Chapter 43 : Kakacuan Pesta Natal

Start from the beginning
                                    

Luna dengan senang hati menerima uluran tangan Rolf. "Baiklah, Rolf!" mereka berdua berjalan ke lantai dansa.

Sial bagi Neville, Rolf dan Luna ternyata berdansa di samping dirinya dan Astoria. Neville tampak sangat tertekan karena harus menahan wajahnya agar tidak sedih.

Astoria mengerti dengan kesusahan Neville pun berinisiatif untuk membantunya. "Neville, sebaiknya kita istirahat dulu."

"Baiklah." karena Neville ingin menjauh dari pasangan itu.

Setelah beberapa jam kemudian, Draco dan Hermione pergi dari lantai dansa untuk melaksanakan tugas Professor Mcgonagall. Yaitu mengawasi dan mendisplinkan para murid yang berbuat onar di Pesta ini.

"Kita mulai dari mana?" tanya Hermione. Draco pun melihat sekeliling mereka.

"Sepertinya kita bisa mulai dari sana." Draco menunjuk seorang pemuda yang tengah memaksa seorang gadis yang dia tahan di sudut Ruangan yang lumayan sepi. Orang-orang di sekitarnya tampak tidak perduli dengan gadis yang membutuhkan bantuan itu.

Draco langsung berjalan ke arah sana dan Hermione mengikutinya dari belakang.

Draco segera menahan tangan pemuda yang mencoba untuk memukul gadis yang ditahannya itu. Hermione dengan cepat menarik gadis itu untuk berada di sampingnya. Pakaian gadis itu berantakan dan terlihat air mata yang mengering di kedua pipi gadis muda itu.

"BERANINYA KAU MENGHALANGIKU!" tampaknya pemuda itu mabuk.

"Berani sekali kau berteriak padaku, kau bahkan ingin memukul gadis itu!"

"APA URUSANMU, MALFOY!"

"Aku Ketua Murid di sini!"

"CK! JANGAN SOK KAU MANTAN PELAHAP MAUT!"

Draco kini tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia dengan cepat melapalkan mantra tanpa tongkat untuk memukul pemuda itu.

Pemuda itu jatuh dengan luka lebam di sekujur tubuhnya dan mulutnya mengeluarkan darah. Beberapa orang yang berada di dekat mereka hanya menonton kejadian itu dalam diam.

Draco menatap pemuda yang kesakitan itu dengan tatapan ingin melenyapkan orang itu.

"Sec-" Hermione yang tahu mantra apa yang akan dikeluarkan Draco segera menutup mulut pemuda itu. Dengan bentakan dia memerintahkan dua orang untuk membawa pemuda yang mabuk itu ke Hospital Wings.

Hermione juga menoleh pada gadis yang menjadi korban. "Sebaiknya kau temui Professor Mcgonagall untuk minta izin kembali ke Asrama duluan, jangan lupa untuk mengajak beberapa temanmu." gadis itu mengangguk dan langsung pergi sesuai perintah Hermione.

"Sekarang ayo kita pergi dari sini, Drake." gadis Granger itu menyeret Rekan Ketua Muridnya keluar dari Ruangan dan pergi ke tempat yang sepi.

Hermione mendudukkan Draco pada sebuah batu yang ada di Halaman Hogwart. "Tenanglah Draco! Aku tahu kau marah, tapi kau harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan mantra yang akan membuatmu terkena masalah!" omel Hermione.

Draco tidak menjawab, pemuda hanya diam sambil menatap rumput dengan wajah yang ingin menghancurkan siapa pun.

Mereka bahkan bolos perintah Professor Mcgonagall untuk mengawasi para Murid di Pesta dansa.

Hermione pun duduk di samping Draco dan ikut memandang rumput.

Tiba-tiba, ada yang datang dan segera menarik tangan Hermione. "Mione! Kami membutuhkan bantuanmu! Ayo!" ucap Susan Bones yang langsung menyeret Hermione pergi meninggalkan Draco.

"Tapi Susan-" Hermione menatap pada Draco. Tapi Susan dengan cepat menyeretnya pergi.

Draco ingin menyusul Hermione, namun siluet seseorang yang mencurigakan membuat dia mengurungkan niatnya mengikuti Hermione. Tanpa pikir panjang atau menunggu Hermione, ia langsung mengikuti pemuda asing itu.

...................

Di tempat lain, Hermione selesai membantu Susan. "Terima kasih, Hermione!"

"Sama-sama." ternyata ada beberapa Hufflepuff tahun kelima yang terjebak oleh mantra dari salah satu di antara mereka di Hutan Kematian. Untung saja Susan dan Ernie sedang iseng mengunjungi Hutan Kematian. (ngapain mereka berdua di Hutan Kematian👀)

"Lain kali kalian harus berhati-hati," ucap Hermione.

"Baik."

Tak berapa lama, ada mantra yang terlempar ke arah mereka. Mantra itu mengikat masing-masing tubuh para murid Hufflepuff dan tubuh mereka melayang ke atas. Hermione yang melihat itu terkejut.

"Lama tidak bertemu, Hermione." gadis Granger itu segera menoleh setelah mendengar suara anggun itu.

Terlihat seorang gadis cantik dengan gaun putih berdiri di depannya beberapa meter dan mengulurkan tongkat ke arah Hermione.

Reflek Hermione mengulurkan tongkatnya pada Emma.

"Sedang apa kau di sini, Emma!" seru Hermione.

Dengan suara yang anggun, Emma menjawab pertanyaan Hermione.

"Untuk apa aku di sini? Aku ingin bertemu denganmu, Mione sayang. Aku merindukanmu...apakah kau tidak merindukanku?" Emma mengeluarkan senyuman menawannya.

Hermione diam. Dia bersiaga pada Emma yang mungkin akan melemparkan mantra padanya. Dia tidak boleh lengah, karena gadis yang berdiri di depannya itu adalah keturunan Medeia Kirk.

Bersambung
.
.
.
.
.

Note : Nanti sisa gaunnya Author tampilin di sini, soalnya ada masalah sama hp Author jadi harus di Service dulu😭 Dan ini Author lagi pake hp ortu dan di hp ortu ini gak ada gambar gaun²nya. Jadi mohon maklum ya readers.

Note lagi : Dimulai dari chapter ini, kita akan memasuki konflik utama dan kedepannya akan banyak pertarungan mantra antara kubu Hermione dan Emma!!!

Jangan lupa vote dan komen.

I Will Protect You 2 (War Of Wizarding World)Where stories live. Discover now