"Iya,semoga cepet dapet anak,biar rumahnya rame"

Renjun mengangguk tapi hatinya tidak menyetujui ucapan neneknya.

.
.
.

Dua jam setelah kedatangan orang itu,kini rumah jaemin sudah terpasang cctv di tempat-tempat yang jaemin tunjukkan tadi.

"Terimakasih banyak ya pak,ini bayarannya"

"Sama-sama mas,makasih juga ya buat bayarannya,kalau gitu saya pamit mas"

"Iya pak"

Setelahnya Jaemin menutup pintu rumahnya dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap menuju kantornya.

Jaemin mengganti pakaian rumahannya dengan Jaz kantornya.

Setelah selesai semua,jaemin segera menuju kantor dan tidak lupa mengunci pintu rumahnya.

.

Setelah sampai di kantor,jaemin menuju ruangannya dan mendudukkan dirinya di kursi ruang kerjanya.

"Kalo gini kan bisa sambil mantau laskar"

Jaemin membuka ponsel pintarnya dan melihat rekaman cctv rumahnya.

"Baru jam sepuluh,berarti satu jam lagi laskar pulang"

Menyimpan kembali ponselnya lalu mulai menggarap pekerjaannya yang sedikit menumpuk.

Satu jam setengah terlewati,jaemin kembali mengecek ponselnya.
Melihat satu-satu rekaman cctv di rumahnya,jaemin melihat Renjun dari cctv ruang tv.

Renjun sedang menata majalah-majalah yang sempat ia buka tadi.

Lalu Renjun kembali melangkah menuju dapur dan meletakkan satu kantong plastik ukuran sedang.

"Nah,katanya nggak bisa masak,itu apa? Kok keliatan jago banget"

Jaemin masih terus mengamati Renjun dari ponselnya.

Renjun terlihat sedang memasak untuk makan siangnya sendiri.

"Jadi puding sama bolu itu buatan laskar? Pantesan enak,yang bikin aja cantik"

Setelahnya Jaemin meletakkan ponselnya tapi masih menampilkan rekaman cctv itu.
Dirinya berniat pulang saat Renjun sedang memasak nanti.
Jaemin mengirim pesan pada Renjun lalu kembali mengerjakan pekerjaannya.

.
.
.

Jam menunjukkan pukul lima sore.
Renjun sedang menyalakan musik dengan speaker sambil memasak untuk makan malam.

Setelah menerima pesan dari jaemin kalau orang itu pulang agak terlambat,Renjun menjadi lebih santai memasak.

"Ku kira kita akan bersama....
Begitu banyak yang sama...
Latar mu dan latar ku..."

Sesekali Renjun ikut bernyanyi saat lagu yang dia hafal diputar.

"Ku kira alvin itu pangeran
(Nada:ku kira kita asam dan garam)
Dan aku adalah putri raja
(Nada:dan kita bertemu di belangga)
Awokawok"

"Kenapa sih gue masih ngarepin Alvin?,sedih banget"

Renjun melanjutkan acara memasaknya sesekali ikut bernyanyi.

Saking asik nya memasak,Renjun tidak menyadari seseorang yang sudah berdiri di belakangnya.

"Masak apa cantik?"

"AAAAAAAAAAAA"

Jaemin segera membekap mulut Renjun dengan tangannya.

"Jangan teriak,ini aku bukan maling"

Renjun menepis tangan Jaemin dengan kasar.

"Ya lagian Lo ngagetin"

"Hehehe,waaah masak apa nih? Keliatannya enak"

"Lagi panasin ayam pedas manis,di kasih mama tadi"

"Hmmm.... Masa sih? Bukannya kamu masak sendiri ya?"

"M-mana ada,ini tuh di kasih mama"

"Nggak percaya"

"Terserah"

"Coba deh liat atas kulkas"

"Hah?"

Renjun mengarahkan pandangannya kesana.

"Apaan? Nggak ada apa-apa"

"Itu yang di atas,pojok"

Mata Renjun membulat lucu.
Apa dia sudah ketahuan?

"S-sejak kapan?"

"Baru kok,waktu kamu ke rumah nenek tadi"

Renjun mematikan kompornya lalu menaruh masakkanya dipiring.

"Jadi selama ini kamu bohong? Kamu nggak sewa pembantu?"

Renjun mengangguk.
Jaemin tersenyum.

"Keseringan bohong hidungnya pesek loooh"ucapnya seraya mencolek hidung mancung Renjun.

"Marah dong,kan gue dah boong sama Lo"

"Nggak ah,mending meluk kamu dari pada marah-marah"

Setelahnya Jaemin memeluk Renjun dengan erat.

"Dih najis banget"

"Ih mulutnya minta di cium"

"Nggak , minggir"

"Sini cium umumumu"

"Minggir Lang, AAAAA"

Jaemin mencium seluruh wajah Renjun dengan Renjun yang terus memberontak menghindari ciuman jaemin.



























.
.
.

TBC

Kalau ada typo kasih tau ya

Oke
See you next chapter 👋

Like You :JaemRen:Where stories live. Discover now