𝟎𝟑. THE NIGHT WE MET

927 162 0
                                    

❝ BIASANYA YANG TAMPAN BEGINI, DIAM DIAM SEORANG KRIMINAL

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BIASANYA YANG TAMPAN BEGINI, DIAM DIAM SEORANG KRIMINAL.

⠂⠂⠂

PERSEDIAAN MAKANAN (NAME) SUDAH HABIS. Di tengah malam begini, lagi lagi ia terpaksa pergi ke minimarket sebab persediaan makanan— lebih tepatnya mi instan milik (Name) telah habis.

Dengan pakaian tidur dan hoodie abu-abu kebanggaannya, (Name) berjalan dengan lesu menuju minimarket. Padahal hanya berjarak beberapa meter, namun terasa di ujung Korea.

"Oi, Hyungseok! Apa kau tahu ramyeon yang tidak terlalu mahal?" tanya (Name). Lelaki yang dipanggil 'Hyungseok' pun mencarikan (Name) ramyeon yang cukup murah di kantong pengangguran sepertinya. "Sial, aku sedang kere. "

"Ah ... I-ini yang paling murah (Name)... " Hyungseok memberikan sebuah cup ramyeon dengan tangannya yang bergetar. (Name) mengernyit, "Ada apa? Apa kau dibully lagi? "

Hyungseok menggeleng dengan cepat, "Tidak ada yang membully ku kok! " (Name) menghela napasnya kasar. Gadis tersebut mencubit pelan Hyungseok, "Kau tidak pandai berbohong ya, bodoh. "

Dilihat dari mana pun juga Hyungseok terlihat seperti seseorang yang dihantam oleh atlet MMA. "Ah terserah lah, jangan lupa obati dirimu. Ini ambil uangku, ku lebihkan sedikit, ambil saja kembaliannya," ucap (Name) sambil melempar uangnya di atas meja kasir.

Hyungseok menatap (Name) dengan wajah yang berseri-seri sambil memegang pipinya yang terasa sakit ulah cubitan dari (Name). "(Name)-noona tidak pernah berubah ya ... "

(Name) membuka penutup ramyeonnya setengah, kemudian memasukkan air panas dan menunggu sampai mi nya menjadi lembek. Sembari menunggu, ia memainkan ponselnya dengan santai. Sesekali ia tertawa terbahak-bahak sebab menonton video yang sedikit nyeleneh. - jokesnya nem emang gapernah bener -

"Ah ... Mi ku sudah matang ... " Dengan gerakan yang cepat gadis itu membuka bumbu-bumbu mi instannya. Di saat ia sedang mengaduk-aduk mi nya, seorang yang ia cukup yakin merupakan seorang lelaki duduk di depannya dengan pakaian yang cukup mencurigakan.

Bagaimana tidak mencurigakan? Lelaki tersebut menggunakan topi hitam, hoodie hitam, celana panjang hitam, kacamata hitam dan masker hitam menutupi wajahnya. Terlebih lagi lelaki tersebut tiba-tiba duduk di depan (Name) yang akan menikmati mi instannya.

"Uh... Maaf, apa kau ada keperlu—" Belum sempat (Name) menyelesaikan kalimatnya, lelaki tersebut menaruh telunjuknya di depan bibir (Name).

"Shh! Diam, aku sedang dikejar... " Dari napasnya yang terengah-engah, (Name) dapat mengetahui bahwa lelaki tersebut sedang dikejar tanpa diberi tahu.

"Hey... Yang benar saja, masa aku sekarang berhadapan dengan seorang kriminal? " (Name) terus berperang batin dengan dirinya sendiri. Ia bingung, apakah ia harus pergi atau tetap terdiam kaku di depan lelaki mencurigakan ini.

Diam-diam (Name) mengetik nomor polisi. Sayangnya, lelaki di depannya ini terlalu peka dengan situasinya. Lelaki tersebut mendekat pada (Name) yang memasang mimik wajah tegang, "Jangan coba coba menelepon polisi. "

"H-Hai'... " Sial. Sisi wibu (Name) keluar begitu saja. (Name) merutuki dirinya yang keceplosan mengucapkan kata-kata dalam bahasa Jepang.

Lelaki di depannya kini mengernyit, "Kau... Tidak mengenaliku? " (Name) menatap lelaki aneh tersebut dengan bingung, "Heol... Memangnya dia siapa? Artis kah? "

Melihat wajah kebingungan (Name) membuat lelaki tersebut bernapas dengan lega. Baru saja lelaki aneh itu akan berbicara kembali, sekerumunan perempuan berlarian di belakangnya.

Seorang perempuan yang memegang banner dengan tulisan '사랑해, 강다겸!!! ' (Aku mencintaimu, Kang Dagyeom!!!) menghampiri (Name) yang sama sekali belum bisa memakan mi instannya.

"Permisi... Apa kau melihat lelaki dengan rambut berwarna pink lewat sini?"

(Name) mencoba memasang wajah berpikir, "Ah maaf... Sepertinya aku tidak melihat ada lelaki dengan rambut berwarna pink di sini... " Senyuman terpaksa terbit dari wajah (Name).

"Ah tidak apa apa. Terima kasih, maaf mengganggu waktumu... "

Dibalas anggukan oleh (Name) sebagai jawaban. "Jadi... Apakah kau pria yang sedang dicari cari oleh penggemarmu itu?"

Lelaki tersebut melepas topi, tudung hoodie, kacamata dan maskernya. "Wow... Tampan... " Jujur saja, siapapun yang pertama kali melihat pasti akan terpesona.

"Jangan beritahu siapapun mengenai kejadian hari ini. Kau paham?"

(Name) lagi lagi memasang tampang seolah-olah sedang berpikir, "Ya boleh saja... Asalkan kau mengirimkan ku uang setiap bulan. " Lelaki di depan (Name) memasang wajah tercengang, pertama kali dalam hidupnya bertemu seseorang seperti (Name).

"Memangnya kau ini sugar baby ku apa?" (Name) mendengus tidak peduli. Kemudian ia memakan mi instannya yang sebelumnya tak sempat ia makan.

"Kalau tidak mau ya sudah, aku tinggal melaporkannya. " Lelaki rambut pink tersebut tersenyum remeh, "Kalaupun kau melaporkannya, tidak akan ada yang percaya padamu. "

(Name) mengunyah mi nya dengan cepat, gadis tersebut memasang senyuman yang cukup mencurigakan. "Aduh... Sayangnya aku merekam percakapan kita daritadi. "

Bukannya merasa panik, lelaki rambut pink tersebut malah merasa tertantang. Lelaki tersebut tertawa kecil sambil menutupi matanya. Ia beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan sebuah kartu nama dan nomor teleponnya.

"Hubungi aku jika kau butuh sesuatu. "

Sementara itu, (Name) menghela napasnya lega. Jujur saja walaupun ia bertindak seperti tadi, ia sangat tegang. Giginya bahkan tak berhenti ikut gemetar.

"Sial sial sial... Sepertinya aku mendapat masalah di sini... "

⠂⠂⠂

TO BE CONTINUED . . .

𝐁𝐎𝐘𝐅𝐑𝐈𝐄𝐍𝐃,K. DAGYEOMWhere stories live. Discover now