01

77.1K 7.4K 91
                                    


   Disalah satu ruangan rumah sakit terlihat seorang pemuda tampan dengan wajah putih pucatnya terbaring lemah diatas brankar.

Pemuda yang terbaring itu perlahan-lahan membuka matanya, ia mengerjabkan matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya ruangan yang masuk ke retina matanya.

Setelah mata indah itu terbuka sempurna pemuda itu terlihat sedang mengamati keadaan sekitar.

"Anjing, gara-gara si raksa gue diseret sama truk mana sakit banget lagi" gumamnya ketika mengingat kejadian yang ia alami sebelumnya. "Ini dirumah sakit mana lagi? Dan orang tua gue mana si raksa juga ga keliatan batang idungnya". Ucap pemuda yang tak lain adalah Shaka.

"Yakali dia ga jengukin gue yang lagi sekarat kek gini".

Saat sedang asik bergumam sendiri tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka menandakan ada seseorang yang datang.
Shaka yang mendengar suara pintu dibuka itu langsung menatap kearah pintu untuk melihat siapa yang datang.

Seorang pria tampan dengan tinggi 180 cm terlihat memasuki ruangan yang ditempati oleh Shaka. Shaka yang melihat pemuda itu mengernyitkan dahinya,seingatnya dia tak pernah melihat pemuda di depannya itu.

"Siapa Lo, main masuk-masuk aja keruangan gue" ucap Shaka agak keras kepada pemuda tersebut. Pemuda yang baru saja masuk itu terlihat menatap Shaka dengan bingung, lalu tanpa menjawab pertanyaan Shaka pemuda itu berjalan mendekat ke brankar tempat Shaka berbaring.

Shaka yang melihat pemuda itu mendekat langsung bangkit dari tidurnya dan posisinya sekarang adalah duduk bersila di atas brankar. "Budeg ye mulut lo, makanya diem doang" sembur Shaka pada pemuda yang kini sudah berdiri di depannya.

"Udah sadar Lo" tanya pemuda tadi sambil menatap Shaka. "Lah Lo liatnya gimana? Atau jangan-jangan Lo buta ye" tuding Shaka , pemuda di depannya itu cukup bisa membuat dia emosi padahal sudah jelas-jelas Shaka sudah bisa duduk sambil berbicara panjang kali lebar tetapi pemuda itu masih menanyakan hal seperti itu.

"Lo siapa sih? Keluar sana ganggu orang aja. Gue laporin polisi mampus ntar Lo" ketus shaka, pemuda itu lagi-lagi menatap Shaka dengan wajah bingungnya.

"El Lo ngomong apaan sih?" Tanya pemuda itu. "Apaan si sok kenal banget Lo, siapa yang Lo panggil El hah?" Pemuda jangkung tadi langsung menunjuk kearah Shaka.

"Gue?" Tanya Shaka sembari menunjuk dirinya sendiri, pemuda itu hanya mengangguk. "Gue Shaka anjing, sejak kapan gue ganti nama jadi El dan Lo, gue ga kenal sama lo" cerocos Shaka karena pemuda itu salah dalam memanggil namanya.

"Apaan si El, nama Lo dari dulu itu emang xiel kan." Shaka yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, sudah jelas-jelas orang tuanya menamai dia Helga reashaka mahatma dari kecil.

"Bentar-bentar kok gue baru sadar ya dari tadi suara gue beda" batin Shaka ketika baru menyadari sesuatu. "Ekhm, nama Lo siapa?" Tanya Shaka pada orang didepannya itu.

"Lo nanya nama gue? Gausah becanda deh El gue males ngeladenin Lo" sahut pemuda itu sambil menatap Shaka dengan tatapan malasnya. "Siapa yang becanda anjing gue seriusan nama Lo siapa?" Tanya Shaka lagi.

"Gue Afreen rasgav Andara, kenapa hah?" Nyolot pemuda yang akrab disapa ren tersebut. "Andara? Afreen? Kek kenal anjir tapi dimana?" Batin Shaka ketika mendengar nama pemuda di depannya itu.

"Oi, malah ngelamun Lo" monolog ren sambil melambaikan tangannya di depan wajah Shaka. "Hah?" Lirih Shaka ketika sadar dari lamunannya.

"Eh anu bantuin gue ke kamar mandi dong" pinta Shaka pada ren. Ren langsung memapah Shaka menuju kamar mandi di ruangan tersebut. "Makasi ye, Lo tunggu disana aja gue cuma bentar kok" ucap Shaka lalu segera menutup pintu kamar mandi.

Become the Antagonist °xiel° (Tamat)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