Andromeda menatap suaminya bertanya.

Ted hanya menggeleng, tanda tak tahu apa yang sedang terjadi.

"JAMES SIRIUS!!" teriak suara ketiga.

"Oooo, urus mereka Al, aku harus kabur untuk hidupku," kata suara pertama.

"Selamat berlari. Nah, Harry, Ron, Hermione, kalian telah dikirim ke tahun 1978 untuk membaca tentang tahun ketujuh kalian bersama keluarga dari masa lalu, cobalah untuk membantu Mrs. Weasley menenangkan Percy, Ron, kau tahu hal buruk apa yang bisa dibawa balita hiperaktif 2 tahun selama pembacaan," kata suara kedua, lalu cahaya menghilang.

Tongkat Harry turun, dia menatap seluruh Hogwarts, dan akhirnya menyerah, lalu duduk di meja Gryffindor diikuti oleh dua lainnya, para tamu duduk di meja rumah lama masing-masing.

"Sebelum kita mulai, kuhara ada sedikit perkenalan," kata Albus.

"Hanya nama depan Profesor, boleh? Kami tak ingin merusak kejutannya," kata Harry.

"Tentu nak,"

"Oke, aku Harry, tapi mungkin buku sialan itu akan mengatakannya dan merusak kejutannya," kata Harry.

Teman gadisnya menatapnya tajam, menggumamkan sesuatu tentang bahasanya.

"Ron, yah, Ronald, tapi panggil aku Ron,"

"Hermione, kalian tak mengenal orang tuaku, aku seorang Kelahiran-Muggle,"

"Dan kami yakin kami mengenal beberapa orang di sini," kata Harry.

"Nah, mari kita mulai," kata Albus.

"Harry Potter and The Deathly Hallows,"

Harry mendengus, dan keluarga Potter menatapnya penasaran.

Hogwarts Read Deathly HallowsМесто, где живут истории. Откройте их для себя