Part 14 (Amarah)

69 3 0
                                    

Assalamualaikumm gimana kabarnya semoga baik selalu ya..

Maaf baru bisa update lagi, semoga ngga bosen nungguin ya..

Yuk lah selamat membaca..

❤❤❤❤❤

"Abaikan rasa sakit itu , jika tidak kamu tak akan mendapatkan kebahagiaan Tania." Arsya

"Em begini gue kan mau keluar sebentar. Kebetulan lewat rumah suami lo, gimana kalo gue anter Tan?" tawar Arsya sambil melepaskan jas dokternya dan menyangkutkan ke kursi.

"Emangnya ngga ngerepotin."

"Ngga kok santai aja. Kebetulan ada yang gue cari."

"Udah mau aja Ta lagian abang mau beliin gue buah." Sahut Keisya sambil tersenyum.

"Ya udah deh. Kalo gitu gue pulang dulu Sya. Next time ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Bang hati-hati. Jangan sampe sahabat aku lecet." Gurau Keisya sambil membukakan pintu buat Tania dan Arsya.

"Iya gampang itu mah. Yang pasti diantar sampe rumah dengan selamat. Lo jangan bikin ulah, awas aja ruangan gue berantakan."

"Iya."

Setelah berpamitan dengan Keisya. Mereka pun langsung berjalan ke arah parkiran dan menuju ke arah mobil Arsya.

"Silahkan tuan putri.." Kata Arsya sambil membuka pintu di sebelah pengemudi. Diikuti oleh Tania yang masuk ke dalam mobil dengan senyum.

"Terima kasih." Arsya hanya mengangguk sambil masuk dan duduk di kursi pengemudi. Dan mulai melajukan mobil nya.

Tanpa di sadari oleh Tania ada seseorang yang sedang melihatnya. Dengan tatapan amarah.

💚💚💚


Setelah kepergian Tania Aldy pun masuk ke dalam rumah. Dan langsung mengambil kunci mobil. Dengan tergesa-gesa ia mengikuti taksi yang di tumpangi oleh Tania.

Setelah memarkirkan mobilnya. Aldy pun berjalan mencari kemana Tania. Niatnya ingin menemani Tania mengobati lukanya namun malah ia melihat Tania sangat akrab dengan salah satu dokter.

"Apa-apaan ini." Batin Aldy sambil. Memperhatikan dari jauh.

Jujur ia sangat bersalah telah berlaku kasar dengan Tania. Tapi rasa bersalah nya hilang saat melihat Tania dengan dokter itu.

"Kurang ajar.." Gumam Aldy sambil berjalan ke arah kantin.

Aldy menunggu Tania dengan hati yang tidak karuan. Sudah lima belas menit ia di kantin. Tapi tidak ada tanda-tanda Tania selesai.

Dengan hati yang tidak karuan Aldy pun bergegas membayar pesanan nya dan berjalan ke arah parkiran. Niatnya untuk pulang terhenti ketika melihat Tania di bukakan pintu oleh seorang laki-laki.

"Kurang ajar!! Itu kan dokter yang tadi." Seru Aldy sambil bergegas berjalan kearah mobilnya.

Aldy langsung menancap gas mobilnya. Menuju rumah nya sebelum Tania.

💚💚💚

Di dalam perjalanan hanya keheningan di antar Arsya dan Tania.

"Tania, kalo aku boleh tau ini perbuatan siapa?" Tanya Arsya setelah keheningan mendera.

"Kan sudah aku jawab tadi." Kata Tania sambil melihat ke arah luar.

Arsya diam ia bingung mau bicara apalagi. Jujur ia sangat patah hati saat mengetahui orang yang dari dulu ia cintai secara diam-diam telah menikah. Ia adalah tipe orang yang ngga bisa diam.

"Emm.. maaf saya terlalu ikut campur." Kata Arsya sambil tersenyum kikuk.

"Ngga apa-apa dok."

"Oh iya ngga apa-apa kan saya mampir ke toko buah dulu."

"Iya dok ngga apa-apa. Santai aja, lagi pula itu buat Keisya kan?"

