childish flower (2/3)

Mulai dari awal
                                    

"Iya, dia anak kelas I." Bayu menimpal.

"Tahu banget deh emang sahabatnya mah."

"Gue tahu dari emaknya yang bilang! Bukan gue tahu sendiri dari orangnya, hih!" Bayu menyemprot gak terima dikatai 'sahabat' sama si anak culun yang lagi mereka obrolin.

Mana lagi-lagi, si Josephine cuman ngakak. "Ya udah deh, lagian ngapain ngomongin si Sandi terus? Gak seru, mending ngomongin Kak Johan gimana? Lo udah move on dari dia?"

"SEMPRUL! TOPIK LO JUGA GAK ADA BAGUS-BAGUSNYA!"

Untuk kesekian kalinya, Josephine cuman ketawa. Dan nama 'Sandi' gak banyak disebut lagi sejak itu, Josephine juga gak terlalu ingat yang mana sebetulnya muka Sandi sih. Jadi, dia pikir tetangganya si Bayu itu bukan orang penting. Namanya juga gak eksis disebut murid-murid. Sosoknya juga gak jadi penyumbang perlombaan yang diingat oleh banyak murid kecuali para guru—yang mana katanya Sandi jadi perwakilan sekolah buat lomba Matematika. Gak tahu juga tuh lombanya kayak gimana, mungkin hitung cepat. Josephine dan Bayu cuman ribut kepanasan di barisan belakang upacara pas ada pengumuman itu.

Itu sih, dulu pas SMP.

Beda lagi ketika pas SMA, yang mana lingkup sosial dan murid bersama berbagai macam kegiatan sekolahnya lebih banyak dan kompleks. SMA tempat Bayu dulu dikenal karena kegiatan ekstrakulikulernya yang beragam dan cetakan prestasi di sana, juga kegiatan lembaga kesiswaannya yang katanya sering mengadakan acara formalitas yang cukup eksis.

Sebenarnya, bukan 'katanya' lagi sih. Bayu yang sudah setahunan bergabung jadi anggota MPK—hasil daftar iseng—mengakui kalau kegiatan kesiswaan sekolah mereka cukup banyak dan beberapa cukup bermodal. Kadang Bayu sendiri juga capek sama kegiatannya tapi sebenarnya cukup worth it sih, untuk beberapa alasan yang membuatnya jadi sering pulang lewat jam semestinya.

"Rapat lagi, Bay?" tanya Sheo lihat Bayu membereskan barang-barangnya.

"He-eh," Bayu mengangguk sambil membetulkan letak tasnya.

"Rapat mulu, ngasilin duit kagak." Yeda meledek padahal lagi sibuk nge-game di ponsel.

"Bacot lu kaleng Khong Guan!"

"Gue juga mau ekskul, bentar lagi mulai." Josephine juga beranjak.

"Ekskul mulu lo, Sep, dapet pacar kagak."

"PROTES MULU LO AKIK-AKIK BOTOL AMER!"

"Hush! Bercanda lo goblok banget masih di sekolah anjeng!" Bayu menabok Josephine.

"Tuh, Sep, dengerin kata si anak MPK. Tiati kalau di sekolah jangan ngegoblok, nanti dicatat terus disidak di BK." Sheo menimpal ngawur.

"Ngawur banget lo pada, udahlah," Bayu berbalik pergi meninggalkan kelas.

"Duluan, bro." pamit Josephine.

"Iya!"

Meski berjalan keluar bareng Josephine, tapi Bayu pamitan duluan lagi karena ngambil ke arah yang berbeda melewati ruang guru, sementara Josephine langsung ke lapangan.

Bayu santai saja melenggang berjalan sendiri sampai tiba-tiba di persimpangan koridor papasan dengan seseorang.

Belum Bayu bereaksi, orang itu langsung tersenyum dan menyapa duluan, "Hai, Bayu, mau ke mana?"

Bayu balas tersenyum agak meringis, "Biasalah Jen, rapat."

"Oh, mau ke sekre MPK? Gue juga mau ke sekre OSIS, bareng ayo."

"Ayo aja sih gua mah."

Bayu mengiyakan saja, meski ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa hubungan antara OSIS dengan MPK gak terlalu baik tapi kalau ada pihak OSIS sendiri yang ramah masa' mau Bayu musuhin?

Undercover ╏ SooGyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang