Sialnya Jeno sulit untuk menolak, seperti kini ia dibawa kesalah satu bilik toilet. Jaemin mendesaknya memberi lumatan nafsu sambil meremas dadanya yang masih terbalut seragam. Tangan Jeno menahan tangan Jaemin, seragamnya jadi kusut karena pemuda Na itu.

Meski ini bukan pertama kalinya Jaemin mengajak bercinta di toilet, Jeno merasa takut dan risau jika ada yang memergoki.

"Jaemin ... pelan-pelan," lirih Jeno berupa bisikan ketika Jaemin tak sabaran melepaskan ikat pinggangnya.

Tindakan dan aksi Jaemin selalu bisa membuat adrenalin Jeno terpacu, nafasnya semakin lama semakin memburu. Ia mendongak begitu Jaemin menyerang lehernya, kancing seragamnya perlahan ditanggalkan, Jaemin memberi kecupan di sepanjang collarbone, bahu dan dada membuat Jeno meremang dan menjambak rambut belakang Jaemin sebagai pelampiasan nikmat yang tak bisa ia utarakan dengan suara yang ditahan di tenggorokan.

"Duduk," titah Jaemin dengan suara beratnya tepat disamping telinga Jeno, sekaligus memberikan tiupan kecil.

Jeno duduk di kloset duduk yang masih tertutup, menunggu tangan Jaemin yang sedang melepaskan resleting celananya sendiri dan mengeluarkan genitalnya yang sudah mengeras, bertubrukan langsung dengan dagu Jeno.

Tanpa banyak basa-basi Jeno memasukkan milik Jaemin kedalam mulutnya dan menggenggam sisa yang tak muat. Nafas Jaemin memburu dan semakin memberat, ia bersandar di pintu belakangnya, tangan kanan yang memegang dinding samping dan satunya lagi meremas rambut Jeno.

Jaemin selalu suka melihat Jeno dari atas, dimana omega manisnya yang tengah memejam mengulum miliknya seolah menikmati, menggerakkan kepala maju mundur dengan hisapan yang seakan mampu menarik semua kewarasan. Gerakan lidahnya yang begitu terampil membelai membuat hormonnya semakin terangsang, menginginkan lebih.

Hanya dengan permainan mulut, Jeno bahkan mampu membuat Jaemin tak berkutik.

Ia mendongak dengan mulut terbuka saat menyadari suara erangannya terlalu kuat, mungkin saja seseorang akan mendengar.

"Jenhhh-ngmhh."

Jaemin mendorong bahu Jeno, hingga penisnya keluar dari kuluman mulut Jeno. Ia membungkuk guna mengecup bibir Jeno yang belepotan air liur hingga menetes di dagu.

"Menungging."

Jeno menuruti perkataan sang alpha, nafsunya juga sudah terpancing. Ia membelakangi Jaemin menumpu diri pada dinding dan pegangan kloset.

Celananya yang sudah tak terkancing dibiarkan lepas hingga jatuh ke lantai bersamaan dengan dalaman, penisnya yang sudah menegang diremat Jaemin bersamaan dengan lubangnya yang perlahan didesak masuk.

"Ngaahh." Erangan Jeno bergetar, nafasnya tersengal mencengkram kloset begitu penis Jaemin memenuhinya dibawah sana.

Jeno menggigit jempol tangan agar suara desahannya tak terdengar saat Jaemin menggerakkan pinggul. Dadanya berdebar dengan nafas yang memburu, mata sayunya memejam dengan tubuh yang bergerak sesuai hentakan Jaemin.

Jaemin menarik pinggulnya agar semakin menungging, menghujami dalam hingga suara benturan dan gesekan kulit terdengar intens. Jeno menyandarkan kepalanya di atas tangan yang berada di dinding. Suara nafas berat mereka saling bersahutan. Jeno benar-benar lemas dan tak kuasa.

...

Jeno terduduk lemas di kursi kantin menyantap makanannya, ia butuh asupan untuk menambah tenaga setelah dihajar habis-habisan oleh Jaemin di toilet tadi.

Bohong jika beberapa murid yang duduk di dekatnya tidak melirik dan membicarakannya sebab aroma percintaan masih samar tercium. Jaemin malah tersenyum senang duduk disamping Jeno, menumpu wajah dengan sebelah tangan menyaksikan belahan jiwanya menyantap makan siang.

"Menggemaskan sekali," gemas Jaemin mengelus pipi Jeno yang gembung penuh makanan. Senyuman lebar terus menghiasi wajah sang alpha, mungkin karena sudah terisi ulang sebelumnya oleh Jeno.

Sayangnya, itu tidak bertahan lama setelah kedatangan Renjun dan Mark bergabung di meja makan keduanya. Jeno menyambut mereka ramah berbeda dengan Jaemin yang berdecak sebal memperlihatkan wajah terganggu. Ia semakin mendekatkan diri pada Jeno dan merangkul bahu posesif.

Awalnya dua alpha yang baru datang saling berpandangan mencium aroma aneh itu, lalu mencoba untuk biasa meski salah satu diantara keduanya memerah sambil berdehem keras.

"Ini," Renjun memberikan susu kotak dengan bungkus warna kuning. "Susu pisang buat Lo," ucapnya.

Jeno tersenyum sumringah. "Terimakas-"

"Gak perlu, dia udah ada minuman." Jaemin kembali menyodorkan susu kotak itu pada Renjun lalu mendekatkan segelas air putih yang sebelumnya menjadi pasangan makan siang pada Jeno, tentu saja sang omega cemberut dibuatnya.

"Gue ngasihnya buat dia, lo gak usah ikut campur." Renjun mendelik pada Jaemin dan tersenyum manis begitu menatap Jeno dan kembali memberikan susu kotak itu langsung ke tangan Jeno.

Jeno awalnya ragu, tapi tak ada alasan untuk menolak. Toh sebelumnya Renjun memang sering memberikan susu kotak juga beberapa bungkus jelly kesukaan Jeno. Si omega meneguk minuman pemberian Renjun sambil tersenyum karena dipandangi oleh yang memberi, Jaemin semakin menekuk mukanya, ia membuang muka ke samping.

Mark yang berada disana seolah hanya sebuah pajangan untuk menjadi pengamat. Beberapa tahun mereka bersama, baru kali ini interaksi tak mengenakkan terjadi beberapa hari belakangan yang disebabkan oleh seorang Omega.

Beberapa kali ia coba mendekatkan dua temannya untuk akur seperti dulu, namun akan gagal atau sia-sia jika itu menyangkut dengan Jeno.

Jaemin yang begitu posesif dan Renjun pantang menyerah

[]

*** Unexpected ***

Note :

Akhirnya up juga, aku pengen cepet-cepet namatin cerita ini, terus bikin cerita baru lagi, xixi. Jadi, kalau ada typo harap maklum ya😀

See you, besok. 💚

29-06-2022

Salam dari Samoyed_J

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Salam dari Samoyed_J

[End] Unexpected - JaemjenNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