Sebuah Syarat. 🌚

608 70 36
                                    

Kilatan cahaya melintas membuat Cha Young yang sedari tadi diam, terkesiap dengan berkacak pinggang. Ia menatap tajam pada Vincenzo layaknya api neraka. "Apa yang kau lakukan ?"

Vincenzo mengambil foto dengan ponselnya lalu menyelipkan benda itu kembali ke dalam saku tuksedo sebelum berakhir meleleh di bawah sorot tajam mata istrinya, atau lebih mungkin hancur terinjak sepatu kacanya yang seksi. "Mendokumentasikan pertengkaran pertama kita."

Sesaat, kemarahan membara yang ditujukannya kepada Vincenzo berubah menjadi benar-benar syok, Cha Young tergagap sedemikian rupa dan membuat Vincenzo tidak bisa menyangkal kalau dia sangat menyukainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesaat, kemarahan membara yang ditujukannya kepada Vincenzo berubah menjadi benar-benar syok, Cha Young tergagap sedemikian rupa dan membuat Vincenzo tidak bisa menyangkal kalau dia sangat menyukainya. Tapi dalam sekejap mata, Cha Young kembali terlihat marah, berdiri membelakangi ruang kosong di antara mereka, suaranya terdengar rendah dan mematikan. "Aku tak percaya kau."

"Ayolah, foto itu untuk scrapbook. Pasti nanti kau akan menyukainya dan berterima kasih padaku."

"Aku tidak sedang membicarakan foto!"

Yah, Vincenzo memang membicarakan foto. Dari caranya mengambil foto Cha Young saat wanita itu begitu berantakan mungkin suatu tindakan yang mendekati bunuh diri, tapi seperti keputusannya untuk melanggar janji demi membela wanita itu dị klub tadi, adalah sesuatu yang tidak akan ia sesali.

"Kita sudah membuat perjanjian," desis Cha Young, matanya memandang Vincenzo dan tombol digital litf bergantian. "Tapi mungkin kau lupa. Atau mungkin kau memang sengaja melakukannya."

Lift melambat, membunyikan suara denting pelan yang menandakan bahwa mereka sudah sampai ke lantai yang mereka tuju. Pintu terbuka tanpa suara dan Cha Young melangkah maju--wajahnya tetap tenang tapi denyut lehernya yang begitu cepat mengkhianatinya.

Vincenzo menyentuh punggung Cha Young yang mungil, lalu mereka berdua melangkah keluar lift.  "Aku janji ini yang terakhir." Dia menjawab pelan di telingan Cha Young.

Cha Young seketika menghentikan langkahnya, berbalik menatap Vincenzo dengan mata membulat, ia nyaris kehilangan kendali di tengah orang-orang banyak. Tapi bukan Hong Cha Young namanya kalau tidak  bisa mengendalikan diri.

Vincenzo semakin terkesan melihat pribadi Cha Young yang tenang. Ia semakin yakin, bahwa Hong Cha Young memang cocok menjadi istrinya. Bahkan ia membiasakan diri untuk memancing kemarahan Cha Young di depan umum seperti ini. Bukan karena mengharapkan ada pertengkaran, tapi penting untuk tahu bagaimana wanita itu mampu mengatasinya.

Mereka berjalan melewati hotel tanpa bicara, sampai tiba di vila pribadi mereka.

Vincenzo sangat siap untuk berdebat dengan Cha Young tentang kejadian di bar tadi, ia tidak memedulikan kemarahan seperti apa yang dirasakan wanita itu. Adegan di klub tadi sangat tidak bisa diterima.

Begitu mereka sudah berada di dalam, Cha  Young langsung berbalik, “Kau sudah berjanji padaku."

Memang. Tapi situasinya tidak seperti yang Vincenzo harapkan. Vincenzo mengembus napas lalu menyilangkan lengannya. "Kau mendengar apa yang mereka katakan?" tanya
Vincenzo, memberi alasan atas kemarahannya. "Aku tidak akan membiarkan mereka yang hina dan suka menikam dari belakang itu---"

BeginningWhere stories live. Discover now