02 | No one

1.3K 194 11
                                    

[Minggu ketiga maret. Pukul 18:04, 3-H upacara kelulusan]

————

(Name) POV

Sepulang sekolah, seperti biasanya aku mendapati orangtuaku bertengkar, adu cekcok sambil menghancurkan barang.

Hampir setiap malam mereka melakukan itu, tanpa peduli bagaimana perasaanku, tanpa tahu bagaimana kondisi psikis anaknya sendiri.

Mereka egois, hanya mementingkan diri mereka sendiri.

Tidakkah mereka sadar? Aku, (fullname) sudah lelah menjadi saksi bisu pertengkaran diantara mereka berdua!

Aku berjalan menuju kamar dengan lesu, seperti orang yang tidak berniat untuk hidup. Tunggu— aku hidup untuk apa atau mungkin, untuk siapa?

"Setidaknya kau punya sesuatu yang bisa kau jadikan alasan untuk bertahan hidup,"

Hei, tak satu orangpun yang menyayangiku.

"Kau salah, pasti ada satu yang orang melihatmu,"

Tidak, kau yang salah! Tak satu orangpun dari mereka yang melihat ke arahku. Ya ... tak satupun, kecuali—

"Bermimpilah dahulu, jika kau ingin aku menjadi milikmu,"

"Kau gadis yang sangat menyebalkan. Jangan pernah mendekatiku atau menampakkan sehelai rambutmu dihadapan ku!"

—tuhan.

Ya, hanya tuhan yang melihatku.



.
.
.

To be continue...

𝐑𝐞𝐠𝐫𝐞𝐭 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang