"Huh, cerita yang bagus. Kau tahu, aku memperhatikan sesuatu tentangmu." Kapten berkata sambil melihat ke langit.

Aku menatapnya dengan tatapan bingung.

Dia melanjutkan. "Meskipun kamu memiliki jiwa bangsawan sombong di dalam dirimu, jauh di lubuk hatimu kamu bertindak begitu santai. Kamu benar-benar mengadakan percakapan dengan orang tua sepertiku." Dia tersenyum.

"Jangan bertingkah seolah kita berteman atau apa. Itu hal terakhir yang kuinginkan." Aku terdiam saat aku mengalihkan pandangan darinya.

Tanganku diletakkan di pipiku. Melihat ke kiri saya, laut biru yang bersinar tenang dan indah.

•••••






Aku hampir lupa tetapi aku ingat ada seseorang di sebelahku. "Terima kasih juga-"

"BANG!" Baik kapten dan aku jatuh ke sisi kiri kapal.

Dia terlempar ke perutku, aku merasa ingin muntah saat itu juga.

"Apa itu?!" Dia berteriak.

"Itu kapal bajak laut Pak! Mereka menembaki kita!" Seorang anggota kru memanggil.

"Lepaskan aku, bajingan!" Aku berteriak.

Kapten dengan cepat melompat dariku dan berlari ke stasiunnya. "Tembak mereka juga! Tugas kita adalah mengawal bangsawan ini ke Alabasta dan itulah yang akan kita lakukan!" Dia memerintah.

Orang-orang itu setuju dan bergegas ke tempat mereka. Aku menatap para kru yang bekerja bersama dengan kagum. Skenario ini sangat nyata. Meskipun aku seorang bangsawan, aku merasakan sensasi kegembiraan mengalir melalui ku.

"Perasaan apa ini?"

Tubuhku membeku dan aku tetap duduk di lantai. Pikiranku diliputi oleh banyak pikiran.

"Kenapa aku begitu bersemangat untuk serangan bajak laut?! Apakah aku benar-benar membenci kapal ini?!"

Aku memejamkan mata dan menutup telingaku karena panik.

Meriam ditembakkan dan ledakan meledak.

Aku tidak tahu apakah aku takut atau senang.

Haruskah aku menghentikan ini atau tidak?

Apakah aku bahkan ingin ini berhenti ?!


"Apa yang terjadi?!"


"Swoosh....BANG!!" Angin sepoi-sepoi tiba-tiba terbang dan terdengar suara benturan keras.

Rambutku beterbangan seperti orang gila, hampir seperti seekor burung terbang melewatiku. Terjadi keheningan yang lama, sepertinya pertarungan telah berakhir.

Tiba-tiba terdengar bunyi gedebuk yang kuat di atas kapal. Sekelompok langkah berkumpul di satu tempat dan suara-suara terdengar.

"Itu tadi Menakjubkan!" Salah satu berteriak.

"Bagaimana kamu meledakkan seluruh kapal itu?!" Yang lain mengikuti.

Orang itu tertawa. "Jangan khawatir tentang itu! Kurasa kalian bukan dari sekitar sini."

Kapten bergabung ke dalam percakapan. "Ah ya, kami sebenarnya dari Kerajaan Goa. Kami dikirim untuk mengawal bangsawan ini untuk menikahi seorang putri." Dia berbicara dengan gembira sambil menunjuk ke arahku.

Aku tetap di sudut, masih sedikit takut dengan kesibukan yang kualami sebelumnya. Wajahku ku angkat di belakang kakiku, saat aku memegangi rambutku.

"Kebetulan sekali, aku lahir di sekitar sana juga!" Kata orang itu saat langkah kakinya semakin dekat. "Mari kita lihat sendiri bangsawan ini."

Orang ini sebenarnya akan berbicara denganku. Orang yang sama yang meledakkan bajak laut itu dalam satu tembakan.

"Jadi, kamu seorang bangsawan dari Kerajaan Goa, kan?" Dia bertanya.

"Y-ya ..." Aku berbicara pelan, sedikit gemetaran.

Dia berlutut padaku. "Kamu akan menikah dengan seorang putri, ya? Beruntungnya kamu, aku ingin tahu siapa itu." Dia menggoda.

"Nama dia Vivi, putri Alabasta." Aku bergumam.

"Alabasta, ya? Aku sebenarnya sedang dalam perjalanan ke sana sekarang! Kamu keberatan jika aku bergabung dengan kalian sampai saat itu?" Orang itu bertanya pada kapten.

"Tidak sama sekali, tinggallah selama yang kamu mau. Terutama karena kamu menyelamatkan kami dari para perompak itu." Kapten tersenyum.

"Terima kasih! Pokoknya, kamu tidak perlu takut bangsawan. Para perompak sudah pergi jadi kamu tidak perlu takut." Orang itu menoleh ke arahku.

"Oke.." Aku menghela nafas sejenak.

Aku mulai beranjak dari posisiku dan akhirnya berdiri. Tubuhku masih gemetar tetapi orang di depanku memegang lenganku.

"Jadi, siapa kamu?" Aku bertanya dengan tenang.

Aku menunduk, memastikan kakiku baik-baik saja.

"Aku?" Dia menyeringai.

Setelah aku selesai, aku menoleh untuk melihat orang yang menyelamatkan perahu.

"Namanya Hiken No Ace!"


TBC





Bye guys aku mau ngedate sama Luffy dulu 🙂😏🙏

Bye guys aku mau ngedate sama Luffy dulu 🙂😏🙏

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Noble | ASL✔Where stories live. Discover now