♡♡

Berapa hari kemudian, Yibo bekerja seperti biasa. Ia masuk kedalam kantornya dengan wajah senang membuat para karyawan yang menatapnya terheran-heran. Sungguh luar biasa. Sosok Yibo yang sangat dingin ternyata bisa tersenyum juga. Pikir karyawan.

Sean berjalan dibelakang Yibo sembari memutarkan matanya malas. "Jangan buat karyawan terkejut dengan sikap mu. Perlihatkan wajah aslimu." celetuk Sean.

"Biarkan aku seperti ini sebentar saja." ucap Yibo. Ya, sudah sangat lama bagi Yibo tidak merasakan sebahagia ini.

Sean hanya bisa membuang nafasnya panjang. "Ya."

Keduanya masuk kedalam ruangannya masing-masing. Yibo duduk bersandar disofa, ia mulai membuka laptop bukan untuk bekerja tapi untuk memantau seseorang lewat laptop.

Melihat seseorang didalam laptop membuat Yibo tersenyum. Ia terus memperhatikan aktivitas sosok tersebut, berawal dari masak, nyuci piring dan bermain bersama anaknya. Andai saja Yibo juga termasuk kedalam keluarga itu mungkin hidupnya akan lebih berwarna.

"Aku harus mendapatkannya." gumamnya.

Setelah puas memantau pujaan hati Yibo kembali melanjutkan pekerjaannya yang terbengkalai berapa jam lalu karena sibuk mengawasi sang pujaan hati.

Cklekkkkkk.......

Sean masuk kedalam ruangan, di tangannya membawa tablet berwarna hitam. Isi tablet tersebut tentu sangat penting membuat Sean tidak bisa meninggalkannya di sembarangan tempat.

"Kau belum menyelesaikannya? Sudah berapa jam ini?" jengkel Sean ketika melihat dokumen yang tadi Sean antar masih tertata rapih di atas meja seperti belum tersentuh.

"Sebenarnya siapa bos disini? Kenapa aku yang dimarahi?" kesal Yibo, jika Sean bukan saudara kembar Zhan mungkin Yibo sudah menendangnya keluar.

"Yibo kau ini sudah dewasa, ada masanya serius dan ada masanya mengagumi pujaan hati mu. Sekarang sedang di kantor, buang dulu semua tentang Xiao Zhan."

Mata Yibo melotot. "Pantas saja semua wanita memutusimu."

"Apa maksud mu Hah?!"

"Kau tidak pernah serius dalam berhubungan dan kau tidak pernah memikirkan perasaan pasanganmu." jelas Yibo. "Mudah sekali kau bilang buang dulu semua tentang Zhan. Sedangkan kau tau aku tidak akan semudah membuang ataupun melupakan seseorang yang aku cintai, bahkan 7 tahun terlewatkan aku tetap mencintainya."

Sean terdiam bukan karena terharu mendengarnya tapi dia sangat bosan mendengar kata-kata cinta dari mulut Yibo. Tentu saja Sean sangat tau jika Yibo sudah sangat menggilai Xiao Zhan.

"Astaga, aku tidak bermaksud meminta mu untuk membuang Zhan sungguhan. Aku hanya meminta mu agar lebih fokus ke pekerjaan saat berada di kantor!" emosi Sean tak tertahan.

"Sama saja, aku tidak akan pernah melupakan Xiao Zhan dalam sedetik pun."

"Terserah mu, aku hanya ingin dokumen ini cepat diselesaikan agar aku bisa pulang lebih cepat."

Sean memberikan sebuah map tebal berisi keras penting. Yibo membaca dokumen secara detail. Wang Yibo termasuk orang yang teliti dan bagus ketika berurusan dengan pekerjaan.

Kau Takdirku! [Yizhan] Where stories live. Discover now