Sunghoon mengangguk, "Dia teman SMP gue baru pindah dari Jepang, butuh tempat tinggal yang dekat dari sekolah. Soal harga berapapun dia acc malahan mau langsung bayar. Baik sih anaknya, masalahnya dia tu c-"
"Bentar-bentar."
Ponsel Karina berdering, dengan cepat ia menjauh dari Sunghoon untuk mengangkat telpon. Setelah beberapa menit, ia tampak panik sekaligus buru- buru mengambil tas selempangnya dari sofa.
"Karna lo kenal orangnya ya udah gue acc. Buat harga sama waktu pindahannya lo atur, datang aja ke apartemen meskipun gue gak ada. Udah kan? Gue mau ketemu dosen nih! Duluan ya!"
"Lah kak, gue kan belum selesai ngom- ya udahlah. Kalo dia setuju apa boleh buat. Yang penting gue dapat komisi, hehehe."
----------
Haruto💩 Gimana Hoon?
Acc mah dia
Coba shareloc dong gue pengen liat jaraknya
Share location
Gila sih, ini dekat banget Kapan gue bisa pindah?
Terserah lo sih. Lo langsung aja kesana Kalo dah nyampe, kabari gue, biar gue susul
Harganya sama kayak kemaren lo bilang?
Yoi
Send picture Dah gue kirim Satu semester dulu, ntar kalo betah, gue lanjut sampe lulus deh
Gila! Anak sultan memang beda! Thanks bro!
Flashback end
"SUNGHOON!!" "SUNGHOON!!"
Keduanya serentak melotot dan meneriaki Sunghoon. Si pelaku hanya bisa senyum-senyum sambil menangkupkan tangan untuk meminta pengampunan.
"Ya udah, gue juga salah karna main acc acc aja tanpa dengar info lanjut." Karina menyisir rambutnya yang menutupi wajah dengan jari, "Sebagai pertanggungjawaban, gue bakal cariin lo kosan atau rumah sewa disekitar DHS deh, jadi lo bisa pindah kesana malam ini."
"Gabisa gitu."
"Lah kenapa?"
Haruto melipat tangan didepan dada, "Gue dah bayar sewa buat 6 bulan ke Sunghoon."
"Hoon, transfer balik uangnya."
Sunghoon malah tersenyum kaku, lalu memegang lengan Karina.
"Sorry kak, u-uangnya udah gue pake buat beli hp baru. Kan lo bilang uang sewanya terserah mau gue pake atau nggak, hehehe."
Karina mengacak rambutnya kasar, "Ya udah gue ganti. Lo transfer berapa kedia? Sekalian sini nomor rekening lo."
Haruto mengetik sesuatu, lalu menunjukkan layar ponselnya pada Karina, "Segini."
Perlahan Sunghoon menjauh ketika mata Karina melotot saat melihat nominal uang yang tidak sedikit. Sesuai dugaan Sunghoon, Karina langsung melempar botol minuman yang ada ke arah Sunghoon, namun gak kena karena sepupunya itu keburu kabur.
"SUNGHOON! SINI LO!"
"Maaf kak! Maaaff banget!"
"Tolong jangan ribut, ini rumah sakit." Tegur perawat dari tirai sebelah, membuat Karina terpaksa menahan amarahnya.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
"Ini kamar lo. Dah gue bersihin."
Haruto mengangguk puas pada kamar serba putih itu. Ia langsung berbaring diatas ranjang yang menurutnya cukup empuk.
"Bagus."
"Tapi ada peraturan yang harus lo ikuti kalo mau tinggal disini."
Haruto pun duduk dan menoleh pada gadis yang bersandar didepan pintu sambil memasang wajah dingin.
"Gak boleh masuk kamar orang lain tanpa izin, gak boleh menyentuh barang milik orang lain tanpa izin, kalo bab atau bak jangan lupa toilet di flush sampai bersih, kalo hidupin keran jangan lupa dimatiin lagi, jangan boros listrik, cuci piring sehabis makan, boleh bawa teman tapi maksimal cuma 2, jangan berantakin ruang tamu, jangan boros bahan makanan, jangan bawa binatang peliharaan, dan jangan sentuh strawberry milk kaleng yang ada di kulkas. Gimana?"
Haruto manggut manggut meskipun dia gak dengar dengan jelas, karena Karina ngomongnya cepet banget.
"Ya udah, gue mau ti-"
"Kata sandinya lo ganti gih. Gampang banget ditebak."
Karina memutar badannya, lalu menatap sinis Haruto, "Umur lo berapa sih?"
"Seumuran sama Sunghoon. Kenapa?"
"Peraturan tambahan, ngomong sama gue jangan lupa pake embel-embel 'kak' karena gue 2 tahun diatas lo. Ngerti?"
Haruto mendengus kesal, "Iyaaa, kak Karina." Balasnya dengan nada mengejek.
Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.