4. Aku Terobsesi?

488 69 6
                                    

4. Aku Terobsesi?

vote + komen + share [✓]

happy reading!

―↬❖↫―

"Iaros...?"

Saat itu adalah pertama kalinya Iaros bertemu dengan Ianel.

Di kampus, tidak ada seorang pun yang berani memperlakukan Iaros dengan semena-mena. Semua tunduk dan menghormatinya. Tentu saja, itu karena kuasa ayahnya sebagai pemilik kampus, dan karena dia adalah pewaris keluarganya.

Oleh karena itu, ketika mendengar orang lain memanggil namanya, Iaros merasa asing.

Pheron, orang terdekatnya karena keluarga mereka menjalin hubungan bisnis, sangat jarang memanggil namanya. Dia pasti akan berucap 'Hei', 'Kau', atau 'Woi'.

Begitu juga dengan anak-anak dari pebisnis yang berhubungan dengan ayahnya, mereka tidak pernah memanggil Iaros dengan nama depannya.

Terlebih, orang tuanya pun tidak bersikap seperti itu.

Menurut penilaian Iaros, mereka adalah orang tua yang baik di mata umum, tapi tidak di matanya.

Perhatian yang ditujukan mereka semata-mata hanya karena dia adalah anak tunggal yang di masa depan akan meneruskan bisnis keluarga Eperanto. Jadi, bagi Iaros sendiri, kasih sayang keluarga itu sangat jauh darinya.

Tapi, untuk pertama kalinya, ada yang memanggil namanya.

"A-aku kekasihmu!!"

Melihat kasih sayang di mata biru yang seperti laut itu, Iaros terpaku untuk sesaat. Namun, karena dia tahu seperti apa tekanan dari keluarganya dan seperti apa kehidupannya, Iaros pun menolak dengan dingin.

"Tapi jangan harap kau bisa masuk ke hidupku. Aku menolak perasaanmu."

Meskipun dia sendiri yang menolak, tapi dia sendiri yang gelisah. Sebab ini adalah pertama kalinya ada orang yang menyukainya dengan tulus.

Tapi aku tidak boleh membuat kelemahan.

Iaros mengepalkan tangannya dan mengusir rasa senang yang sempat singgah di hatinya. Tak lama kemudian, dia kabur dari rumah karena ada suatu 'alasan' yang membuatnya muak.

... Dan akhirnya bertemu lagi dengan gadis aneh itu.

Iaros menatap lekat rambut merah muda yang seperti permen kapas itu. Ia pun beralih menatap mata biru itu dan terdiam, seolah tersihir. Tanpa ia sadari, sentuhan tiba-tiba di sudut bibirnya membuatnya tersentak sebentar. Secara mendadak, jantungnya berdegup tak karuan.

Ini tidak benar.

Iaros merasakan bahaya yang akan mengancam jika dia masih bertahan dengan perasaannya saat ini.

Aku harus menjauh darinya.

Kala ia berpikir begitu, sebuah suara yang tajam terdengar di telinganya. Sesaat, Iaros meragukan pendengarannya.

"Jadi, Pangeran, kenapa kau bisa terluka?"

Sepasang mata biru yang selalu memancarkan kehangatan dan kasih sayang itu berubah drastis. Pandangan dingin yang membuat merinding itu menyadarkan Iaros tentang sesuatu.

Alasan dia tidak berhubungan dengan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan ayahnya adalah bukan karena dia sombong atau memilih-milih teman. Itu karena Iaros pikir mereka tidak kuat.

Kalau mereka lemah, siapa yang akan melindungi mereka saat kepala keluarga Eperanto bertindak?

Ayahnya sangat perhitungan. Dia hanya berhubungan dengan orang-orang tertentu saja, itu juga prinsip yang diterapkan pria itu pada putranya.

(HIATUS) Hello, Prince! (Iaros X Reader) Where stories live. Discover now