Namun, dia jugalah yang pertama kali membuatku begitu kecewa. Dia menjatuhkan ku, dia membuatku sadar bahwa dunia nya ternyata tak sebahagia yang aku bayangkan selama ini. Dia yang perlahan membuat rasa percayaku terhadapnya kian memudar.
Dia berhasil melukaiku, hanya dengan satu peristiwa yang terlalu sakit ketika melihatnya dan terasa memuakkan begitu teringat.
Aku tak pernah menyangka, dia bisa sejahat itu.
Yoon Jeonghan.. dia mengkhianatiku.
Dia mengkhianatiku tanpa sadar, seolah olah menjadikan wanita lain sebagai pelampiasan nya ketika kehadiran ku tidak ada bersamanya. Dia hilang kendali, dan semuanya terjadi begitu saja.
Aku mendapati kejadian yang menyesakkan dalam hidup ku, aku hanya tak ingin mengalami luka lagi.
Tapi.. aku ragu. Aku tak tahu masa depan yang akan aku alami.. entah sebuah kebahagiaan atau.. luka.
___ ••• ___
Bruk!
Prang!?
Suara pecahan botol kaca yang seketika terdengar keras memekakkan telinga, kaca kaca tajam yang bertebaran dilantai marmer dingin. Dan cairan warna ungu gelap menggenangi lantai, diiringi aroma dari anggur yang menyeruak begitu menyengat diindra penciuman.
Langkah wanita bersurai hitam itu kian mundur tanpa ia sadari, tatapan nya dingin mengarah ke dua botol berisi alkohol yang telah dia banting ke lantai ruangan makan ini.
Sepersekian detik setelahnya, terdengar lah suara langkah kaki yang begitu tergesa gesa mendekat ke arahnya. Dari belakangnya, seorang lelaki berpakaian jas kantor begitu terkejut atas apa yang ia lihat kali ini.
" Kim Airin? Apa yang kau lakukan?! "
Airin menoleh cepat ketika suara bariton yang begitu amat ia kenali terdengar olehnya. Tatapan nya terlihat panik dan tak menyangka atas apa yang ia lakukan tadi. Sekarang, lelaki yang telah menjadi suaminya itu melangkah mendekat menghampirinya.
Airin tak mengerti akan arti tatapan dari lelaki bernama Yoon Jeonghan itu sekarang. Kedua tangan yang terkepal erat dibalik long dress navy dengan belt hitam melingkari pinggangnya yang ia kenakan.
Mengabaikan pecahan kaca dari botol yang telah pecah bertebaran disekitar mereka, Yoon Jeonghan menghela nafasnya. Menatap wanita yang tengah menundukkan kepalanya tengah menghindari tatapan nya.
" Katakan kepadaku, apa yang terjadi dengan mu? Kau membanting dua botol alkohol itu? " Jari telunjuk lelaki itu terangkat, mengarah ke dua botol alkohol yang telah pecah dan isinya keluar mengalir hingga membuat bercak ungu dilantai marmer itu.
Lagi, pria itu menghela nafasnya dan mencoba meraih lengan kanan sang istri. Namun, Airin menjauhkan lengan nya tak ingin disentuh oleh dirinya. Jeonghan mengangguk samar, dengan senyum getir nya dan mencoba terbiasa akan respon Airin itu. Lagi, dan entah untuk keberapa kalinya.
" Tahukah itu berbahaya bagimu Kim? Pecahan kaca itu bisa saja melukai dirimu? "
Airin tersenyum dengan samarnya, menatap nanar ke pecahan kaca botol itu. Dirinya seakan tak peduli akan luka gores yang ia dapatkan di mata kaki nya akibat lontaran partikel kaca itu. Airin hanya merasa.. dia benci terhadap minuman dengan bau menyengat itu.
" Aku hanya benci dengan alkohol itu. "
Jeonghan terdiam, tatapan mereka tiba tiba beradu ketika Airin mendongak menatapnya setelah wanita itu berucap. Dalam suasana sore yang hangat, berbanding terbalik dengan perasaan hati keduanya.
YOU ARE READING
The End of a Wound
RomanceKita adalah sebuah sisi lain. Dimana kau bisa menemukan sebuah luka, ego, dan rasa sakit yang tak berujung didalamnya. Janji janji yang pernah diucapkan, apakah mampu untuk membuat satu luka memudar? Apakah sanggup untuk tak mengingkari sebuah jan...
[ PROLOG ] • || The Beginning of a Wound
Start from the beginning
