Tangan elizabeth bergetar. Menyatukan kedua alisnya menahan perasaannya yang kini bercampur aduk. Hatinya perih, Tak sanggup melihat anaknya yang seperti ini. Jujur ini pertama kalinya ia melihat anaknya menangis dan itu sangat mengiris hatinya. Disatu sisi ia ingin menuruti keinginan anaknya itu namun disisi lain ada aturan yang menjerat mereka dan ia takut untuk melanggar aturan. Karena jika dia memaksa untuk tetap menyatukan Yeji dan Lia, elizabeth tau apa hukuman yang akan mereka peroleh.

"........taati aturannya, buang jauh-jauh rasa cintamu itu !" elizabeth bangkit. Sekuat tenaga mengeraskan hatinya. Dia hanya tak ingin nantinya anaknya itu menerima hukumannya dan jalan satu-satunya hanya menentang hubungan mereka. ".......Mungkin sekarang kau membenci keputusan yang telah kuambil tapi aku yakin dikemudian hari kau akan berterima kasih padaku" ucap elizabeth tegas. Melunturkan harapan Yeji yang kini semakin banyak menjatuhkan air mata. Menangis dengan linangan air mata kekecewaan. Melunturkan kisah cinta dirinya yang tak akan pernah bersatu bersama seseorang yang dicintai.

Dibalik pintu kamar seorang gadis berusia 17an tahun terlihat menyandarkan keningnya dipermukaan pintu. Mendengarkan percakapan 2 orang didalam kamar itu. Keningnya menaut. Meletakan telapak tangannya didepan dada sembari menghela nafasnya panjang.

.

"elizabeth menyuruhku untuk mengambil pendidikan diinggris...." Yeji mendekati Lia yang sedang menatap keluar jendela kamarnya. Menampakan berbagai macam bunga dengan hujan sebagai bacgroundnya.

Lia menoleh. Memandang wajah Yeji yang memerah karena tangisannya tadi.
Lia mendesah lirih, tak merespon Yeji dan memilih berjalan ketengah ruang kamarnya kemudian duduk didepan perapian.

".......aku tak ingin menyerah denganmu Lia, tapi apa yang harus aku lakukan?" ucap Yeji lagi. Menahan perasaannya, menahan derita yang kini terasa ada dipuncak kepalanya.

"..........duduklah...." Lia menyuruh Yeji untuk duduk. Menuangkan teh hangat kedalam cangkir berukuran sedang yang telah ia persiapkan untuk menyambut kedatangan Yeji. Namun bukannya duduk, Yeji justru dengan cepat berjalan mendekati Lia. memeluk tubuh Lia erat. Dan untuk kesekian kali air mata Yeji tumpah.

"....maafkan aku.....aku mencintaimu Lia, aku sangat sangat mencintaimu....." lirih Yeji. Semakin mengeratkan pelukannya pada Lia. Menumpahkaan kesedihan yang selama ini ia pikul seorang diri. Menyembunyikan kelemahannya dan berpura-pura kuat. Padahal didalam dirinya dia hanya manusia biasa yang menginginkan kehidupan biasa. Tanpa kepura-puraan, tanpa beban yang kapan saja dapat menghancurkan dirinya. Tapi rasanya itu mustahil. Tak ada yang mau mengerti bahkan ibu kandungnya sendiri mencoba memisahkan dirinya dengan seseorang yang menjadi sumber kebahagiaannya.

"maaf......aku benar-benar tak tau harus melakukan apa Lia......" isak Yeji lagi. Tenggelam dalam kesedihan yang kini ia rasakan berkali kali lipat dari sebelumnya.

Mendengar itu mata Lia mulai berkaca-kaca. Menautkan keningnya beberapa saat. Mencoba menahan air mata dan berusaha menguatkan dirinya sendiri. Menguatkan hati dan juga pikirannya yang terasa bercampur aduk. Antara sedih, marah, juga kecewa . Tapi Lia juga tak dapat melakukan apapun dan hanya dapat menerima tanpa dapat melawan. karena pada kenyataannya Lia sama seperti Yeji. Dia hanya dijadikan boneka hidup oleh ayahnya. Menuruti apapun yang ayahnya perintah tanpa dapat menolak dengan mengatakan tidak. "....aku mengerti........ jangan lagi menangis....." Lia membelai rambut Yeji lembut. Berharap dia bisa menjadi sumber tenaga untuk Yeji meskipun pada kenyataannya dia tak sekuat itu. Lia sangat mudah menangis dan terluka. tapi kali ini Lia berusaha untuk lebih tegar. Karena hanya itu saja hal yang dapat ia lakukan.

"...jangan menangis lagi......"

.
Lia Part
#flashback

"bolehkah aku mencintaimu dalam diam?" kutatap wajah Yeji yang sedang membaringkan tubuhnya ditengah ilalang disampingku. Mengangkat bagian atas tubuhku dan menjadikan kedua siku sebagai bantalannya. memandangi Yeji yang kini menatapku dengan kedua matanya yang berwarna kecokelatan.

ONESHOOTWhere stories live. Discover now