nilai Hyunjin

28 4 0
                                    


~~

Susah kalau mau dapetin nilai paling tinggi, dua duanya anak gak mau kalah

30 menit berlalu kertas ulangan tahu bulat itu di kumpulkan dan di nilai di jam yang sama agar bisa di bagikan setelah selesai di nilai
"kok gua dugun dugun yh? Kek mau nembak Somi"Haechan megangin dadanya yang dugun dugun takut nilainya di atas kkm

"iyh terus si Somi-nya nolak beralasan beda agama"timpal Sunwoo yang bikin harapan Haechan runtuh. Tadinya sehabis di bagikan nilainya Haechan mau nembak Somi 'Som, gua suka sama lo, mau gak jadi pacar aku? Tadi ulangan aku dapat 75 lho' tapi gagal karna nilai ulangan Haechan 60

Hyunjin menghela napasnya berat merasa tak puas dengan hasil yang ia raih
"oke nilai terbesar jatuh kepada Junhyuk dengan nilai 100 pada ulangan dadakan ini"Ucap pak Wonwoo diikuti suara tepuk tangan murid murid

"GUE KECE BANGET DAPET 75"heboh Bomin pas liat nilainya sendiri
"alhamdulillah mak anakmu dapet 70 mak gak beda jauh sama Bomin"Yangyang juga ikut bersyukur sampe sujud sujud dia tuh. suka lupa kalo dia nonis

"Lo dapet berapa Jin? Alhamdulillah Gua pas pasan 75"Tanya Jeno ke Hyunjin yang mukanya kucel banget kek baju blm di cuci satu tahun
"gua malu Jen ntar yang ada lo ngetawain gua"Jeno mengerutkan alis
"Ngomong aja, toh Haechan sama Sunwoo yg dapet 60 gk gua ketawain. Cmn ngakak aja"Hyunjin menghela untuk ke sekian kalinya

"Cuma dapet 90"Jeno langsung melotot 'APA KATANYA!? CUMA?'
"ANJIR BERSYUKUR LO JIN, GUA YANG DAPET 70 UDAH NANGIS BAHAGIA"Teriak Yangyang prustasi sama temennya satu ini
"LO PAKE ILMU APAAN ANJIR GUA KIRA LO GOBLOKNYA SAMA KAYAK HAECHAN"Eric ikut prustasi
"MAK PEN JADI HYUNDAI"_Sunwoo

"jadi mobil lo"

Pulsek

Hyunjin meremat kertas ulangan tahu bulat yang ia kerjakan sembari berdiri di depan pintu rumahnya sendiri.
dengan kepala tertunduk Hyundara tak henti mengucapkan doa agar mentalnya kuat saat menghadap sang kepala keluarga, saat ini Hyunjin masih tetap berada di depan pintu besar bercat putih' tangannya seakan menolak untuk membuka knop pintu rumahnya sendiri.

Tapi pintu terbuka sendiri, bukan otomatis melainkan adik kembarnya yang membukakan pintu dari dalam
"Dara? Kenapa gak masuk?"pertanyaan terlontarkan dari mulut Rara—saudara kembarnya
Hyunjin menghela napas sebelum memasuki rumah megah yang sudah bertahun tahun ia tempati

"ulangan dadakan ya?"Suara berat kepala keluarga itu menyambut kehadiran Hyundara si anak sulung di rumah ini
"I-iyah"hanya itu yang dapat Hyunjin keluarkan
"mana hasilnya, kalau kurang dari 95 kamu tau kan akibatnya?"Keringat mulai bercucuran dari area dahinya juga lehernya

Dengan tubuh yang lemas Hyunjin menyerahkan kertas yang menjadi saksi nilai Hyunjin yang menurun (bagi bapaknya)

Sang kepala keluarga tersenyum miring kala melihat nilai dengan angka 9 dan 0 di ujung kertas "90 ya? Akhir akhir ini kamu sering bolos les, akhir akhir ini kamu jadi jarang di rumah terus nilai kamu mendadak jadi turun. MAU JADI APA KAMU KALAU KAYAK GINI TERUS TIAP BULAN?!! KAMU ITU PENERUS PERUSAHAAN AYAH, CUMAN KAMU YANG BISA DI ANDALKAN"

Hyunjin terjingkat kala mendengar suara sang Ayah yang memenuhi ruangan, Rara yang masih ada di sana merasakan apa yang saudaranya rasakan saat sang Ayah berteriak seperti tadi

Tapi tidak, yang Hyunjin rasakan jauh dari apa yang Rara rasakan tadi
"Yejira! Masuk kamar?!!"titah sang Ayah dan si bungsu itu pun berlari menuju kamar miliknya dengan perasaan bersalah karna tidak bisa berada di sisi sang kakak kembar

"Siapa?"Tanya sang Ayah dan langsung di pahami oleh Hyunjin
"Junhyuk"

