Sebuah amplop menarik perhatian, dan keningnya berkerut melihat apa isinya. Sewa kotak deposit? Kotak deposit ... di mana dia mendengar tentang itu? Diana buru-buru mencari di ranselnya, ponsel lama milik kakak Tyo, dan langsung membuka pesan antara ayahnya dan pasangan suami istri yang sudah tiada itu. Beberapa saat dia mencocokkan kode yang dengan mudah dipecahkannya dengan keterangan dalam amplop, dan terpana. Astaga ... sewa kotak deposit ini untuk setahun, dan karena tagihan terakhir adalah tahun ini, berarti ibunya tahu tentang kotak deposit itu! Kenapa merahasiakan darinya?

******

"Kenapa kita masih harus mengawasi keluarga Aryo Seto, Bos?" Pria kurus berkumis dengan rambut panjang dikuncir itu bertanya kepada sang bos, pria tegap dengan sebuah luka melintang di bawah matanya.

Kusno, mantan polisi desersi yang kini menjadi manajer operasional di salah satu anak perusahaan Olympus memandangi foto jepretan anak buahnya yang menampilkan sosok cantik wartawati di salah satu media berita. Keningnya berkerut. "Menurut kamu?" Dia balik bertanya.

Mansyur, anak buahnya, menggeleng. "Saya kurang tahu, Bos," jawabnya jujur.

Kusno tersenyum miring. "Makanya kamu enggak bisa jadi bos, karena soal itu saja enggak tahu," ejeknya.

Anak buahnya terdiam. Kusno menghela napas dan mengamati foto di tangannya sekali lagi."Dia makin cantik, masih pemberani, dan sepertinya sekarang jadi lebih tangguh," komentarnya.

"Benar, Bos. Dia juga aktif sekali, sulit untuk terus mengikutinya karena dia sering pergi ke mana saja."

"Itu sebabnya kamu tanya alasan kita masih mengawasi keluarga itu? Karena kesulitan mengikuti dia?"

Mansyur menyeringai, memancing dengkusan Kusno.

"Pak Musri bilang, selama kunci deposit box dan ponsel Tami belum diketahui ada di mana, mereka masih belum sepenuhnya aman. Apalagi, perempuan ini malah jadi wartawan tapi di media berbeda dengan bapaknya. Susah untuk memonitor dia dan apa yang mungkin dia temukan, mengerti?" Kusno menyerahkan ponsel kembali kepada Mansyur. "Kirim ini ke istri Aryo. Tidak usah pakai pesan apa-apa, cukup foto."

"Baik, Bos."

"Kalau kamu kesulitan, tidak perlu mengikuti dia ke mana pun, waktu kamu juga terbuang percuma. Cukup buat foto di kantornya sesekali. Waktu sempat saja."

"Baik, Bos, terima kasih pengertiannya."

"Kamu boleh pergi."

"Terima kasih, permisi, Bos."

Kusno mendengkus melihat ekspresi lega Mansyur saat diizinkan pergi. Dia tahu persis apa alasannya. Bangkit dari kursinya, dia melangkah ke jendela dan memandang ke luar pada jalan yang tampak padat di jam makan siang. Keras, dia mengembuskan napas.

Delapan tahun lalu, waktu yang cukup lama, tapi tidak sedikit pun ingatannya memudar tentang hari itu. Perlahan dia mengangkat tangan dan meraba luka di wajahnya. Ekspresinya mengeras. Luka itu didapatnya dari seorang petugas muda, adik dari wanita yang tewas bersama suaminya dan juga wartawan senior, Aryo Seto, karena ada pihak yang menginginkan mereka dibungkam selamanya. Pihak yang memberikan kesepakatan kepadanya, yang membuatnya berkhianat kepada Aryo Seto yang sudah memercayainya selama bertahun-tahun sebagai sahabat.

Sedikit sesal terselip. Andai laki-laki tua itu tidak keras kepala, mungkin sampai sekarang dia masih hidup. Mudah saja keluar dari bahaya, cukup menyerahkan bukti yang diambil suami istri itu dari salah satu proyek bermasalah Olympus di Kalimantan, itu saja. Namun, seperti biasa, Aryo Seto tidak pernah mendengarkan. Dia terlalu idealis, bahkan tidak peduli kalau idealisme mengorbankan nyawanya.

Wajah cantik putri Aryo Seto kembali melintas, membuatnya tersenyum mesum. Sejak dulu Kusno selalu menyimpan hasrat kepada gadis itu, dan hampir bisa merasakan tubuhnya kalau saja petugas muda itu tidak muncul. Petugas sialan! Semoga saja dia terus membusuk di pedalaman Sulawesi sana. Sementara itu, Kusno akan kembali menyusun rencana untuk bisa mendekati Diana lagi. Bukankah dia harus memastikan kalau Diana dan ibunya sama sekali tidak mengetahui apa pun tentang kunci kotak deposit dan apa yang jadi isinya?

BERSAMBUNG

Wokeh, segitu dulu ya. Betewe, untuk versi Wattpad akan sangat bersih dari bagian dewasa sama sekali, karena di sini siapa aja bisa baca. Eike hanya akan taruh bagian yang sedikit nakal khas genitnya Diana di Karyakarsa,  karena untuk baca di sana kan bayar, jadi yang mau bayar aja yang baca. Oke?

Tenang, cuma bagian tertentu aja kok, gak terlalu ngaruh sama alur, cuma bikin lebih 'ugh!' aja.

So, makasih banyak buat pembaca, khususnya buat yang mau vote dan komen. Bless you all.

Winny
Tajurhalang Bogor 14 Juli 2022, publish ulang 23 Oktober 2022

Diana, Sang Pemburu BadaiWhere stories live. Discover now