Terra hanya mengangguk saat itu, ia bilang kepada Ayahnya bahwa ia akan segera membasuh diri karena ia merasa kotor sekali ditambah seharian penuh menggunakan seragam plus almamter khas Ainana Junior High School. Namun belum sempat Terra mengambil langkah, Ayahnya menghentikannya untuk meminta waktunya sebentar.
Ayahnya bilang ada suatu hal penting yang harus dibicarakan.
Terra hanya bisa mengerjab bingung waktu itu, penasaran akan hal penting apa yang ingin dibicarakan oleh Ayah.
Setelah mereka sama-sama duduk di sofa empuk yang baru saja dipesan oleh Tenn khusus dari Arab Saudi 3 minggu lalu, Terra baru menyadari betapa pentingnya konversasi ini.
Ayahnya memulai narasinya dengan nada pelan, tak terburu-buru dalam menyusun untaian kalimat.
Terra hanya dapat terdiam membisu ketika Ayahnya menceritakan semuanya. Semua tentang dirinya. Dengan nostalgia kesedihan dimana Terra ingat pernah menggores air mukanya beberapa tahun yang lalu.
Ayahnya menceritakan tentang siapa itu kepala keluarga utama Nanase--setelah mengetahui cerita dari Ayahnya, Terra tidak tahu harus berbuat apa setelah tahu jika Ayahnya adalah kepala keluarga utama Nanase yang tirani sedangkan Mamanya adalah Nyonya besar dengan otak licik. Tentang apa itu pembunuh bayaran yang merupaka. Pekerjaan Ayahnya serta Mamanya juga seorang mafia ganja ternama di dunia gelap. Tentang Ayah yatim piatu serta rahasia kecil jika ternyata Ayahnya sendirilah yang membunuh kakek dan nenek Terra menggunakan tangannya sendiri. Tentang dua makam tua di bawah pohon sakura serta alasan mengapa setiap akhir bulan Ayah dan Mama akan mengajaknya kesana. Tentang pelarian dari Interpol yang penuh ketegangan dan munculnya benih-benih cinta antara Ayah dan Mama serta Mama yang dimasa lalu sering berusaha membunuh Ayah dan bahkan Mama pernah mengkucek paman Sogo yang merupakan kepala keluarga utama Osaka dalam mesin cuci selama pelarian.
Semua Ayahnya ceritakan padanya dengan kalimat yang tersusun jelas agar Terra bisa memahaminya.
Terra tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu begitu saja.
Yang ia tahu, Ayahnya tiba-tiba mengulurkan tangannya ke wajahnya, mengusap bawah matanya ibu jarinya yang tegas.
Basah...
Terra bahkan tidak sadar jika ia ternyata menangis.
Ayahnya tersenyum sendu. Masih dengan ibu jari mengusap lembut.
"Tidak apa-apa jika Terra benci, Ayah--"
"Mana mungkin aku benci Ayah!"
Terra dengan tegas menginterupsi. Ia sempat melihat Ayahnya tampak tertegun, namun ia butuh memberikan reasuransi ini untuk Ayahnya. Ayahnya tidak boleh berpikir begitu!
"Aku tidak akan membenci Ayah. Tidak akan pernah," ulangnya tanpa sedikitpun nada keraguan. "Ayah tetaplah Ayahku, Nanase Riku. Ayah mungkin berbeda...." gumamnya, ia mendongak untuk menatap sang Ayah lurus-lurus dimata.
"Tetapi berbeda itu bukan berarti buruk. Berbeda itu hanya unik dan mereka tetaplah indah."
Riku yang terdiam merasa jauh di dalam lubuk hatinya terdalam rasa kehangatan.
Riku menuruti impulsnya dan membawa bocah lelaki itu ke dalam dekapannya, menyalurkan rasa sayangnya yang begitu besar. Membuncah tanpa bisa dicegah.
Terra bisa merasakan rambutnya terasa basah, sontak membuatnya tertegun sejenak.
Ayahnya.... menangis....
Seumur-umur Terra jarang melihat Ayahnya menangis--tidak pernah, bahkan ia selalu mengenal Ayahnya sebagai sosok yang kuat dan tenang.
Namun kini Ayahnya menangis.
Tapi Terra tahu tangisan ini bukanlan tangisan kesedihan.
Tangis ini adalah tangisan kebahagiaan.
"Terima kasih, Terra."
Ia mendengar sang Ayah berbisik dipucuk kepalanya, sebelum kemudian diikuti oleh sebuah kecupan yang menyerta.
Terra tidak membalas secara verbal. Ia hanya mengeratkan pelukannya di tubuh pria itu dan dalam diam turut menangis bersamanyaa.
.
.
.
.
.
Dia punya Ayah yang berbeda memang.
Namun ia juga tahu, dirinya sendiri juga berbeda.
Terra tahu ia berbeda.
Terra tahu ia berbeda dari seluruh keluarga utama dan cabang Nanase.
Ia berbeda karena ia bukanlah anak kandung Nanase Riku dan Nanase Tenn.
Asal usul dirinya saja tidak jelas, namun dua tirani kembar nan kejam yang selama ini selalu menekan leher setiap keluarga cabang Nanase sangat menyayangi dirinya.
Terra merasa ia tidak ingin bertemu dengan orang tua kadungnya lagi, asalkan bisa bersama dengan Nanase Riku dan Nanase Tenn hingga maut menjemput sudah merupakan kebahagiaan untuk dirinya.
Ketika Ayah dan Mamanya dengan penuh bangga menatap dirinya ketika ia berhasil naik tingkat ataupun mendapat kejuaraan dalam pertandingan takwondo, Terra merasa ia bisa menjadi salah satu poin utama kedua orang tuanya.
Terra akan berusaha keras untuk membuat mereka bangga. Berusaha keras untuk melindungi senyum dan pancaran kebahagiaan kedua orang tuanya.
Dan Terra pun ikut tersenyum.
.
.
.
.
.
Terra tahu dia berbeda.
Tapi berbeda itu bukan berarti buruk.
Berbeda itu unik dan unik tetap saja indah.
Indah....
.....dan akan selamanya begitu.
"DIFFERENT IS NOT BAD"
"DIFFERENT IS JUST DIFFERENT"
.
.
.
.
.
The And
YOU ARE READING
NO EXIT : DIFFERENT IS NOT BAD
Teen FictionTerra sadar ada yang berbeda dari Ayahnya. Ayahnya berbeda.... Tetapi berbeda bukan berarti tidak baik. 'Ayahku bukan penjahat!' Rank Tag : Rank #26 TRIGGER //05-08-2022 Rank #15 Nanase Riku //07-08-2022
DIFFERENT IS NOT BAD
Start from the beginning
