Bruk!

"Auh! Maaf---akhh!!"

Jaemin mencekik Haechan, orang-orang yang melihat itu memekik dan terperanjat ditempat. Tubuh Haechan semakin terangkat keatas, ia kesulitan bernapas karena organ pernafasannya tersumbat dan feromon Jaemin yang ikut menyekik.

"Jaemin!! Stop!" Mark datang menarik Jaemin agar melepaskan Haechan.

Dan untung saja karena tarikan itu, Haechan terselamatkan. Ia duduk dilantai sambil terbatuk-batuk meraup nafas sebanyak mungkin sambil memegangi lehernya yang sakit. Sialnya lagi feromonnya pekat Jaemin malah membuatnya kesulitan dan meringsut ketakutan.

Jaemin yang masih diliputi emosi ingin kembali menghajar Haechan, tapi Mark menghalanginya. Mark menutupi tubuh Haechan dengan dirinya agar Jaemin tidak menyakiti omega itu.

"Jaemin! Lo kenapa sih!" Maki Mark yang juga tersulut emosi.

Bugh!

Pekikan orang sekitar menjadi saksi Jaemin memukuli sahabatnya untuk pertama kali. Mark sampai terjatuh kelantai.

"M-mark!" Haechan mendekati, berniat untuk menolong Mark yang kesakitan menyentuh rahangnya. Pukulan Jaemin bukan main kerasnya.

"Akhh!" Erangan Haechan begitu rambutnya dijambak oleh Jaemin.

"Bangsat! Lepasin Haechan!!"

Bugh!

Jaehyun memukul Jaemin tanpa ampun ketika melihat sepupunya yang ia jaga malah disakiti begitu saja oleh alpha lain.

Keduanya terlibat baku hantam, sayangnya Jaemin kalah melawan Jaehyun yang seorang alpha dominan.

Ia pergi dari area sekolah dengan tertatih-tatih, diantara rasa sakit dan amarah, tubuhnya perlahan memanas.

Dengan kecepatan penuh dan ugal-ugalan ia menyetir mobil sambil mengerang. Nafasnya memburu tak karuan. Jaemin memutuskan pergi ketempat yang sepi, dimana bisa mengurung diri jauh dari orang lain.

...

Jeno berlari menuju arah kantin setelah mendengar desas desus keributan yang terjadi. Sayangnya, ketika ia datang suasana kantin telah renggang. Ia terlambat.

Jeno mencoba mencari Jaemin ke segala ruangan sekolah, bahkan kesudut-sudutnya. Ponselnya terus melekat pada telinga untuk menghubungi Jaemin yang tak menjawab panggilannya.

Langkah kaki Jeno berhenti ketika melihat Mark dan Renjun yang berada di depan pagar sekolah, mereka tampak gusar melihat kearah luar.

Entah karena feeling, Jeno beranggapan jika itu ada sangkut pautnya dengan Jaemin, jadi ia mendekati dua alpha itu.

"Renjun, Mark," panggil Jeno membuat dua lelaki itu menoleh serempak.

"Jeno, kenapa disini. Bel masuk kelas akan berbunyi sebentar lagi." Renjunlah orang pertama yang mendekatinya dan memegang lengan Jeno.

"Jaemin dimana? Kenapa dengan wajahmu?" Jeno mendekati Mark yang memegang sudut bibirnya terluka sobek, tanpa sadar menepis tangan Renjun.

"Jaemin ... " Mark menoleh keluar pagar. "Sepertinya dia pergi ke suatu tempat, emosinya sulit terkontrol," ujar Mark.

Jeno merasakan kekhawatiran Mark, dan itu cukup membuatnya ikut cemas. " Tolong ijinin!" Tanpa ba-bi-bu Jeno berlari melewati pagar keluar area sekolah ingin menyusul Jaemin.

Takut terjadi apa-apa pada sang alpha, apalagi mengendari mobil dengan perasaan emosi. Kabar yang mengatakan jika Jaemin menyakiti Haechan hingga berakhir dihajar Jaehyun sudah membuatnya jantungan, apalagi jika sampai mendengar kabar Jaemin yang kenapa-napa saat mengemudikan mobil.

Jeno menggeleng mengenyahkan pikiran buruknya.

"Jeno! Apa yang ada pikiran Lo?! Dia bisa saja menyakiti lo!" Renjun mencekal tangan Jeno sebelum benar-benar pergi dari pandangan.

"Lepasin, Jaemin butuh gue." Jeno melepaskan tangan Renjun yang menahannya. Ketika Renjun kekeh, Mark mencoba melerai.

"Renjun ... "

Hanya melalui panggilan, Renjun menghela nafas lalu melepaskan Jeno. Melihat orang yang disukanya pergi menjauh.

"Sepertinya ada sesuatu pada Jaemin," ucap Mark, Renjun menoleh pada temannya dengan heran. "Dia agak berbeda."

"Maksudnya, menjadi lebih menyebalkan? Yah, Lo bener."

Renjun sendiri kadang dongkol, meski ia telah berteman lama dengan Jaemin dan tau sifat pemuda Na itu memang menyebalkan tapi tak pernah semenyebalkan dan sekasar sekarang ini.

"Bukan, maksud gue itu Jaemin jadi pemarah dan sulit ngendaliin diri belakangan ini, feromonnya juga lebih pekat dan menyengat ... " Mark terdiam seperti pikirkan sesuatu.

Lalu tiba-tiba matanya membulat dengan jari telunjuk menunjuk keatas, membuat Renjun semakin bingung.

"Jangan-jangan, Jaemin memasuki masa ... Rut!"

[]

*** Unexpected ***

25-08-2022

[End] Unexpected - JaemjenWhere stories live. Discover now