Part 2 - Principal ~ Journey of terror

66 32 70
                                    

Orang lain pernah berkata, sembilan dari sepuluh kecemasan muasalnya hanyalah berasal dari imajinasi kita sendiri, dan sesuatu yang paling ditakuti terkadang berasal dari kepribadian seseorang, sebuah rahasia yang kamu tak akan pernah mengetahuinya

~Adnan Desca Baihaqhi~

Saat jam pelajaran kedua usai, dan di saat itu pula jam istirahat di deringkan, membuat sebagian siswa berhamburan keluar meramaikan jalanan di koridor,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat jam pelajaran kedua usai, dan di saat itu pula jam istirahat di deringkan, membuat sebagian siswa berhamburan keluar meramaikan jalanan di koridor,

Deska juga melangkah keluar kelas diikuti oleh satu temannya yang kemudian merangkulnya ria, tindakannya itu persis seperti teman yang sangat dekat. Sebut saja,, Ari.

Ari Danendra Ramadhan, merupakan teman seperjuangan Deska sejak di bangku SMP.

Dulu sekali, mereka sering bersama, dimanapun. Sampai kemudian dipisahkan oleh waktu. Nyatanya, pertemuan mereka masih baik-baik saja hingga waktu secara ajaib mempertemukan mereka kembali di bangku SMA ini, seperti pepatah mengatakan : dunia tak selebar daun kelor, yang menggambarkan betapa sempitnya dunia.

"Ada masalah apa lagi, sampai tadi bisa terlambat?"

"Awalnya gue gak masalah kalau harus jalan tanpa sepeda. Tapi.. Saat di perjalanan, gue melihat beberapa orang penghalang. Terpaksa gue turun, dan mengurusinya..."

"Ngurusin apaan?" Ari penasaran dengan kelanjutan kalimat Deska yang mendadak berhenti

Deska terdiam beberapa detik, saat tatapannya tak sengaja menangkap sebuah sepeda berwarna putih, persis seperti sepeda miliknya yang ia gunakan tadi pagi,

"Syukurlah, dia udah sampai lebih dulu"

Tatapannya beralih kembali menatap Ari yang masih penasaran disitu,

"Tidak ada" katanya, kemudian melangkah mendahului Ari tanpa peduli

Menerima jawaban singkat Deska, tentu Ari tak puas. Bahkan merasa itu bukanlah jawaban dan mendapatkan ketiadaan jawaban sebenarnya. 

"Loh? Des? Ko gitu aja sih,, gak jelas gue.. Deska!" Ari masih penasaran, tapi kemudian tatapannya dialihkan ke sisi yang sempat membuat Deska menatapnya begitu lama. Sepertinya tempat itulah yang menjadi arah fokusnya Deska tadi.

Untuk sementara, Ari tidak melihat ada yang salah disana, matanya terus bergerak mencari, sampai ia sendiri menemukan sepeda, yang lebih mirip seperti milik Deska. Ya, itu benar,, mungkin yang Deska lihat tadi memanglah sepeda tersebut. Namun Ari merasa dirinya cukup bodoh tak bisa mengetahui masalah apa yang menimpa Deska.

Ari segera menyusul langkah Deska yang sudah terlihat jauh. Dengan langkah yang sedikit berlari ia berhasil menyamai langkah Deska sebelum sempat membuat kepala lelaki itu hampir tersungkur saat Ari merangkulnya dengan sedikit di kuatkan. Efek tak bisa menghentikan langkahnya setelah berlari beberapa senti.

Journey of Terror -||√ #NUPAWhere stories live. Discover now