機会 (Kesempatan)

2.2K 124 39
                                    

"Elo bisa gak sih dengerin kita-kita? Elo semua bakalan disetrap Pak Andi!" omel seorang gadis cilik manis berkulit gelap.

"Bawel banget sih lu, kita gak bakal disetrap kalo kita balik sebelum jam 11," balas seorang bocah laki-laki dengan sama emosinya.

"Emangnya lo pikir jalan kaki dari sini ke pasar, main bola, terus balik lagi ke sini, cukup dua jam?" sanggah anak perempuan berkacamata yang berdiri di sebelah gadis cilik tadi. "Lo juga, Sat. Entar gue laporin ke nyokap lo kalo elo ikut pergi."

"Lo comel banget sih, Dil. Bisanya ngelapor ke nyokap gue," bocah laki-laki lain mulai ikut dalam pertengkaran.

"Udah-udah, biarin aja mereka. Mending kita main zombie, kan enak nih istirahat panjang," kata seorang anak berkata kepada gadis berkulit gelap tadi, mencoba menenangkan.

"Gak bisa gitu, Pao. Tadi Pak Andi udah pesen, gak ada yang boleh main jauh-jauh. Dan jelas, kita gak boleh telat."

Ya, di sinilah kami, murid kelas 6-B, di lapangan sekolah pada pukul 9 pagi. Guru kami, Pak Andi, tiba-tiba ada urusan dengan kepala sekolah sejak pukul setengah 9 tadi, sehingga kami dapat bermain dengan bebas. Katanya beliau akan kembali mengajar pukul setengah 12 nanti. Dan tiba-tiba, genk 'sana' mencetuskan akan bermain bola di lapangan dekat pasar yang cukup jauh dari sini. Tentu saja ini membuat genk kami berusaha menghalanginya, genk anak-anak teladan.

Memang beginilah keadaan kelas 6-B, terbagi tiga. Kelompok pertama adalah genk kami ini, yang semuanya berisi anak-anak rajin dan taat peraturan, dan entah kenapa, hampir semuanya perempuan. Hanya aku dan Pao yang laki-laki. Kelompok kedua berisi anak-anak cowok bandel, yang biasa kami sebut genk 'sana'. Terakhir, yang ketiga, adalah anak-anak yang tidak tergabung dengan genk manapun.

Sekalipun belum pernah dinobatkan, kami semua menganggap Nia sebagai pemimpin genk kami. Gadis cilik berkulit gelap itulah yang paling galak dan tidak gentar adu mulut dengan anak-anak cowok bandel, mungkin karena ke-tomboy-annya. Dia hampir selalu bersama dengan teman baiknya, Dila si anak berkacamata, yang juga tidak kalah galaknya sekalipun dia jarang berteriak. Pao si anak baiklah yang biasanya menenangkan kedua anak perempuan tersebut.

Sementara itu, pemimpin genk 'sana' adalah seorang anak cowok yang baru bergabung dengan sekolah kami di awal tahun ajaran ini, namanya Bimo. Entah bagaimana, dalam waktu singkat dia berhasil merekrut pengikut dan akhirnya membentuk genk. Bersama dengan wakilnya, Satria, yang sebenarnya teman masa kecil Dila, mereka berdua memimpin genk 'sana' untuk melakukan kenakalan di kelas.

Sekalipun kami menyebut mereka bandel, sebenarnya kenakalan mereka hanyalah kenakalan anak-anak biasa seperti berisik di kelas, main bola di kelas, meledek nama orangtua orang lain, menempelkan permen karet di mana-mana, dan sebagainya. Hanya saja, karena bertentangan dengan prinsip genk kami yang taat peraturan, kedua genk kami jadi sering cekcok.

Terlepas dari sikap bandelnya, Bimo sebenarnya termasuk anak yang pintar, berbeda dengan teman-temannya. Setiap kali ulangan harian, nilainya selalu ada di peringkat lima teratas, sekalipun belum pernah nomor satu. Pada pembagian rapot semester 1 kemarin pun, dia mendapat ranking 4, yang membuat Nia semakin jengah karena dia ada di peringkat 5.

Bagaimana denganku? Kalau aku, tentu saja, selalu berada di tiga teratas, bersama Dila, dan Pao. Sekalipun aku tidak memakai kacamata, tetapi aku sangat suka membaca buku, apa saja, termasuk buku pelajaran. Itulah yang membuat aku selalu mendapat nilai yang bagus.

Aku dan Nia sudah akrab dari dulu karena kami bertetangga dan juga sekolah di TK yang sama. Karena seringnya aku bermain dengannya, aku sampai hafal baunya yang seperti coklat. Aku pun ikut ketika dia membuat genk, sekalipun aku sebenarnya tidak suka bertengkar seperti ini. Namun, karena genk kami berisi anak-anak yang menyenangkan, aku merasa senang bermain bersama mereka. Karena itulah, aku biasanya hanya diam dan menonton di saat seperti ini.

Firefly and Butterflyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن