19. Juno Tak Rela

716 22 0
                                    

Chapter sebelumnya telah ditarik.

Baca selengkapnya di versi ebooknya.
Link ada di profilku.

HEPI reading.

🌸🌸❤️🌸❤️🌸🌸
.

Teman-teman Rama tak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Rama.  Mereka mengerubungi Jum dan dengan antusias meraba tubuh semok Jum.  Ada yang meremas dadanya, ada yang meremas pantatnya, sebagian memainkan lidahnya di tengkuk Jum.

Jum semakin keras menggigit bibirnya, dia tak ingin melenguh menunjukkan gairah yang melandanya.  Rama yang melihat itu jadi gemas, dia menyambar bibir Jum dan memagutnya kasar.  Lidahnya merangsek masuk dan memilin kuat lidah Jum.  Tak tertahankan lagi, Jum mendesis dan melenguh bak wanita jalang.

“Kamu memang lonte, Mbak.  Gak usah sok jual mahal, murahan!” ledek Rama.

Airmata Jum meleleh diperlakukan tak senonoh seperti ini.  Padahal dia telah menutupi kesalahan Rama di depan ibunya, namun bukannya membaik ... Rama malah semakin menjadi.  Jum tak tahu harus berbuat apa, dia hanya pasrah saat Rama menanggalkan daster tipisnya.  Di balik daster itu dia hanya mengenakan celana dalamnya.  Susunya yang montok bergoyang lembut seiring napas memburu Jum. 

“Wah, susunya juara, Ram.  Gue cicipi dulu ya,” celetuk salah seorang teman Rama yang berdiri tepat di depan Jum. 

Tanpa membuang waktu mulut cowok itu menyosor ke dada kiri Jum, dia mengenyot susu Jum dengan agresif seperti bayi kelaparan yang menetek pada ibunya.  Payudara kanan Jum tak dibiarkan menganggur, teman Rama yang lain langsung mendominasi di sana.  Lidahnya bergoyang mengguncang puting Jum yang telah mengeras.

Jum mendongak keatas dengan bola matanya nyaris memutih.  Dia gagal mempertahankan kewarasannya.  Segala penjuru tubuhnya sedang dinikmati pejantan-pejantan muda penuh nafsu yang mempermainkannya dengan menggunakan bibir dan lidah mereka.  Celana dalamnya telah terkoyak dan teronggok di lantai.  Jum telanjang bulat dan dibaringkan di atas lantai.  Rama memilih mengerjai kewanitaan Jum.  Mulut dan lidah cowok itu sedang mengobel-ngobel liang vaginanya dengan cepat.

“Aaah ....”  Jum melenguh keras.  Cairan kewanitaannya muncrat membasahi wajah Rama. 

Rama mengusap wajahnya sambil tersenyum sinis.
“Enak, Mbak?  Tadi sok nolak, sekarang buktinya ketagihan kan?”

Jum membuang wajahnya.  Dia sangat malu, harga dirinya terhempas ke dasar.  Namun mereka masih belum puas mempermalukannya.

“Eh, lonte.  Jangan mau enaknya doang.  Puaskan kami juga dong!”

Seseorang yang sebelum ini mencium paksa bibir Jum, menyodorkan penisnya di depan mulut Jum dan memaksa memasukkan ke dalam mulut Jum.  Otomatis Jum mengulum kontol orang itu, lidah terjulur menjilat batangnya.  Sesekali dia menghisap kontol cowok itu. 

“Aduh, Ram!  Lo nemuin pembokat ini dari rumah bordil mana?  Gila!  Pintar sekali dia mengoral gue!” seru cowok itu sembari menjambak rambut Jum dan menggerakkannya maju mundur di depan selangkangannya.

“Dia mantan pengasuh gue dulu.  Siapa yang tahu, mungkin di kampung dia biasa ngelonte ... gak heran pintar ngentot,” sahut Rama acuh.  Dia tak peduli hati Jum sakit mendengar ocehannya.

Rama bersiap menyetubuhi Jum.  Dia memasukkan penisnya ke liang vagina Jum dalam sekali tusukan.

Bleees!

Sampai disini dulu ya.  Lanjutannya ada di versi ebooknya.  Hehehe...

==== >(*~*)< ====

Bersambung

43. JUM (21+) / TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang