Broke Up

585 74 3
                                    

Megi tengah menatap langit dari dalam mobil yang melaju di keramaian jalan. Langit tengah menampilkan malam yang indah bagi dunia.

Sebuah dering handphone yang ada di pangkuanya tengah berdering menampilkan nama yang Megi kenal.

Itu Dryan. Megi terus menatap layar itu tanpa berniat untuk mengangkatnya. Otaknya terus berpikir 'apakah ia perlu mengangkatnya'.

Megi memutuskan untuk mengangkatnya sebagai terakhir kalinya.

"Hei" sebuah suara disebrang sana

Megi tak menjawab sapaan itu dan malah mencoba mengatur napas yang terasa tercekat.

"Maaf, malam ini aku terlalu banyak minum" ucapnya

Megi jelas tau apa yang Dryan maksud sebagai 'minum', ia tengah mabuk Dryan meneleponnya dalam keadaan mabuk.

"Ini sudah malam, cepatlah pulang" ucap Megi pelan

"Kau di rumah? Aku tak ingin pulang jika kau tak dirumah" suara Dryan yang terdengar sedih

"Aku sedang di jalan"

"Apakah kau datang untuk menjemputku?"

"Tidak, aku tidak datang untuk menjemputmu" ucap Megi dengan tegas.

Susana percakapan diantara mereka sedang hening tanpa ada niatan mengucapkan sepatah kata pun.

"Megi, mungkin hanya kau yang akan mengingat telepon ini"

Ada jeda sebebtar sebelum Dryan melanjutkan ucapan "Aku merindukanmu".

"Haruskah aku mendatangimu?" Tambah Dryan

Megi mengatur nafasnya untuk tidak menampilkan suara tangisan "tidak perlu"

"Megi akan aku berikan segala keinginan mu. Tunggu aku, aku akan pulang sekarang" ucap Dryan sambil beranjak dari tempat duduknya

Dengan sempoyongan Dryan berjalan keluar menuju mobilnya. Terlihat Jake-asisten Dryan yang duduk di kursi supir.

"Pulanglah aku yang akan membawa mobil, aku akan menjemput wanitaku"

Jake tak bisa membatah ucapan Dryan, yang ada ia yang akan di marahinya. Tapi Jake tetap mengikuti mobil Dryan di belakang.

Dryan masih sanggup untuk menyetir mobilnya. Walaupun kepalanya terasa sangat berat.

"Megi" panggil Dryan berharap sambungan telepon belum terputus

"Megi aku di mobil kamu dimana, aku akan-"

"Dryan kita sudah berpisah" ucap Megi tak bisa membendung tangisnya

"Kita sudah berpisah, aku sudah tidak tinggal di rumahmu lagi. Jangan menghubungiku lagi, ini sebagai perpisahanku" ucap Megi memutus sambungan telepon

Megi langsung mengelurkan rasa sesak yang ia miliki.

Dryan yang mendengar itu tak bisa berbuat apa-apa. Pikirannya kosong, tangannya lemas, dan yang terjadi selanjutnya mobilnya oleng. Mobilnya menambrak pembatas jalan.

Kepala Dryan terbentur stir mobil dan dahinya mulai mengeluarkan darah. Ucapan terakhir yang keluar dari bibir Dryan hanyalah permintaan maaf.

"Maaf Megi, maafkan aku, maaf memintamu pergi"

Jake yang melihat mobil atasaanya langsung memberhentikan mobilnya dan menelepon ambulan.

___

Arse merupakan kakek Dryan dan hanya satu-satunya keluarga yang Dryan miliki.

Arse melihat cucunya yang sudah dua bulan koma di rumah sakit. Dryan mengalami kecelakaan yang cukup parah, ia menyetir dengan keadaan mabuk.

Dokter mengatakan otaknya mengalami trauma parah sehingga membuat Dryan koma. Dan saat ia sadar nanti kakinya tak bisa berjalan dengan sempurna karena kakinya mengalami benturan parah.

Dan setelah hampir dua bulan dalam keadaan koma. Untuk pertama kalianya Dryan membuka mata.

Dryan sadar bahwa ketika ia bangun Megi tidak ada di sampingnya dan segala mimpi buruknya mengenai Megi yang pergi bukanlah sekedar mimpi.

"Kakek, aku merindukannya" Ucap Dryan ketika keadaanya telah stabil

continued

One ShotWhere stories live. Discover now