Romsa Cinta

1.1K 27 1
                                    

#KISAH_CINTAKU_BERSAMA_BANG_RIAN_SANG_KULI_BANGUNAN

#PART_5

Dan akhirnya pekerjaan Bang Rian disekolah rampung. Sehari sebelum pulang, Bang Rian mengajak jalan-jalan. Dibawanya aku ke toko pakaian. Disana ia membeli beberapa potong baju untuk anak Isterinya dan juga untukku. Bang Rian adalah tipikal lelaki penyayang yang memperlihatkan betul keperluan anak isteri, selama mampu dan bisa dia tidak sayang membelanjakan uang.

"Dek! Abang lagi nyari baju buat anak laki-laki Abang, bagusnya yang mana ya antara tiga baju ini?" Tanyanya.

"Umur berapa?"

"Seumuran kamu, namanya Veri, anak pertama Abang."

"Menurutku yang biru dongker sama hitam ini, Bang, cocok."

"Ini ya! Ya udah makasih.

Setelah membeli untuk anaknya, ia berlanjut membeli untuk isterinya. Dua potong baju dan celana serta sandal dibelinya. Aku menolongnya menawar pakaian itu.

"Dek! Ini kamu pakai ya!" Ucapnya menyodorkanku jaket dan baju kaos.

"Sebaiknya tidak usah, Bang, untuk anak Abang aja."

"Kenapa bilang gitu? Terima ya!" Ucapnya setengah memohon.

Karena memaksa, aku menerima pemberiannya.  Jam sebelas siang kita pulang ke kontrakan. Setelah makan siang, aku pamit pulang. Bang Rian memintaku untuk menginap. Aku mengiyakannya.
Jam tujuh lebih aku sudah sampai, kulihat ia sudah berkemas. Satu tas ransel dan kardus berisi makanan sudah siap.

"Besok jam berapa pulang?" Tanyaku

"Jam delapan, sampai rumah paling jam sebelas. Itu kalau gak lancar, kalau lancar jam sepuluh juga sudah sampai."

"Aku bakalan kangen samamu, Bang. Dan entah hubungan kita akan seperti apa jika berjauhan!" Ucapku ada kekhawatiran yang  menghantui.

"Kenapa kamu bilang gitu, Dek? Kamu ragu ya?"

"Ini bukan masalah ragu, tapi apa mungkin kita masih bisa melanjutkan hubungan ini, sedangkan kita berjauhan dan Abang sendiri sudah berkeluarga."

"Dek! Dengarkan Abang ngomong ya! Meski kita berjauhan, Abang tidak akan begitu saja melupakan atou melepaskan hubungan ini.  Abang tahu apa yang harus dilakukan."

"Apa itu benar?"

"Iya dek. Kamu jangan khawatir ya!"

Meski menyisakan keraguan, aku berusaha untuk mempercayai apa yang ia bilang. Resiko menjalin hubungan dengan seorang yang sudah berkeluarga memang seperti ini, apalagi jarak sering kali menjadi masalah.

Malam itu kita kembali melakukannya, Bang Rian memperlakukanku sangat istimewa.
Paginya aku tidak bisa menemaninya ke terminal. Biarlah. Semoga dalam waktu dekat kita bisa segera bertemu lagi.
Kadang aku  berpikir, apakah yang didapat dari hubungan dengan seorang yang telah berkeluarga? Apalagi berjauhan. Aku sama sekali tidak tahu apa dia akan sama memprioritaskan hubungan ini ? Yang jelas, kehidupannya bersama anak isterinya itu jauh lebih besar daripada denganku. Dan aku harus siap dan ikhlas jika sewaktu-waktu ia sudah tidak peduli lagi, lebih memilih rumuah tangganya.
Seminggu setelah dia pergi, aku melihat beberapa status WhatsApp-nya sedang berlibur bersama anak isterinya. Bang Rian bilang anaknya menyukai baju yang aku pilih kemarin.  Aku bahagia melihat kebahagiaan dan kebersamaan keluarganya itu. Disaat seperti ini, sebisa mungkin  harus bisa menahan rasa kangen. Aku tidak pernah mengirim chat dan menelepon duluan. Alasannya jelas takut menimbulkan kecurigaan isterinya. Meski sangat ingin, aku hanya bisa menunggu. Kadang dua tiga hari sama sekali tidak mendapat kabar darinya.
Hubunganku dengannya brjalan baik sampai akhirnya aku masuk kuliah. Aku memintanya meluangkan waktu untuk berbicara via telepon

KISAH CINTAKU BERSAMA BANG RIAN SANG KULI BANGUNANWhere stories live. Discover now