Chapter 8

1.7K 248 63
                                    

HAPPY READING!
_____/\_____

Typo berkeliaran

Selesai berkunjung ke makam sang Ayah, Zhan meminta Yibo untuk mengantarkannya ke sebuah alamat entah alamat apa itu.

"Untuk apa kau kesana?" penasaran Yibo.

"Bukan urusanmu." balas Zhan.

Sesampainya di alamat tersebut Zhan mencoba untuk membuka pintu mobil namun Yibo mencegah tangannya hingga Zhan menoleh ke arahnya.

"Aku akan ikut."

"Tidak, diamlah disini." ujar Zhan.

"Zhan, tidak bisakah kau memberitahuku?"

Zhan meremas tangannya. "Tolong jangan temui aku lagi. Lupakan semuanya. Aku tidak pernah mencintaimu. Dan tidak akan pernah bisa membalas cintamu." tukas Zhan.

Yibo menundukkan kepalanya, semua perkataan sangat menusuk di hatinya. "Maafkan aku jika itu membuatmu tidak nyaman." lirih Yibo.

Tanpa banyak bicara Zhan keluar dari mobil. Mata Zhan melirik mobil Yibo sekilas lalu ia pergi menjauh dari sana.

Zhan terus melangkahkan kakinya entah kemana. Ia hanya menunggu ajal menjemputnya. "Waktuku sudah tidak lama." miris Zhan.

"Maafkan aku telah membohongi kalian semua." lanjut Zhan. "Hah-hah-hah. Bukankah aku sungguh hebat bisa membohongi kalian semua?" Zhan merasakan sebuah cairan mengalir di hidungnya. Ia mengusap cairan merah itu.

"Terima kasih dan maaf." gumam Zhan.

Yibo masih terdiam didalam mobil ia belum menjalankan mobil itu. Matanya memandang ke bawah. Dadanya terasa sesak, amat sesak ingin rasanya ia mengubur dirinya hidup-hidup.

"Kenapa terasa sangat sakit?" Yibo menekan dadanya.

Ia melirik ke arah kursi Zhan yang tadi, ia menemukan dompet hitam milik Zhan. "Itu milik Zhan." Yibo mengambil dompet itu tetapi dia malah menemukan selembar kertas dibawah dompet.

Karena penasaran Yibo membuka kertas itu lalu membacanya.

For Wang Yibo
From Xiao Zhan

Yibo aku sangat berterima kasih, karenamu adikku bisa kembali sadar. Aku tidak tau harus membalas semua kebaikanmu dengan apa. Terima kasih telah mencintaiku disaat tidak ada seorangpun yang mencintaiku. Aku sungguh terharu.

Maaf, jika aku tidak bisa membalas cintamu. Aku hanya tidak ingin membuatmu tersakit, membuatmu menangis karenaku. Lebih baik kau buang jauh-jauh perasaanmu terhadap ku.

Kau ingin tau semua tentang diriku bukan?

Aku Xiao Zhan, seorang pemuda yang sangat nakal sejak kecil. Aku membuat adik dan ayahku celaka. Apakah kau tau, ayah ku meninggal dan adikku—Sean mengalami kerusakan ginjal.

Aku takut, sangat takut ketika mendapatkan kabar ayahku meninggal setelah mendapatkan kabar itu aku kembali diberitahu bahwa adikku mengalami kerusakan ginjal disebabkan oleh kecelakaan.

Dokter mengangkat satu ginjal Sean. Tentu itu sangat berbahaya. Kau tau bukan, seseorang tidak akan bertahan hidup hanya dengan satu ginjal.

Aku memberikan satu ginjal ku untuk adikku karena aku tidak ingin hidup penuh dengan penyesalan. Bahkan setelah semua ini aku tetap merasakan sebuah penyesalan. Menyesal tidak menuruti semua perkataan kedua orang tua ku, andai saja aku menuruti mungkin semua ini tidak akan terjadi.

Maafkan aku, aku tidak bermaksud menjauhi mu ataupun menolakmu. Aku sangat senang! Sungguh!

Tolong jangan memandangku sebagai orang lemah! Aku kuat!

Tolong jangan mengasihani ku! Aku benci itu!

Dan, tolong jangan mencariku. Aku akan pergi. Jauh, sangat jauh hingga kau tidak menemukan ku lagi.

Terima kasih atas semuanya. Di dompetku ada beberapa uang tabunganku. Tolong terimalah, maaf aku baru bisa mengembalikan sedikit dari yang aku pinjam.

By : Xiao Zhan

Yibo meletakkan kembali kertas itu, lalu berlari keluar mobil mencari keberadaan Zhan. "XIAO ZHAN!" panggil Yibo. Ia melihat sekitarnya namun tidak menemukan Zhan.

Seluruh jalanan berwarna putih, dipenuhi dengan salju. Pikiran Yibo semakin kalang kabut. Ia sangat cemas.

"Zhan!" teriak Yibo lagi.

Tetapi tetap tidak ada tanggapan dari Zhan.

"Seberapa banyak rahasia yang kau sembunyikan?" gumam Yibo, dia meneteskan air matanya.

"Dan seberapa banyak rasa sakit yang kau tanggung seorang diri?" lirih Yibo.

"Kumohon Zhan, kembalilah." pinta Yibo. "Kita lewati semuanya bersama-sama. Hikssss. Jangan tinggalkan aku."

Zhan memeluk tubuhnya sendiri di bawah pohon yang tertutup salju. "Uhukkkkk, uhukkkkk." Zhan mengeluarkan darah.

Bruk!

Tubuh Zhan terjatuh di atas salju. 'Selamat tinggal.' Mata Zhan terpejam, namun pendengarnya masih mendengar seseorang memanggil namanya.

"Zhan?! Hey, Zhan sadarlah!" wajah pria itu terlihat panik. Dia menggendong tubuh lemas Zhan, bahkan darah di hidung Zhan tak kunjung berhenti membuatnya semakin panik.

"Zhan, Kumohon bertahanlah." ucapnya dengan suara gemetar. "Zhan, jangan pergi. Kumohon."

Ia mengeratkan gendongannya, berharap tubuhnya mengalirkan sebuah kehangatan untuk Zhan.

Sosok itu membawa Zhan ke rumah sakit. Namun dia terlambat. Sosok itu menangis didepan tubuh Zhan yang kaku nan dingin. "Zhan, kenapa semua terjadi padamu? Kenapa?"

END!

Chapter terpendek. Xixixixi:)





















































































































































































Bohong deh. Di tunggu Next chapter-Nya.
To Be Continued........

Kau Takdirku! [Yizhan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang