Chapter 2. pegawai baru

30 6 3
                                    

"Kau diterima." Cheongsan sukses menganga dibuatnya. Apa Suhyeok baru saja menerima gadis itu dengan jawaban aneh itu? Suhyeok baru saja memilih gadis itu sebagai sekretarisnya? Apa Suhyeok sudah gila?

"Suhyeok?"

"Cheongsan, latih gadis ini dan tunjukkan semua tugasnya. Sementara yang lain, katakan pada mereka jika interview sudah berakhir." ucap Suhyeok kemudian berdiri dan merapikan jas yang dia pakai.

"Kau serius dengan ini?" tanya Cheongsan yang masih belum percaya dengan apa yang Suhyeok putuskan. Bagaimana bisa pria itu menerima Namra dengan sangat muda? Bahkan jawaban yang Namra lontarkan jauh berbeda dengan jawaban yang dilontarkan kandidat lainnya. Pastinya jawaban itu lebih aneh bahkan sangat aneh dari yang lainnya.

"Ya. Jika kau bertanya lagi, dia tidak akan menjadi sekertarisku melainkan akan menjadi kepala divisi pemasaran." ucap Suhyeok yang sukses membuat Cheongsan tak berkutik.

"Tapi itu posisiku!"

"Makanya turuti saja perintahku!" Suhyeok akhirnya berlalu pergi. Setelah kepergian Suhyeok, Cheongsan beralih menatap gadis yang tengah duduk santai sambil memainkan ponselnya. Betapa hoki gadis itu.

"Selamat, kau benar-benar hebat," ucap Cheongsan dengan tatapan mata kagum pada Namra. Tentu saja dia kagum. Sejauh ini dari 14 kandidat yang telah melakukan interview Namra lah gadis yang berhasil masuk dalam kriteria dimata bosnya itu.

"Terima kasih." jawab Namra. Gadis itu tidak bersikap berlebihan, hanya dengan senyuman manis yang tercetak di bibirnya, sukses menggambarkan bagaimana bahagianya gadis itu.

'Haa... Apa gadis ini benar-benar bisa di andalkan? Jawaban yang dia lontarkan saja sudah sangat tidak masuk akal. Kuharap, Suhyeok tidak salah memilih sekertarisnya.' kata batin Cheongsan. Pria itu memang sedikit cemas dengan kinerja gadis itu. Jawaban awalnya saja sudah membuat sedikit keraguan di hati Cheongsan.

"Mari ku tunjukkan ruanganmu." Namra mengangguk kemudian mengikuti langkah kaki Cheongsan.

Sebelum menuju lantai 41, yang mana nantinya akan menjadi tempat Namra menghabiskan waktu untuk bekerja, Cheongsan lebih dahulu memberi pengumuman kepada para Kandidat yang tersisa jika wawancara telah usai. Banyak yang kecewa dan mengeluh karena belum mendapat giliran mereka. Tapi apa boleh buat, ini keputusan sang bos besar.

Cheongsan dan Namra berjalan menuju lift dan naik menuju lantai 41. Dalam perjalanan, beberapa kali Cheongsan mencuri-curi pandang pada Namra sekedar melihat bagaimana reaksi gadis itu. Namun, Cheongsan bahkan tak melihat kegugupan atau hal berlebihan yang ada dimata gadis itu. Dalam hal ini, Cheongsan mengakui jika Namra memang bisa mengontrol dirinya dan hal itu adalah satu hal yang bisa diandalkan nantinya.

'Setidaknya, pengendali dirinya tidak mengecewakan.'

"Biasakan dirimu dengan lingkungan ini, karena kedepannya lingkungan ini akan menjadi tempat dimana kau menghabiskan harimu nanti," ucap Cheongsan. Pria itu kembali melirik kearah gadis di sampingnya, ingin mengintip bagaimana reaksinya. Namun, yang Cheongsan dapat hanyalah anggukan kepala dengan pandangan yang masih berfokus kearah depan.

"Nde!" Itulah satu-satunya hal yang Cheongsan dengar dari mulut gadis itu.

Dari sinilah, Cheongsan menganggap Suhyeok tidak salah memilih sekertarisnya. Menurut Cheongsan, Namra dan Suhyeok akan sangat cocok. Suhyeok memiliki sifat dingin dan cuek, begitupun dengan Namra dan Cheongsan yakin, interaksi di antara keduanya pasti akan sangat jarang terjadi.

"Oh, iya, maaf jika bertanya. Tapi, apa aku juga akan mengurusi masalah pribadi bos nanti?" tanya Namra. Pertanyaan yang dilayangkan oleh gadis itu, sukses mengundang Cheongsan untuk berfikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Big Bos Is my husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang