Yo!! Ini adalah alur baru yang masih satu alur dengan No Exit sebelumnya, bisa dibilang mirip Sequel? Entahlah~ Anggap saja special book sebelum No Exit S2 muncul menggantikan new version No Exit : You Are Mine
.
.
.
.
.
Ayah...
Ayah bukan orang jahat....
Iya, kan?
.
.
.
.
.
Terra suka senyuman Ayah.
Dan Ayahnya memang suka tersenyum di segala situasi.
Terra sering melihat Ayahnya dengan mudah menarik sudut bibirnya untuk melengkungkan senyuman.
Saat ia berbicara dengan rekan kerjanya, saat ia memberikan instrusi dan latihan pada anak buahnya, saat ia terluka dalam salah satu perjalanan bisnis. Bahkan, saat ia mendapat cemohan dari orang lain saat ia, Mama dan Ayahnya pergi berbelanja di salah satu pusat belanja ternama di kota.
Seperti saat ini....
Terra ingat, siang itu adalah salah satu siang yang cerah di Kyoto. Jepang memang sudah masuk musim penghujan di awal bulan November, dan menemukan hari cerah sangatlah jarang.
Oleh karena itu, siang itu disambut dengan suka cita oleh semua orang termasuk ia dan kedua orangtuanya.
Terra suka sekali ketika ia diajak pergi bersama orangtuanya. Terra jadi bisa melihat berbagai hal di dunia luar, bermain ditaman, memetik bunga, makan-makanan enak, membeli mainan--apalagi melakukannya bersama kedua orang tuanya.
Terra merasa jadi anak paling bahagia di Kyoto hari itu.
Terlebih, ketika ia bisa mendengar tawa orang tuanya berdendang saat mereka bermain bersamanya.
Hari itu adalah siang cerah yang menyenangkan!
Sampai akhirnya, ketika mereka akan pulang selepas dari pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa buah-buahan--Mamanya ingin buah cherry, dan Terra tahu Ayahnya tidak bisa bilang 'Tidak' kalau itu tentang Mama.
Apalagi kala Mamanya sudah menatap Ayahnya dengan bola mata membesar dan penuh binar-binar harapan. Sekali tengok, Ayah akan langsung luluh. Lucian selaku author yang sedang kebetulan mencari inspirasi ide dan tidak sengaja teleport ke dunia mereka pernah berkata jika kelemahan Ayahnya itu adalah Mama. Dan Terra setuju akan hal itu.
Mama sudah selesai memilih buah-buahannya. Selain Cherry, Mama juga membeli satu kilo jeruk. Ayahnya inisiatif membawakan plastik buah-buahan Mama. Sementara Mamanya membawa kantung plastik yang lebih ringan.
Setelah memastikan semua barang telah terbawa sempurna, mereka bertiga bergandengan tangan lagi. Terra ditengah dengan kedua tangan kanan dan kiri tergenggam dalam dekap tangan orang tuanya.
Bersama, mereka mengambil langkah untuk menuju kediaman utama Nanase.
"Lihat, bisa-bisanya ia dan keluarganya sebahagia itu."
Terra tidak sengaja mendengar seorang ibu-ibu yang tengah membeli sesuatu di salah satu toko sayuran berkomentar.
"Tidak tahu malu, padahal para orang buangan dari masing-masing keluarga besar penjahat ternama dipenjara sementara mereka bebas menikmati hidupnya."
"Benar, tidak adil sekali," ibu-ibu lain disebelahnya ikut menimpali, berbisik-bisik, "Hanya karena dia kepala keluarga utama Nanase dan juga merupakan rekan bisnis Inspektur beserta pemimpin Interpol dia jadi dikecualikan. Kepala keluarga utama Nanase itu yang memulai permasalahan dengan Interpol bukan? Seharusnya seluruh keluarga utama dan keluarga cabang Nanase juga masuk penjara."
YOU ARE READING
NO EXIT : DIFFERENT IS NOT BAD
Teen FictionTerra sadar ada yang berbeda dari Ayahnya. Ayahnya berbeda.... Tetapi berbeda bukan berarti tidak baik. 'Ayahku bukan penjahat!' Rank Tag : Rank #26 TRIGGER //05-08-2022 Rank #15 Nanase Riku //07-08-2022