Pada malam itu Hyunjin mendapatkan hukuman yang tak setimpal apa yang dia lakukan. Hanya karna mendapat nilai 90 Hyunjin harus memiliki tanda memar pada bagian wajahnya, bagaimana bila mendapatkan nilai di bawahnya? Mungkin saja Hyunjin udah masuk ke rsj

m-maksudnya UGD, rsj mah Sunwoo sm Haechan.g deng

perlahan Hyunjin membuka pintu kamar yang penuh dengan coretan coretan tak jelas sperti 'bodoh' 'tidak berguna' dan lain sebagainya
coretan itu di buat oleh sang ayah agar Hyunjin semakin rajin dan tersadar bahwa tidak ada waktu bermain buat dirinya.

Tapi hal itu malah membuat Hyunjin merasa sakit dan mentalnya jadi yupi
yang dia mau hanya semangat, semenjak Ayah dan ibunya bercerai tak ada lagi kata semangat di hidupnya

Hyunjin menduduki dirinya di kasur single lalu mengambil sebuah cutter dan membuat pola di pergelangan tangannya.

Dia muak, dia lelah

Cutter yang ia genggam terjatuh membentur lantai dan di barengi oleh tubuh Hyunjin yang terduduk sembari memeluk kedua lututnya

"gua Cuma mau kayak anak remaja lainnya"lirihnya sembari mengacak acak rambutnya membiarkan darah mengucur dari pergelangan tanganya

Sudah 3 tahun ia mengalami hal yang sama seperti ini, harusnya Hyunjin mulai terbiasa bukan makin depresi seperti saat ini.
kalo dari awal Hyunjin di izinkan buat mati, Hyunjin pingin mati secepatnya
tapi kata kata mama selalu terngiang ngiang di saat Hyunjin hendak mengalami hal gila yang membuat nyawanya hilang seketika.

Lagian dia juga gak mau melihat saudara kembarnya menangis sendirian, pokoknya kalau Rara nangis Dara juga harus nangis, kalau Rara sakit Dara juga harus sakit, kalau Rara sedih Dara juga harus sedih, kalau Rara bahagia Dara harus mengawetkan kebahagiaan Rara

Tidak berlaku untuk sebaliknya

Pintu terbuka menampilkan Rara sang adik kembar menatap kakanya dengan tatapan iba, bernama asli Yejira Aksara itu memasuki kamar Hyundara Aksara dan mengambil kotak p3k yang mama simpan di kamar Hyunjin sejak lama

"Dara.. jangan gini terus, kasian tanganya"Rara mengobati luka yang berada di pergelangan tangan Hyunjin dengan telaten tanpa membuat kesalahan sedikitpun, karna ini adalah tugas yang ia lakukan selama 3 tahun terakhir

"Dara kalau capek tinggal bilang ke Rara, kalau Dara kehabisan alasan Dara bisa jatuhin ke Rara"lanjut Yejira membuat senyum rapuh di mulut Hyunjin terbit
"Enggak ra, gua gabakal ngasih beban gua ke lo. Gua sadar kok kalo ini emang tugas buat anak sulung, laki laki lagi"

Rara membuang helaan pelan "Dara.. maafin Jira yang gak bisa ada pas Dara jatuh, tapi kenapa Dara selalu ada pas Jira jatuh ini gak adil"Yejira meremat gulungan perban yang ia genggam dan menangis di sana
"hei gua gak mau nagisss air mata gua udah surut tadi kesedot sama napasnya Haechan"

"idung gua gatel, kek ada yang nyebut nama gua deh"_haechan di warnet

"Jira.. gua udah bukan Dara yang selemah dulu kok, gua udah bisa jaga diri. Sekarang kita lakuin aja tugas kita masing masing kalau Rara mau.. Rara bisa tinggal sama mama Dara yang tinggal sama Ayah, biar Rara utuh tanpa lecet sedikitpun, biar Rara bahagian sama Mama di Singapura"

Yejira menggeleng "gamau, aku mau sama Dara di sini, sekalipun Rara ke sana Dara harus ikut"Hyunjin menangkup kepala Rara "Gua punya kewajiban di sini, penerus perusahaan ayah misalnya, Rara sama mama buat belajar untukmenjadi seorang ibu di masa depan, Rara juga harus mantepin biologinya kan?"

Tak sanggup untuk menahan lagi Yejira memeluk sang kakak dengan erat seakan menolak untuk berpisah. Keduanya hanyut dalam tangisan hingga Yejira membuka suara sebelum ia beranjak ke kamarnya "maaf dan makasih ya Abang"

--- 

TBC

:( 

lagi aktip wp ya gini

salam sayang dari Haje>3<

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

salam sayang dari Haje>3<

00NLINE | 00LWhere stories live. Discover now