OBSESI MAFIA

pertemuan tak terduga

Hari ini kuro sedang ada di kampus dia sekelas dengan 2 sahabat nya

Haruki"kuro apa kau sudah mengerjakan tugas matematika dari pak bane?"
Kuro menjawab"sudah kok"

Pak bane pun masuk ke kelas

Pak bane"baik anak-anak buka buku Pr kalian yang kemarin kita cocokkan

ISTIRAHAT
Di Kantin

Kuro"oh iya aku membawa kue yang aku buat tadi malam karena sedang senggang ^^"

Haruki"wah makasih ya kuro terbaik deh"

Akamane"wah kuro kue ini rasa apa?"

Kuro"ini rasa red Velvet, bagaimana rasanya enak tidak?"

Haruki"enak banget kuro kue buatanmu memang nomer satu di dunia"

Akamane"kue nya enak apalagi baunya juga gw suka banget 👍"

Kuro"wahh makasih yah aku takutnya tidak sesuai dengan rasa kalian"

Akamane pun menjawab"tidak kok kue buatan mu memang selalu enak"

Kuro"wah haruki pelan pelan kalo makan nanti tersedak loh"

Akamane"sudahlah kuro bukan kah itu kebiasaan nya jika dia tersedak itu salah nya sendiri"

Dan kejadian yang di tunggu tunggu pembaca pun tiba haruki tersedak dan pas sekali mereka belum memesan karena kuro membawa kue tapi untung lah kuro tau akan ada kejadian seperti ini jadi dia membawa botol air minum

Kuro"minumlah pelan pelan"

Haruki"terimakasih kuro tadi aku akan mati mendadak jika tidak di beri air tapi sumpah kue buatan mu itu enak banget"

Akamane pun menjawab"iya sampai sampai kau tersedak dan mati karena terlalu rakus saat makan bahkan di tempat umum sekalipun"

Haruki menyela perkataan akamane dengan berkata"tidak kok aku cuman kelaparan karena pelajaran hari ini sangat banyak"

Akamane menjawab"iya-iya, oh iya kuro apa kau bawa bekal?"

Kuro"ah iya benar aku bawa bekal dari rumah hehe"

Bell tanda masuk pun berbunyi
Semua anak anak yanga ada di kantin berhamburan masuk ke dalam kelas, begitupun kuro dan 2 sahabat nya.

(Skip pulang sekolah)

Haruki"kuro apa kau akan bekerja part time lagi?"

Kuro menjawab"iya aku akan kerja part time nanti sepulang kampus dan malam nya juga part time di sebuah restoran"

Akamane"mau aku antar kuro?"

Kuro menolak tawaran itu karena itu terlalu merepotkan"tidak usah nanti merepotkan mu, bukan nya nanti ibumu akan pulang dari paris?
Ya sahabat kuto ini orkay semua jadi jangan ngira mereka sama kaya kuro mereka mau sahabatan sama kuro karena kuro baik dan juga kebetulan alm ayah ibu kiro adalah sahabat dari ortu akamane dan haruki

Akamane"benar tapi bagaimana dengan mu?" Tanya akamne khawatir

Haruki"bagaimana pulang dengan ku saja"tawar haruki

Kuro sekali lagi menolak karena tidak ingin merepotkan mereka berdua lagi cukup dengan mereka selalu ada di sisi nya di kala ia susah dan senang

Haruki"ayolah itu tidak merepotkan malah kami tidak mau kau kelelahan kau tidak mau tinggal bersama kami malah tinggal sendiri dan bekerja di usia mu sekarang ini"
Kuro pernah di beri tawaran untuk di adopsi namun kuro tidak mau dan memilih hidup sendiri dan bekerja part time namun mereka tetap bersahabat

Kuro "sudahlah tidak usah lagipula tempat nya dekat kok"elak kuro

Akamane dan haruki hanya bisa pasrah dan berkata "hati hati ya jika ada masalah telpon kami saja, kami pasti akan membantu mu jika kau perlu bantuan ok"

Kuro"ok baiklah sampai jumpa besok"

(Skip tempat kerja kuro yang malam hari di sebuah restoran)

Kuro saat ini kebagian mengantar kan pesanan jika di sore hari maka pekerjaan nya adalah membuat kue dan di malam hari adalah pelayan begitu balik lagi ke cerita

Saat telah menyelesaikan semua tugas nya waktu sift nya pun usai dia beres beres untuk pulang dan ada koki yang meminta tolong kepada kuro

Koki"kuro tolong buang sampah ini sekalian ya"

Kuro"baiklah akan aku buangkan"

Saat sampai di pembuangan dia tak sengaja menemukan seorang pria yang tergeletak bersimbah darah di bagian area perut dan lebam di bagian muka, karena kuro merasa kasihan dan khawatir kuro pun mengecek kondisi sang pria dan ternyata masih hidup jadi kuro membawa pria itu ke apartemen nya dan mengobati luka luka di tubuh pria itu

Bagaimana dengan cerita yang aku buat
Semoga suka ya 
Hehe masih belajar kalo ada kesalahan mohon di maklumi
Ta ta di nex cerita