[ Fantasy --- ABOverse ]
>>>> Jaemin tak menduga bila omega yang selama ini dibully-nya adalah sang belahan jiwa yang dinanti.
Karya ke01✓
Start : 01-06-2022
End : 25-08-2022
JaemJen!!
Jaemin Dom!
Jeno Sub!
bxb
maturecontent!
mohon jangan salah lapa...
"Kau! —" Haechan menutup mulutnya. Matanya yang membola bergetar, Jaemin yang melihatnya menyeringit jijik.
"Lalu bagaimana denganku!" Sambungnya, merasa terkhianati. Padahal memiliki hubungan saja tidak.
"Apa-apaan sih," sungut Jaemin, ia meraih tangan Jeno untuk digenggam. "Yuk pergi," ajaknya berjalan meninggalkan kelas dan Haechan.
"JAEMIN!!" panggil Haechan berteriak, ia berdiri di luar kelas melihat Jaemin membawa pergi Jeno menjauh. Ia merasa kesal tak dihiraukan dan berakhir kembali berteriak, "YAK! JAEMIN AKU HAMIL!"
"Gila! Jangan dengar." Jaemin menutup kedua telinga Jeno dengan tangannya, padahal itu percuma.
Keduanya pergi ke kantin, Jaemin terus berada disamping Jeno kemanapun ia pergi. Sebenarnya kedua orang itu dulu jarang berada di kantin, Jeno lebih sering pergi ke perpustakaan atau berdiam diri didalam kelas memakan bekal bawaan sang ibu, lalu Jaemin yang sering pergi ke Rooftop dan menyuruh orang lain membelikan makanan untuknya, atau tidak ia akan pergi ke kantin begitu bel pelajaran berbunyi.
"Jeno."
Merasa namanya dipanggil Jeno menoleh dan mendapati kehadiran Renjun dan Mark. Dua orang itu mengambil tempat di hadapan Jeno dan Jaemin.
Jeno tampak senang dengan kehadiran Renjun, bibirnya melengkung manis. Tadi saat dikelas Haechan memberitahu jika Renjun-lah yang mengamankan tasnya selama ia tak masuk sekolah. Jeno merasa begitu berterimakasih atas kebaikan pemuda Huang padanya.
Renjun mengusap hidungnya, melirik Jaemin yang memasang tampang kurang mengenakan padanya. Feromon manis asing yang tercium begitu kentara dengan aroma Pinus milik Jaemin.
"Kalian ... " Renjun melihat Jeno tersenyum canggung menggaruk pelipis kerena perkataannya yang tak selesai.
Renjun sudah mulai berpikir negatif, jelas ini bukan scenting biasa. Ini terasa lebih pekat yang menandakan telah terjadi interaksi intim, tangannya sudah mengepal dibawah meja, namun pernyataan Jeno membuatnya tercekat.
"Jaemin dan gue … maksudnya, kami adalah —mate," ucapnya dengan suara kecil.
Renjun terdiam beberapa saat sebelum tersenyum. "Ah, begitu." Ia mengangguk paham.
Ia sudah menduga, ketidakhadiran Jaemin selama 3 hari bersamaan dengan Jeno pasti ada apa-apanya.
Meskipun terlihat biasa dan baik-baik saja, Renjun tak bisa mengendalikan feromonnya yang menguar kecut. Siapapun yang mencium bisa mengetahui kebohongan itu.
Jaemin dan Renjun saling berpandangan, tersirat tatapan tak suka dan permusuhan. Hanya Mark yang paham apa yang terjadi menyisakan Jeno dengan ketidakpekaan terhadap situasi.
…
Jeno berdiri gelisah di depan halaman rumahnya, sebelumnya ia meminta agar Jaemin tidak ikut masuk dan segera pulang. Tadinya Jaemin menolak, pemuda Na ingin menemui orang tua Jeno tentunya Jeno bersikeras melarang, mengatakan bilang waktunya belum tepat.
Untung saja Jaemin mau menuruti kemauannya meski bibirnya yang menjadi sasaran.
Kenyataannya memang begitu, ia begitu tau bagaimana sikap sang ayah. Jeno sendiri berani menjamin jika ayahnya bakal murka mengetahui apa yang telah terjadi.
Ia berdecak, menunduk dalam. Batinnya sedang berperang antara masuk dan menjelaskan meski dimarahi atau memilih pergi menghindari dan membuat semuanya semakin rumit nantinya.
Belum lagi ia sempat memilih, kehadiran orangtuanya yang berdiri di depan pintu membuat Jeno menegang. Donghae berdiri tegak dengan tatapan tegas memandangnya sambil berkacak pinggang dengan Tiffany di belakangnya menatap khawatir.
Tamat sudah riwayatnya!
[]
*** Unexpected ***
Note :
Sampai jumpa di next part 😼
Haechan be like:
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.