"Iya, itu anak semenjak pulang dari Mesir. Selalu ngerecokin aku, apalagi sekarang dia udah nikah. Masih aja apa-apa aku, untung adik sendiri kalo bukan udah aku buang itu anak." Kata Arsya sambil fokus mengemudi.

"Apa dok Keisya udah nikah!" Seru Tania sambil menghadap kearah Arsya.

"Iya, baru 2 hari yang lalu." Kata Arsya santai.

"Kok dia ngga bilang sama aku sih."

"Ahahaha... Kalian itu sama, sama-sama hilang kabar eh pas ketemu udah nikah semuanya."

"Ngga sama dok, Keisya pasti nikah dengan orang yang dia cintai bahkan mencintai dia. Beda dengan aku, aku nikah karena hanya perusahaan ayah.. Suami aku jauh dari kata baik, dok. Dia selalu menyiksa ku bahkan dia menyuruhku untuk menandatangani surat perjanjian pra nikah." Kata Tania sambil menahan air mata nya. Tapi semakin ia tahan air mata itu pun lolos membasahi wajahnya.

Arsya yang melihat Tania menangis langsung menepikan mobilnya. Dan memberikan ruang untuk Tania mencurahkan isi hatinya. Jujur saat ini ia merasa sakit saat melihat orang yang ia cintai terluka bahkan tidak bahagia.

"Andai bunuh diri itu tidak dilarang sudah dari dulu dok aku lakukan. Aku capek selalu menahan rasa sakit. Capek selalu menampilkan topeng sandiwara. Aku bertahan hanya demi ayah dan juga bunda."

"Abaikan rasa sakit itu , jika tidak kamu tak akan mendapatkan kebahagiaan Tania."

"Bagaimana dok? Hah bagaimana caranya. Apa dengan melukai diri atau dengan minum obat?" Kata Tania sambil menatap Arsya dengan berurai air mata.

Mata itu mata yang selalu memancarkan keteduhan serta ketenangan kini memancarkan kekecewaan dan keputusasaan. Arsya kecewa karena ia terlambat datang. Andai saja saat Rendy mengatakan Tania akan menikah ia langsung datang bukan malah mencari Keira. Ini semua pasti tidak terjadi.

"Maafkan aku Tania, maaf aku terlambat. Tapi kamu tenang bagaimana pun keadaan kamu aku akan mendukungmu dan akan selalu berada di sampingmu apapun terjadi." Batin Arsya sambil merengkuh tubuh Tania kedalam pelukannya.

"Kamu wanita yang kuat, kamu pasti bisa. Bukan dengan menyakiti diri kamu akan terbebas dari semua ini. Bukan dengan itu, tapi dengan kamu mengikhlaskan semuanya serta menyerahkan nya kepada sang maha kuasa. Kamu akan mendapatkan ketenangan."

"Iya, maafkan aku dok udah lancang memeluk dokter." Kata Tania sambil melerai pelukan nya.

"Tidak apa-apa, dan kita kan sedang diluar bahkan status kita sudah beda. Jadi, kamu harus memanggil saya dengan sebutan nama. Panggil aku Arsya, oke Tania."

"Baik dok, eh mas Arsya." Kata Tania sambil tersenyum.

"Nah ini baru cantik, jangan pernah kamu tumpahkan air mata mu hanya untuk laki-laki yang tidak bertanggung jawab."

"Iya mas Arsya, semoga mas bisa menyembunyikan ini dari Keisya ya. Aku tidak ingin menambah pikiran nya."

"Baik tidak akan, bisa kita lanjutkan lagi?" Tanya Arsya yang hanya di jawab dengan anggukan kecil dari Tania. Arsya pun melajukan kembali mobilnya.

Setelah kejadian tadi di dalam mobil hanya ada keheningan.
Yang sangat akward, Arsya bingung. Mau memulai dari mana. Dan ia pun memilih diam.







Gimana part ini..

Semoga suka ya...

Terima kasih udah setia..

Jangan lupa vote sama coment ya..

Tbc...

IAM, 11/05/23







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Izinkan Aku MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang