Haruto tertawa kecil mendengar itu berbeda dengan tiga teman mereka yang bungkam bukan karena tidak bisa membantu juyeon, karena bagaimanapun juyeon ikut salah di saat haruto menitipkan adiknya untuk ia jaga saat haruto tidak bisa menjemputnya di sekolah, justru Juyeon malahan ikut andil dalam kebohongan yang dilakukan oleh Liz.

BUGH!

Satu pukulan keras didapatkan juyeon di sudut bibir kanan yang membuat sudut bibir nya terluka dan berdarah.

Juyeon yang jatuh ke lantai akibat pukulan dadakan dari haruto tidak bisa melakukan apapun selain rela melakukan itu asal Liz baik-baik saja di rumah.

"Apa cukup?." Tanya haruto menantang juyeon.

"Kamu baik-baik saja juyeon?." Tanya Junghwan yang membantu juyeon berdiri.

"Pukul saja lagi kalo kamu masih belum puas." Ucap juyeon membuat haruto kembali tertawa kecil.

"Tidak Ruto, hentikan kamu bisa melukai juyeon." Ucap Lee know.

"Benar, lagi pula juyeon sudah menjelaskan semuanya, jadi jangan bertengkar." Ucap Jisung.

"Biarkan saja kalo memang haruto masih ingin memukuli ku, kalian bertiga jangan ikut campur." Ujar juyeon menatap datar ketiga temannya lalu beralih menatap haruto,"Yaa! Hajar aku sampai kamu puas, cepat haruto!."

"Baiklah, ini karena kamu yang memintanya juyeon."

"Aku tidak peduli, asal kamu tidak menghukum apalagi memarahi Liz, lakukan sekeras mungkin aku bisa menahan rasa sakit itu."

Juyeon menutup matanya untuk merasakan rasa sakit di wajahnya saat haruto memukulnya sampai babak belur, haruto yang tersenyum smirk itu pun sudah mengepalkan tangannya kuat dan hendak memukul kembali wajah juyeon.

Juyeon mengerutkan keningnya saat ia sama sekali tidak merasakan sakit atas pukulan haruto, lantas dia membuka matanya dan melihat tangan haruto mengepal tepat di hadapannya.

"Ke-kenapa?." Tanya Juyeon.

"Yaa! Kau pikir aku Setega itu untuk memukulmu lebih dari sekali? terlebih lagi Liz melindungi kamu dan kamu melindungi Liz, kalian berdua benar-benar membuatku gila."

"Apa katamu? Liz melindungi ku?."

Haruto tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepalanya.

"Iyah, dia melindungi kamu dan memintaku untuk tidak melukai kamu."

Flashback Di kamar Liz.

"Abang, boleh aku berbicara sesuatu?."

"Tentu, mau bicara apa?."

"Soal kak juyeon, aku mohon jangan lukai kak Juyeon karena dia ikut membohongi Abang, karena bagaimanapun ini kesalahanku, aku yang minta kak juyeon untuk tutup mulut, jadi Abang hukum saja aku asal jangan lukai bang juyeon."

"Kenapa? Dia itu pria Liz, harus nya dia bisa melarang hal seperti itu ke kamu."

"Aku tau bang, tapi kan ini semua berawal dari Liz, aku yang maksa kak juyeon untuk tutup mulut dan tidak memberitahukan soal ini ke Abang, aku mohon, jangan lukai kak juyeon, ya bang please."

Flashback Off

Sebuah senyum simpul tercipta di bibir juyeon saat haruto menceritakan tentang Liz yang memintanya untuk tidak melukai juyeon.

"Yaa! Sebenarnya aku ingin sekali membuatmu terluka, tapi aku mengingat janjiku pada Liz, mungkin satu pukulan cukup untuk memberimu hukuman, juyeon." Ucap haruto lalu menepuk pundak juyeon.

Haruto membisikkan sesuatu yang membuat juyeon terkejut.

