AS 1

3.1K 235 162
                                    

WARNING!!!
CERITA INI ASLI DARI IMAJINASI SENDIRI
MAAF KALAU ADA KESAMAAN PADA NAMA DAN TEMPAT
HANYA SEBUAH FIKSI DAN JANGAN DIBAWA KE KEHIDUPAN NYATA
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
JANGAN LUPA SHARE KE TEMAN

♡♡♡

Jangan biarkan rasa bersalah selalu menghantui dirimu

Happy Reading♥︎♥︎

Jefri menghampiri kekasihnya yang berdiri di tepi pantai dengan tangan yang terbuka lebar. Senyuman tidak pernah lepas dari bibir tipis itu.

"Apa kamu senang?" tanya Jefri setelah merangkulnya.

Pandangannya pindah ke Jefri, lalu mengangguk. "Senang ... banget. Terima kasih karena selalu ada di saat aku terpuruk."

"Aku akan selalu ada untuk kamu, sayang. Kemana pun kamu pergi, aku akan selalu disamping kamu," ucap Jefri sembari mengusap rambut kekasihnya.

Gadis itu berbalik dan kemudian masuk kepelukan Jefri. "Naya akan selalu mencintai Jefri."

"Jefri juga begitu," balasnya dengan mata bulan sabitnya.

Tak lama kemudian, pelukan mereka terlepas dengan kehadiran sepasang kekasih yang berdiri di belakang Jefri. Gadis berkulit tan itu menghampiri Naya, sedangkan prianya merangkul bahu Jefri.

"Bucin tidak tau tempat," ujarnya sambil mencubit pipi Naya.

"Biarkan, memang kalian saja yang bisa bucin sembarangan?" balas Naya tak mau kalah.

"Wah, lihatlah! Seorang Naya tak mau kalah dengan kita, By," ucap Chani mengadu pada kekasihnya.

Setelah melihat sunset bersama, mereka pergi mencari makan. Jefri sudah menghabiskan makanannya. Kini ia sibuk memperhatikan Naya yang masih makan dengan siku bertopang meja.

Naya yang merasa diperhatikan langsung menatap Jefri dengan pipi yang menggembung. Pipi Naya merona merah ditatap lekat oleh Jefri. Jefri terkekeh gemas, lalu mengusap sisa nasi disudut bibir Naya.

"Jangan dilihatin," ujar Naya menunduk malu.

"Bagaimana tidak dilihatin kalau pemandangan di depan mata begitu indah?" tanya Jefri dengan sebelah alis yang terangkat.

"Gembel, ah!" ujarnya sambil mencubit halus pinggang Jefri.

Marvel berdeham untuk mengalihkan atensi sepasang kekasih itu. "Ingatlah kalau kalian makan tidak hanya berdua. Ada kami yang melihat semuanya."

"Tidak, aku tidak melihatnya, By. Aku lagi tutup mata, nih!" ujar Chani membuat Marvel gemas dan mencubit pipi berisinya.

"Lucu banget, By," balas Marvel terkekeh.

"Hem, apa sudah selesai?" tanya Jefri.

Naya dan Chani mengangguk kilat. Mereka menerima uluran tangan pasangannya dan pergi dari restoran setelah membayar menu makanan mereka.

Setelah selesai melihat sunset, Jefri fokus lagi mengendarai mobil dengan Naya yang melihat jalanan dari samping kacanya, sedangkan Chani dan Marvel sudah tertidur dibangku belakang. Chani menyandarkan kepalanya pada Marvel, begitu pula sebaliknya.

"Kemana lagi?" tanya Jefri sekilas melihat Naya.

"Mau pulang saja," balasnya dengan lesu.

Jefri tersenyum tipis mendengar jawaban Naya. Ia usap rambut sang kekasih, lalu membawa kepala Naya bersandar pada bahunya.

"Kenapa lesu begitu? Bukankah hari ini kamu senang?"

Naya menatap kekasihnya. "Aku mengantuk."

Jefri tersenyum tipis tanpa menoleh pada Naya. "Tidurlah, kalau sudah sampai aku bangunkan."

Assalamu'alaikum (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang