DIFFERENT IS NOT BAD

Start from the beginning
                                        

"Misi penangkapan Kepala keluarga beserta Nyonya Nanase membuat anakku yang merupakan salah satu jajaran Interpol terbunuh."

Sang kasir yang menjaga toko sayuran ikut menanggapi, dan Terra bisa melihat kedua mata penjaga kasir toko sayuran itu menyipit penuh amarah kearah Ayahnya ketika Terra ikut melihat ke arah sumber suara.

"Seharusnya kepala keluarga utama berserta Nyonya besar Nanase juga dihukum seberat-beratnya."

Siapa itu kepala keluarga utama Nanase?

Siapa itu Nyonya besar Nanase?

Dan kenapa ibu-ibu itu menatap benci kearah Ayah seolah-olah Ayahnya yang melakukan perbuatan jahat?

Ayahnya tidak jahat!

Terra merasakan salah satu tangan mungilnya dipegang erat--tangan sebelah kanannya, Mama.

Seketikan Terra kecil mendongak.

Ia melihat pria muda cantik dengan surai baby pink yang kini juga turut menoleh ke arah sekumpulan wanita baya itu dengan tajam.

Alis pria muda cantik itu mengkerut dalam, rahangnya terkatup dan bergetar, netra mawar lembutnya menajam bagai belati.

Pria muda dengan wajah cantik bak boneka itu hanya mengeluarkan ekspresi ini ketika ia marah.

Terra pernah melihatnya ketika ia berbuat nakal atau bandel, tapi ia belum pernah melihat Mama-nya semarah ini sebelumnya.

Sorot mata Mama..... terlalu menakutkan.

Terra takut.

Terra kembali menunduk. Ketika kepala kecil dengan surai crimson yang mirip dengan pria muda nan tampan satunya lagi kini menunduk, anak itu dapat melihat melalui sudut matanya bagaimana pegangan pria muda bersurai baby pink itu pada kantong yang ia tenteng disatu tangannya yang lain mengerat, bahkan kepalan tangannya pun itu gemetar.

Anak itu tahu satu hal.....

Mamanya sangat marah.

Tapi kenapa?

Kenapa Mama sangat marah pada mereka?

Apakah karena yang dibicarakan oleh orang-orang itu adalah Ayah?

Ayah....

Terra ragu-ragu menoleh ke arah pria muda bersurai crimson yang ia sayangi. Pria yang sangat Terra kagumi.

Jauh dari dalam lubuk hati, ia ingin meminta tolong Ayahnya untuk meredakan amarah Mama. Biasanya sang Ayah punya seribu cara jitu untuk menenangkan Mamanya. Selain itu, Terra juga ingin bertanya padanya. Kenapa Mama marah? Kenapa orang-orang itu menatap tidak suka pada kita? Siapa itu kepala utama dan Nyonya besar Nanase?

Namun pertanyaan-pertanyaan itu seperti terhenti begitu saja diujung lidah, detik ketika ia mendongak kepada sang Ayah dan menemukan salah satu pria favoritnya itu tengah tersenyum kepada orang-orang itu.

Ayah sedang tersenyum.

Tersenyum kepada orang-orang yang menatap benci mereka.

Ujung pipinya terungkit hingga matanya menyipit tenggelam selayaknya rembulan.

Terra terkadang tidak mengerti jalan pikiran Ayahnya.

Bagaimana bisa ia hanya tersenyum begitu saja, meski nyatanya ia barusan dicela. Senyumannya tak kunjung luntur, sementara Mamanya membalas sekumpulan ibu-ibu dengan kalimat lontaran galak--Terra tidak tahu pasti apa yang dikatakan Mamanya, ia belum pernah mendengar kosakata seperti itu terlontar dari mulut Mamanya selama ini. Yang ia tahu Mamanya tengah berbicara dengan nada dan tinggi sekarang, Mama sangat murka.

NO EXIT : DIFFERENT IS NOT BADWhere stories live. Discover now