"Tolong jaga adikku jika kamu memang menyukainya, tapi ingat, luka sekecil apapun jika aku melihat hal itu maka nyawa mu sebagai taruhannya."

"Haruto, kamu serius?."

"Untuk Liz, aku izinkan kamu mendekatinya asal kamu menepati janji kamu."

"Aku pasti akan menjaganya, aku Janji, terimakasih haruto." Ucap juyeon yang begitu senang dengan senyum lebar.

"Aaww.. masih sakit ternyata haha." Ucap Juyeon meringis saat sudut bibirnya begitu terasa sakit.

"Cowok kan? Ya tahan dong." Ucap Haruto.

"Ekhem, kayaknya kami hanya jadi patung di sini." Ucap Jisung.

"Benar, patung yang sangat transparan tepatnya." Ucap Junghwan.

"Aish kalian berdua tuh." Sarkas Lee know yang melihat drama duo J ini.

Drtt...Drtt...Drttt...

Saat sela-sela mengobrol mereka suara ponsel mereka berdering bersamaan dengan munculnya notifikasi pesan dari Donghae.

"Hyung meminta kita untuk datang ke markas sekarang." Ucap Junghwan.

"Ada apa? Dadakan sekali." Tanya Jisung.

"Entah, lebih baik sekarang kita pergi ke markas saja, dan untuk mayat ini suruh anak buah kita saja untuk menghantarkan nya, dan juga suruh mereka untuk membersihkan semua noda merah ini." Ucap Lee know.

"Aku akan menelpon mereka untuk datang ke sini dan membersihkan ini semua." Ucap Juyeon.

"Kalo gitu berangkat sekarang saja, ayok."

Mereka berlima pergi dari rumah tua itu menuju mobil masing-masing untuk pergi ke markas besar.

°°°°

Tengah malam di kota Amerika, mereka semua berada di bandara untuk pergi ke tempat mereka bertugas sebagai mafia, dan malam ini adalah jadwal penerbangan terkahir dimana Taehyung dan Joyce sudah berada di pesawat jet milik taehyung pribadi, tujuan mereka berdua adalah ke Swiss.

"Joyce, kamu tidur saja lagi pula ini sudah larut." Ucap Taehyung.

"Baiklah, kamu juga jangan lupa untuk tidur, selamat malam Tae."

"Malam."

Saat Joyce memejamkan matanya, taehyung membuka laptop miliknya.

"Targetku besok adalah Mr. Daniel, pengusaha kaya raya yang memiliki ribuan bodyguard berbadan besar, aku harus mengambil mutiara seharga dua triliun itu darinya, aku harap Joyce baik-baik saja saat aku tinggal sendiri besok." Batin Taehyung.

Saat di sela-sela melihat data-data tentang targetnya ponsel taehyung berdering memunculkan satu pesan dari seokjin yang langsung di buka olehnya.

Taehyung, aku tidak tau mengatakan ini baik atau tidak, tapi aku harap Joyce kau bawa bersama mu, karena sepertinya Mr. Daniel sudah mengetahui pergerakan kita, kau tau sendiri kan? Target mu itu bukanlah orang sembarangan, melainkan pria berotak licik, tetap waspada Tae! Aku mendukungmu dari sini”

Taehyung menghela nafasnya lalu menyenderkan kepalanya di bangku pesawat kemudian memiringkan wajahnya dengan menatap Joyce yang sudah pulas tertidur.

"Membawa Joyce sama saja aku memberitahukan identitas ku sebagai mafia kepadanya, tapi jika aku terus menyembunyikannya dia juga akan tetap tau nantinya." Batin Taehyung.

Lelah berpikir membuat taehyung di serang rasa kantuk.

"Hoamm... Aku pikirkan besok saja di apartemen, lebih baik aku tidur dulu."

Beberapa menit kemudian taehyung tertidur pulas dengan bahunya menjadi bantalan kepala Joyce.

MAFIA • Haruto Watanabe [✓]Where stories live. Discover now